Tanggapan Presiden Jokowi Disebut King of Lip Service oleh BEM UI
"Dulu ada yang mengatakan saya ini klemer-klemer. Ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo," katanya dilansir dari channel Youtube Sekretariat Pres
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Presiden Joko Widodo menanggapi kritik Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) mengenai dirinya yang disebut the King of Lip Service.
Menurut Jokowi, hal seperti itu sudah sejak lama.
"Dulu ada yang mengatakan saya ini klemer-klemer. Ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo," katanya dilansir dari channel Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi mengatakan, setelah itu ada yang menyebut dirinya otoriter.
"Kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh," katanya.
• Harta Kekayaan Rektor UI Ari Kuncoro Sekaligus Komisaris Independen BRI
"Dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini bapak bipang dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai the King of Lip Service," ungkap Jokowi.
Menurut presiden, hal itu bentuk ekspresi mahasiswa.
Dan di negara demokrasi seperti Indonesia, kritik itu boleh-boleh saja.
"Dan universitas tidak perlu menghalani mahasisa untuk berekspresi," kata Jokowi.
"Tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, budaya kesopan-santunan," lanjutnya.
"Ya, saya kira biasa saja. Mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat," katanya.
• Poster UI Viral Lagi ! Gara-gara Posting Jokowi The King of Lip Service , BEM UI Dipanggil Rektorat
Jokowi mengatakan, saat ini yang penting adalah kita semuanya memang bersama fokus penanganan pandemi Covid-19.
Sebelumnya, BEM UI mempublikasikan postingan berjudul Jokowi: The King of Lip Service di akun media sosial mereka.
Dalam postingan tersebut, BEM UI mengkritik Presiden Jokowi yang kerap kali mengobral janji.
Postingan itu juga menyindir sejumlah janji dan keputusan Jokowi, mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.
Usai unggahan tersebut ramai dibicarakan, pihak rektorat UI pun sudah melakukan pemanggilan kepada 10 mahasiswa pada hari Minggu 27 Juni 2021.
Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi (KIP) UI, Amelita Lusia menyebut, pemanggilan itu merupakan bagian dari langkah pembinaan.
• BREAKING NEWS - Pontianak Zona Merah COVID-19, Sutarmidji Minta Pemda Perketat Penerapan PPKM Mikro
Menurutnya, Rektorat Universitas Indonesia (UI) menilai Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI melanggar peraturan dengan mengunggah poster kritik berupa meme "Jokowi: King of Lip Service" yang kemudian viral di media sosial.
Rektorat mengklaim, UI menghormati penyampaian pendapat, tetapi poster kritik BEM UI dianggap tak sesuai koridor hukum.
"Selama menyampaikan pendapat, seyogianya harus menaati dan sesuai koridor hukum yang berlaku," ujar Amelita Lusia, dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, semalam.
"Hal yang disampaikan BEM UI dalam postingan meme bergambar Presiden Republik Indonesia yang merupakan simbol negara, mengenakan mahkota dan diberi teks 'Jokowi: The King of Lip Service'," katanya.
"Juga meme lainnya dengan teks 'Katanya Perkuat KPK Tapi Kok?', 'UU ITE: Revisi Untuk Merepresi (?)', dan 'Demo Dulu Direpresi Kemudian' bukanlah cara menyampaikan pendapat yang sesuai aturan yang tepat karena melanggar beberapa peraturan yang ada," lanjutnya.
Amelita tak merespons ketika ditanya lebih jauh soal peraturan mana yang dilanggar BEM UI lewat unggahan itu, apakah peraturan kampus atau peraturan perundang-undangan.
Namun, yang jelas, Presiden RI bukan simbol negara, jika hal itu yang dinilai sebagai pelanggaran.
• Wakil Wali Kota Pontianak Sebut Vaksinasi di Pontianak Sudah Mencapai 80 Persen
Dalam UUD 1945 dan UU Nomor 24 Tahun 2009, ditegaskan bahwa simbol negara adalah bendera Merah Putih, bahasa Indonesia, burung Garuda dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, serta lagu kebangsaan "Indonesia Raya".
Alami Peretasan Akun
Sejumlah anggota BEM Universitas Indonesia (UI) mengalami peretasan media sosial pada Senin 28 Juni 2021, buntut unggahan poster kritik berjudul "Jokowi: King of Lip Service" yang membuat mereka dipanggil oleh rektorat.
Ketua BEM UI Leon Alvinda menyebutkan, sedikitnya ada lima anggota BEM yang mengalami peretasan, termasuk dirinya.
Akun media sosial yang diretas, yakni WhatsApp, Telegram, dan Instagram.
Pertama, peretasan menimpa akun Instagram Syahrul Badri selaku Kepala Departemen Aksi dan Propaganda BEM UI, Minggu malam.
Departemen ini ada di balik terbitnya poster kritik terhadap Jokowi kemarin.
"Akun Instagram Syahrul Badri mengalami restriction, setelah mengunggah beberapa postingan di Insta Story menyangkut surat pemanggilan fungsionaris BEM UI oleh pihak UI," ujar Leon ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin.
Syahrul Badri disebut belum dapat mengakses kembali akun Instagram tersebut hingga sekarang.
Peretasan kedua terjadi pada dini hari tadi.
"Pukul 00.56, akun WhatsApp Tiara (Kepala Biro Hubungan Masyarakat BEM UI 2021) tidak dapat diakses dan tertulis bahwa akun tersebut telah keluar dari telepon genggam Tiara," kata Leon.
Upaya peretasan ketiga dialami oleh Koordinator Bidang Sosial dan Lingkungan BEM UI, Naifah Uzlah, pada Senin pukul 02.15 WIB.
Keempat, peretasan dialami Wakil Ketua BEM UI, Yogie Sani.
Akun WhatsApp-nya tak dapat diakses dan muncul notifikasi bahwa akun tersebut telah digunakan di ponsel yang lain.
Peretasan itu terjadi pukul 07.11 WIB dan Yogie disebut berhasil mendapatkan kembali akses WhatsApp-nya sembilan menit berselang.
Selain empat orang itu, Leon mengaku baru saja mengalami upaya peretasan pada pukul 11.04 WIB tadi.
Akun WhatsApp-nya mendadak tak bisa diakses, akun Telegram-nya melaporkan ada upaya login dari pihak tak dikenal.
_____________________
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "UI Anggap BEM "Langgar Peraturan" karena Bikin Meme "Jokowi: King of Lip Service"
Penulis : Vitorio Mantalean
Editor : Egidius Patnistik
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Medsos 5 Anggota BEM UI Diretas Setelah Unggah Meme "Jokowi: King of Lip Service"
Penulis : Vitorio Mantalean
Editor : Sandro Gatra