Gunakan Bumbu Racing, Mie Aceh Seulanga Jadi Favorit Masyarakat Hingga Pejabat di Kalbar

Bumbu racing yang dimaksud ialah bumbu racikan sendiri, dengan modifikasi rasa lidah masyarakat Pontianak dan Kalbar tanpa mengurangi kekhasan Aceh.

TRIBUNPONTIANAK/Destriadi Yunas Jumasani
Sajian khas Aceh seperti Mie Aceh dan Teh Tarik yang menjadi menu andalan di Warung Seulanga, Jalan Purnama, Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu 12 Juni 2021. Gunakan bumbu rahasia yang disebut bumbu racing, warung ini menjadi tempat favorit masyarakat biasa hingga pejabat yang ingin menikmati sajian khas Aceh 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menggunakan bumbu racing membuat Mie Aceh di Rumah Makan Mie Aceh Seulanga Jalan Purnama Kota Pontianak menjadi pembeda dengan tempat makan lainnya.

Bumbu racing yang dimaksud ialah bumbu racikan sendiri, dengan modifikasi rasa lidah masyarakat Pontianak dan Kalbar tanpa mengurangi kekhasan Aceh.

Tak ayal, berbagai jenis makanan ataupun masakan di Mie Aceh Seulanga ini menjadi favorit dari masyarakat biasa hingga para pejabat. Hal ini diungkapkan oleh Owner Mie Aceh Seulanga, Muslim.

"Dari bumbunya, saya punya racikan masing-masing, rahasia dapur masing-masing. Kalau ponakan saya menyebutnya bumbu racing," katanya, Sabtu 12 Juni 2021.

Wali Kota Pontianak Terbitkan SE PPKM, Tempat Usaha Dibatasi Hingga Jam 9 Malam

Muslim merantau ke Kota Pontianak Kalbar diawal tahun 2000 awalnya bukanlah langsung menjual menu makanan khas Aceh.

Ia terlebih dulu meniti karir dibidang usaha travel untuk perjalanan ke luar negeri seperti Malaysia hingga Brunei. Sampai pada akhirnya karena beberapa hal, ia memberanikan diri untuk berdagang makanan khas Aceh yang ditekuninya hingga sekarang.

"Saya datang ke Pontianak tahun 1997, merantau dari bujang. Dulu kita kerja travel Pontianak-Brunei. Kita merintis ke Sarawak, sampai Brunei, 2009 off. Sehingga pasca itu coba-coba berjualan," katanya 

"Pertama coba buka di sebelah Asuransi Jasindo yang sekarang menjadi RS Mitra Medika. Sempat dua tahun baru pindah ke Purnama," ungkap Muslim.

Diungkapkan Muslim, masakan yang ada dikedainya bukanlah semua harus dari Aceh, hal ini karena rempah-rempah yang ada di Aceh sama dan dapat ditemui juga di Kalbar.

Dijelaskannya pula, masakan khas Aceh yang ada telah dimodifikasi sesuai lidah masyarakat di Kota Pontianak.

Akan Menjadi Bagian Hutan Kota, 680 Bibit Pohon Ditanam di TPA Batu Layang Pontura

"Sebenarnya kalau di Pontianak memang rasa bumbu ada kita modifikasi sedikit, karena pedas, disini dibuat tidak terlalu pedas, untuk bahan-bahan makanan ada disini tidak mesti dari Aceh, namanya rempah nusantara sama, cuma campurannya beda-beda," tuturnya.

Hanya saja untuk mie, Muslim mengatakan pihaknya masih membuat secara manual dan dipastikan berbeda dengan yang lain.

"Mienya buat sendiri karena tidak ada di Aceh atau Sumatra jual mie seperti kita. Ada disini jual tapi berbeda, makanya kita produksi dan terbatas. Biasanya ada juga orang pesan mie kuning, tapi harus order dulu, pun terbatas karena masih menggunakan manual, 4-5kg masih bisa diakomodir," imbuhnya.

Selain daripada mie, menu nasi goreng juga menjadi andalan dikedai milik Muslim ini. Walaupun diakuinya untuk cara penghidangannya sudah berbeda daripada di Aceh pada umumnya.

"Aslinya nasi goreng tidak satu-satu, jadi kalau di aceh sudah digoreng dan masukan di dalam termos. Disini juga pernah dicoba, ternyata peminatnya kurang. Karena masyarakat makan nasi goreng langsung dimasak. Pernah dicoba yang didalam termos dipanaskan namun rasanya berubah. Sehingga kita modifikasi, kita goreng satu-satu namun tetap tidak menghilangi cita rasa Aceh," katanya.

LEGENDA Indomie di Luar Negeri Berlanjut, Mie Instan Indonesia di Arab Saudi Sehari 2 Juta Bungkus

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved