Pentingnya Menanamkan Karakter Pancasila Pada Anak Sejak Usia Dini
Sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya Pancasila sudah harus ditanamkan pada anak sejak dini agar memiliki karakter Pancasila.
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Mengingat pada 1 Juni 2021 lalu merupakan hari lahir Pancasila, Tribun Pontianak Official Podcast (Triponcast) menyajikan perbincangan seru mengenai Karakter Pancasila khususnya pada anak.
Pancasila yang merupakan pilar ideologis negara Indonesia, merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya Pancasila sudah harus ditanamkan pada anak sejak dini agar memiliki karakter Pancasila.
Lantas bagaimana mengembangkan karakter Pancasila pada anak sejak dini?
Oleh karena itu, Triponcas edisi Bebincang Pendidikan menghadirkan Fasilitator Sekolah Alam Terpadu Cerlang, Sri Wartati, S.Pd. M.Hum, dan Ketua PKBM Sekolah Alam Terpadu Cerlang, Dian Lestari.
Baca juga: Di Titik Nol KM Indonesia Merauke, Masyarakat Pancasila Tegaskan Pancasila Anugerah Yang Maha Kuasa
Menurut Sri Wartati, Karakter Pancasila merupakan karakter yang berdasar pada nilai-nilai Pancasila yang merupakan rumusan dari budaya bangsa.
Nilai-nilai Pancasila tersebut diharapkan dapat dipelajari anak sejak dini, agar Karakter Pancasila dapat terbentuk dalam diri anak.
Anak Berkarakter Pancasila dapat menjadi seseorang yang tidak bingung mengambil sikap, anak tahu bagaimana harus bertindak, dan menempatkan diri, baik sebagai pribadi, serta sebagai mahluk sosial dalam berbagai peran ketika dewasa nanti.
"Agak susah kalau kita bilang anak sudah menetapkan karakter Pancasila atau belum, karena ini merupakan proses berkembang. Yang bisa kita pantau itu, mudahnya dengan melihat mereka dapat mengantri, nah jika mengantri itukan menghargai atau menghormati sesama yang sesuai dengan nilai Pancasila," jelasnya, Kamis 3 Juni 2021.
Di tempat yang sama, Ketua PKBM Sekolah Alam Terpadu Cerlang, Dian Lestari, membenarkan hal tersebut, menurutnya karakter anak memiliki proses yang bertahap.
Ia menceritakan jika di Cerlang terdapat sharing pengalaman, seperti anak-anak diajak keliling rumah ibadah dan setelah keliling, anak-anak melakukan refleksi.
"Ternyata ada satu anak yang bilang, ternyata semua rumah ibadah itu ada tempat sujudnya, cuma beda-beda rasanya ada yang empuk ada yang enggak," ceritanya dengan mencontohkan gaya bicara si anak.
Ia menilai, sekilas ungkapan tersebut terdengar lucu, namun ketika kata-kata anak didalami, ternyata anak-anak melihat persamaan daripada perbedaan.
Dapat ditarik kesimpulan, Ternyata anak-anak yang dibiasakan sejak dini untuk di ajak melihat, merasakan, berinteraksi dan merefleksi tentang keberagaman, ternyata lebih fokus pada persamaan dibandingkan perbedaan.
"Karakter Pancasila yang seperti itu sebenarnya kalau kita sering merefleksi, sila-sila itu saling terkait, kalau dalam cerita itu, bisa korelasi antara sila pertama dan sila ke 3," jelasnya. (*)
(Simak berita terbaru dari Pontianak)