Liputan Khusus
Kuota Murid Baru Membeludak, Hari Ini Terakhir PPDB Online di Kalbar
Kadang mereka banyak daftar di satu sekolah yang jadi pilihan faktor kenyamanan dalam pelayanan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kuota pendaftaran murid baru di sejumlah sekolah membeludak jelang penutupan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online SMA-SMK Se-Kalbar Tahun Ajaran 2021/2022.
Hingga Senin 21 Juni 2021 total pendaftar SMA/SMK Se-Kalbar telah mencapai 60.627 orang.
Pendaftaran PPDB Online SMA/SMK di Kalbar telah dibuka sejak Selasa 15 Juni 2021 lalu dan akan ditutup pada hari ini, Selasa 22 Juni 2021 pukul 23.59 WIB.
Kepala Bidang (Kabid) SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalbar, Fatmawati mengungkapkan, belum ada rencana untuk perpajangan waktu pendaftaran PPDB, sebab pada Sabtu dan Minggu pelayanan tetap dibuka.
Fatmawati mengungkapkan, sehari jelang pendaftaran ditutup, pendaftar di SMAN 03 Kota Pontianak sementara mencatatkan jumlah pendaftar terbanyak di tingkat SMA. Di tingkat kejuruan, pendaftar terbanyak ada di SMKN 04 Pontianak.
Disebutkan, pendaftar di SMAN 3 Pontianak sebanyak 2.027 pendaftar. Sedangkan, pendaftar tingkat SMK, terbanyak di SMKN 4 Pontianak sebanyak 1.083 orang. Namun, ia memastikan bahwa itu data sementara.
• Cara Daftar PPDB Jalur KJP Plus dan PIP / Program Indonesia Pintar di PPDB Jakarta 2021
“Sebenarnya itu hanya pendaftar sementara belum tentu mereka kalau diterima memilih di SMAN 3, dan SMKN 4 Pontianak. Kadang mereka banyak daftar di satu sekolah yang jadi pilihan faktor kenyamanan dalam pelayanan,” ujarnya, Senin.
Ia bersyukur, lebih kurang sepekan pendaftaran PPDB online SMA/SMK berlangsung lancar. Ia mengakui memang ada kendala di hari pertama perihal server, namun kini sudah dapat teratasi.
“Alhamdulillah lancar, aman terkendali dan server juga aman. Jadi tidak ada masalah, walaupun server sempat down, maka kita bentuk Satgas Meja Bantuan sebanyak tujuh meja di Disdik Provinsi,” jelasnya.
Satgas Meja Bantuan, dijelaskan Fatwamati, berfungsi untuk membantu keluhan orangtua siswa yang ingin mendaftarkan anaknya namun ada yang bermasalah.
“Apapun keluhan bisa ditangani mereka. Misalnya, mereka (siswa atau orang tua) tidak bisa dalam mendaftar karena orangtua yang tidak bisa mengukur jarak, itu kita bantu,” imbuhnya.
[Update Berita Seputar PPDB Kalbar]
Fatma, sapaan akrabnya menilai, sejauh ini orangtua atau siswa banyak dibantu oleh Satgas Meja Bantuan terkait validasi berkas.
“Validasi berkas inikan di sekolah, kalau belum divalidasi sekolah orangtua panik duluan, dan banyak pendaftar yang langsung nanya ke dinas,” jelasnya.
Selain itu, diungkapkan, Disdik Kalbar juga bersinergi bersama Ombusbudman dan Inspektorat Provinsi agar PPDB berjalan lancar. Pihaknya juga memastikan selama proses pendaftaran tidak adanya pungutan liar (pungli).
“Insya Allah, saya jamin tidak ada pungli, karena pendaftaran dilakukan terbuka dan semua sistem online. Jadi dilakukan secara transparansi, akuntabelitas,” ungkapnya.
Lanjutnya, setelah pendaftaran nanti dilanjutkan pada masa sanggah. Pada masa sanggah ini pendaftar diberikan kesempatan bisa mengupload ulang kekurangan berkas jika tidak divalidkan sekolah.
“Jadi pada masa sanggah pendaftar diberi kesempatan untuk melengkapi berkas, kalau berkas belum divalidkan oleh sekolah,” jelasnya.
• Daftar Online PPDB Jateng SMA / SMK Jalur Zonasi Siapkan Pakta Integritas Orang Tua ppdb.jatengprov
Setelah itu dilanjutkan penggumuman, dan yang terakhir adalah pendaftar ulang. Fatmawati mengatakan, sampai tahap akhir proses PPDB dilaksanakan secara online, kecuali nanti pada saat verifikasi berkas karena ada peralihan dari offline ke online di masa pandemi maka sekolah harus siap.
“Kalau sekarang SMAN 9 Pontianak sudah siap verifikasi berkas secara online. Awalnya kan offline kita harap semua sekolah dilakukan secara online,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pendaftaran ulang siswa tidak ada pembayaran seragam dan tidak menarik uang apapun. “Daftar ulang tidak menarik biaya baju, tetapi hanya untuk memastikan siswa itu ingin sekolah di situ, maka harus lakukan verifikasi berkas saja,” katanya.
Terpisah, Kepala SMAN 3 Pontianak, Wartono mengatakan, pendaftaran PPDB online yang sudah diverifikasi sebanyak 500 pendaftar. Ia menjelaskan bahwa memang secara keseluruhan pendaftar di SMAN 3 Pontianak mencapai 2000-an lebih.
Namun yang memilih SMAN 3 Pontianak menjadi pilihan pertama hanya 500 orang. “Total pendaftar yang sudah kita validasi 500 lebih, khusus pilihan pertama,” ujarnya.
Dikatakannya, sejauh ini tidak ada kendala pendaftaran. Namun saat validasi saja ada beberapa berkas yang titik koordinatnya belum tepat.
“Pada validasi data kita temukan kadang titik koordinatnya belum pas dengan titik gangnya. Jadi pada notif silakan ditarik sesuai alamat gang. Tapi selain itu tidak ada kendala,” jelasnya.
Dikatakannya, setelah orangtua menggeser sesuai alamat dengan titik kordinat gang, maka tidak ada masalah sehingga akan divalidkan oleh operator. “Kadang kalau ada yang tidak sesuai takutnya pas diterima ada yang komplain kenapa ada gang yang terdekat tidak diterima, ada yang diterima? Kita menghindari itu. Makanya harus valid,” ungkapnya.
Makanya, diungkapkan, ketika tidak valid orang tua akan dihubungi oleh operator sekolah untuk memperbaikinya. Sebab yang bisa mengangkes akun tersebut hanyalah siswa bersangkutan.
Lanjutnya, setelah pendaftaran masuk masa sanggah, dimana operator sekolah yang bekerja tetap sama untuk melakukan pembetulan data. Dikatakannya, SMAN 3 Pontianak akan menerima sebanyak 347 orang siswa yang nantinya akan disesuaikan jalur pendaftarannya.
Belum Terpenuhi
Sementara itu, di SMKN 1 Sukadana, Kayong Utara dari 288 orang yang akan diterima pendaftar baru sebanyak 180 orang.
Artinya, ada kuota sekira 108 orang masih kosong. Kepala SMKN 1 Sukadana, Tulus menyampaikan PPDB masih dilakukan dan masih tersedianya kouta penerimaan di semua kompetisi ahli.
"Yang menjadi permasalahan masih ada kuota yang belum terpenuhi, semua kompetisi keahlian belum penuh, sekarang baru 180 siswa, kuota penerimaan 288 siswa," ujarnya.
Menurut Tulus, kemungkinan banyak siswa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan atas. Karena, dirinya juga mendapatkan informasi ada beberapa sekolah yang masih belum terpenuhi kuota penerimaannya.
"Nampaknya banyak siswa yang tidak melanjutkan, karena di beberapa sekolah juga belum penuh," terangnya.
Tulus mengungkapkan, PPDB online di sekolahnya berjalan lancar meskipun sempat ada hambatan jaringan. Namun, pihaknya telah menyiapkan posko pelayanan.
"Pelaksanaan PPDB berjalan lancar, sebenarnya sekolah memfasilitasi jika ada kendala masalah jaringan dan hal lain bisa dibantu oleh panitia di sekolah. Panitia berada di sekolah setiap hari dari pukul 08.00 WIB," ungkapnya.
Tulus berharap, para siswa yang sekolah dapat menentukan minat dan bakat sesuai kemampuan masing-masing. "Dengan tidak adanya sistem zonasi bagi calon siswa SMK diharapkan mereka dapat sekolah sesuai dengan minat dan bakatnya, baik di bidang akademis maupun non akademis," ujar Tulus.
Ia menilai, lulusan dari SMK dituntut dapat menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, terkhusus pada dunia kerja.
"Lulusan SMK dituntut, menguasai kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja dan dunia industri saat ini. Yang mana kesenjangan antara lapangan kerja dan pencari kerja sangat tinggi, maka SMK adalah jawaban dan solusinya," imbuhnya.
Tulus mengajak siswa yang akan melanjutkan pendidikan untuk masuk ke SMKN 1 Sukadana dan mengembangan kemampuan para peserta didik. "Ayo masuk SMKN 1 Sukadana. Siap menjadi yang terdepan," tukasnya.
Keluhan Orangtua
Sejumlah orangtua murid di Ketapang mengeluh dengan PPDB secara online untuk jenjang SMA/SMK. Orangtua murid mengeluhkan website pendaftaran yang sulit untuk diakses.
Orangtua murid, Nazirin (45) warga Kecamatan Delta Pawan mencoba mendaftarkan anaknya ke SMKN 1 Ketapang. Ia mengaku, saat mencoba mengakses website pendaftaran kerap tidak dapat masuk.
Menurutnya hal itu terjadi akibat banyaknya pengunjung yang ingin mendaftar secara bersamaan sehingga website tersebut down.
"Kalau coba dari pagi hingga siang tidak bisa. Kalau malam hari baru bisa diakses," kata bapak dari tiga anak ini.
Setelah beberapa kali mencoba mendaftar secara online, Nazirin pun terpaksa datang langsung ke sekolah untuk memastikan apakah anaknya telah terdaftar atau belum.
"Saat saya datang katanya sudah terdaftar. Kalau apakah diterima atau tidak katanya pengumumannya tanggal 3 Juli," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, ia pun berkeluh dengan PPDB secara online ini. Ia pun turut membandingkan PPDB secara manual seperti tahun-tahun sebelumnya yang dianggap lebih mudah dan jelas. "Lebih baik manual lah kayak dulu-dulu. Jelas tidak ribet," pungkasnya.