Kenapa Fadli Zon Bisa Positif Covid-19 Padahal Sudah Vaksin Dua Kali?
Fadli Zon mengatakan, hal yang dialaminya itu menunjukkan bahwa Covid-19 benar-benar nyata.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Anggota DPR RI, Fadli Zon mengaku terinfeksi Covid-19 meski telah dua kali disuntik vaksin Covid-19 pada Maret lalu.
Fadli Zon mengatakan, hal yang dialaminya itu menunjukkan bahwa Covid-19 benar-benar nyata.
"Maret lalu sudah 2 kali vaksin, dan tes titer antibodi 250 (cukup baik). Covid-19 ini nyata ada," kata Fadli, dikutip dari akun Twitter miliknya, @fadlizon, Senin 31 Mei 2021.
Meski positif Covid-19, Fadli dalam kondisi baik. Politikus Partai Gerindra itu pun mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan menjaga jarak demi mencegah penularan Covid-19.
Baca juga: GAJI 13 Sudah Cair? Cek Rekening Pencairan Gaji 13 PNS TNI Polri & Besaran Gaji-13 PNS TNI Polri
"Alhamdulillah baik-baik saja. Mari waspada jaga kesehatan, jaga jarak, jaga imunitas tubuh. Mohon doanya," kata Fadli.
Kenapa setelah vaksinasi masih bisa positif Covid-19?
Pertanyaan ini mungkin muncul di benakmu.
Meski sejatinya Kementerian Kesehatan sudah menyampaikan hal serupa beberapa waktu lalu.
Misalnya saja pernyataan juru bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, Sabtu 17 April 2021 lalu.
Nadia mengatakan, masyarakat perlu memahami bahwa vaksin tidak mencegah terjadinya penularan Covid-19.
"Yang mencegah penularan itu 3M, termasuk menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Karena tertular itu kan virus masuk ke dalam tubuh kita, dan benteng kita itu 3M," kata Nadia.
Nadia menjelaskan, setiap orang yang sudah divaksin masih memiliki peluang untuk tertular virus corona.
Baca juga: Jadwal dan Tata Cara Daftar PPDB DKI Jakarta 2021 SD, SMP dan SMA, Warga Luar Jakarta Boleh Daftar
Namun dengan adanya vaksin, maka potensi seseorang untuk bergejala atau jatuh sakit dengan kondisi parah ketika tertular virus corona dapat dikurangi.
"Perlindungannya tetap tidak 100 persen. Tapi dia (vaksin) sudah menurunkan risiko kita jadi sakit itu 65-95 persen," jelas Nadia.
Nadia mengatakan, jika seseorang sudah menerima vaksin tetapi tidak menerapkan perilaku 3M, maka besar kemungkinan dia masih bisa tertular Covid-19.