Warga Perbatasan Mulai Rasakan Imbas Lockdown Malaysia, Rogoh Rp 3 Juta untuk Ongkos Beli Sembako

masyarakat harus rela merogoh kocek lebih dalam sekitar Rp 3 Juta untuk membeli Sembako di Kecamatan lain

Editor: Nasaruddin
NET
Ilustrasi sembako 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, NUNUKAN - Warga yang tinggal di perbatasan mulai merasakan imbas kebijakan lockdown total Pemerintah Malaysia.

Wilayah Kecamatan Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, misalnya.

Daerah yang ada di pinggiran sungai dengan mayoritas masyarakat bekerja sebagai pedagang tradisional dan mengangkut barang Malaysia, tidak lagi bisa beraktivitas seperti biasa.

Demikian pula nelayan dan pekebun yang biasa menjual hasil kerja mereka ke Malaysia.

Baca juga: COVID-19 di Malaysia ‘Menggila’, Kasus Harian Baru Diprediksi Bisa Tembus 13 Ribu Perhari !

"Tadinya meski lockdown diberlakukan juga, masih ada pemasukan untuk pebisnis barang Malaysia termasuk buruh," ujar Pelaksana tugas (Plt) Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis, dihubungi baru-baru ini.

"Mereka masih bisa belanja dan ambil barang di Malaysia. Sekarang semua berhenti karena lockdown total," ujar Lumbis, dihubungi Jumat.

Lumbis mengatakan, masyarakat harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli Sembako di Kecamatan lain di Mansalong, yang jarak tempuhnya sekitar 4 jam perjalanan dari Lumbis Pansiangan, atau 8 jam perjalanan pulang pergi.

"Butuh 300 liter bensin sekali jalan, kalau dirupiahkan sekitar Rp 3 juta," katanya.

"Dengan biaya transportasi tinggi tentu harga Sembako juga menyesuaikan, yang tentu jauh lebih mahal," katanya.

Pemerintah Kecamatan Lumbis Pansiangan memiliki cara untuk mempertahankan pendapatan masyarakatnya.

Pembangunan desa yang digalakkan melalui dana desa memberikan pekerjaan para warga yang terdampak lockdown Malaysia.

Proyek pembangunan jalan desa, jembatan dan spot wisata, dipekerjakan secara padat karya, sehingga pemasukan untuk masyarakat yang menganggur bisa teratasi.

Dengan cara ini perputaran ekonomi, setidaknya masih bisa dipertahankan. Hanya saja, kebutuhan Sembako memang masih menjadi ganjalan tersendiri.

Selama lockdown, biasanya masyarakat perbatasan RI – Malaysia menerima subsidi Sembako dari pemerintah provinsi dan kabupaten.

Namun, saat ini subsidi tersebut terhenti dan masih menunggu proses lelang.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved