Liputan Khusus
Kuota Murid Baru Membeludak, Hari Ini Terakhir PPDB Online di Kalbar
Kadang mereka banyak daftar di satu sekolah yang jadi pilihan faktor kenyamanan dalam pelayanan
Menurut Tulus, kemungkinan banyak siswa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan atas. Karena, dirinya juga mendapatkan informasi ada beberapa sekolah yang masih belum terpenuhi kuota penerimaannya.
"Nampaknya banyak siswa yang tidak melanjutkan, karena di beberapa sekolah juga belum penuh," terangnya.
Tulus mengungkapkan, PPDB online di sekolahnya berjalan lancar meskipun sempat ada hambatan jaringan. Namun, pihaknya telah menyiapkan posko pelayanan.
"Pelaksanaan PPDB berjalan lancar, sebenarnya sekolah memfasilitasi jika ada kendala masalah jaringan dan hal lain bisa dibantu oleh panitia di sekolah. Panitia berada di sekolah setiap hari dari pukul 08.00 WIB," ungkapnya.
Tulus berharap, para siswa yang sekolah dapat menentukan minat dan bakat sesuai kemampuan masing-masing. "Dengan tidak adanya sistem zonasi bagi calon siswa SMK diharapkan mereka dapat sekolah sesuai dengan minat dan bakatnya, baik di bidang akademis maupun non akademis," ujar Tulus.
Ia menilai, lulusan dari SMK dituntut dapat menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, terkhusus pada dunia kerja.
"Lulusan SMK dituntut, menguasai kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan dunia industri saat ini. Yang mana kesenjangan antara lapangan kerja dan pencari kerja sangat tinggi, maka SMK adalah jawaban dan solusinya," imbuhnya.
Tulus mengajak siswa yang akan melanjutkan pendidikan untuk masuk ke SMKN 1 Sukadana dan mengembangan kemampuan para peserta didik. "Ayo masuk SMKN 1 Sukadana. Siap menjadi yang terdepan," tukasnya.
Keluhan Orangtua
Sejumlah orangtua murid di Ketapang mengeluh dengan PPDB secara online untuk jenjang SMA/SMK. Orangtua murid mengeluhkan website pendaftaran yang sulit untuk diakses.
Orangtua murid, Nazirin (45) warga Kecamatan Delta Pawan mencoba mendaftarkan anaknya ke SMKN 1 Ketapang. Ia mengaku, saat mencoba mengakses website pendaftaran kerap tidak dapat masuk.
Menurutnya hal itu terjadi akibat banyaknya pengunjung yang ingin mendaftar secara bersamaan sehingga website tersebut down.
"Kalau coba dari pagi hingga siang tidak bisa. Kalau malam hari baru bisa diakses," kata bapak dari tiga anak ini.
Setelah beberapa kali mencoba mendaftar secara online, Nazirin pun terpaksa datang langsung ke sekolah untuk memastikan apakah anaknya telah terdaftar atau belum.
"Saat saya datang katanya sudah terdaftar. Kalau apakah diterima atau tidak katanya pengumumannya tanggal 3 Juli," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, ia pun berkeluh dengan PPDB secara online ini. Ia pun turut membandingkan PPDB secara manual seperti tahun-tahun sebelumnya yang dianggap lebih mudah dan jelas. "Lebih baik manual lah kayak dulu-dulu. Jelas tidak ribet," pungkasnya.