Khazanah Islam
KHUTBAH Idul Fitri 2021 Tema Hikmah Besar Dibalik Pandemi Covid-19, Contoh Khutbah Serta Niat Ied
Bagi yang belum tahu niat sholat idul fitri berkut dalam teks arab dan artinye serta dan Contoh Khutbah Idul Fitri
Ada yang perlu dicermati, ketika cinta tidak kunjung terwujud di dalam kebersamaan, yaitu saat cinta tersembunyi di balik tabir kedengkian, kesombongan, dan kerakusan yang tak terkendalikan.
Maka, sesemarak apapun gebyar silaturahmi dzohir yang kita adakan, jika tabir-tabir tersebut tidak kita singkap dan singkirkan, sungguh sinar cinta tidak akan kunjung memancar di hati kita.
Kaum Muslimin dan Muslimat yang berbahagia,
Silaturahmi adalah sebuah istilah yang sering kita dengar, khususnya di saat kita memasuki hari raya ‘Idul Fitri.
Akan tetapi, istilah itu akan menjadi tidak ada artinya jika hanya dilaksanakan dengan gebyar dzohir dengan saling bertemu, bercengkerama, dan bersenda gurau semata tanpa dibarengi dengan bertemunya hati.
Silaturahmi dzohir adalah sekadar upaya dan sarana untuk sampai kepada silaturahmi batin. Yang harus benar-benar disadari bahwa silaturahmi yang sesungguhnya adalah menghadirkan makna kerinduan dan saling cinta di antara sesama manusia, yang tidak cukup hanya dengan sekadar bertemunya jasad.
Silaturahmi adalah hal yang mendekatkan antara hati dengan hati, yang saling bermusuhan menjadi orang yang saling mencintai, yang saling dendam menjadi orang yang saling merelakan. Sungguh silaturahmi yang sesungguhnya akan menumbuhkan rasa cinta di antara sesama.
Rasulullah bersabda:
“Demi Allah kalian tidak akan masuk surga kecuali sudah beriman, dan tidak akan beriman secara sesungguhnya sehingga kalian saling mencintai, maukah kalian aku beri tahu suatu hal yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? Yaitu, tebarkanlah salam di antara kalian!”(HR. Muslim)
Menebarkan salam baik dengan cara saling mengunjungi atau yang lainnya adalah sarana menuju cinta. Akan tetapi, tujuan yang terpenting adalah terwujudnya rasa saling mencintai seperti yang disabdakan baginda Nabi Muhammad SAW. Saling mencintai itulah yang menghantarkan kita kepada keindahan di hadapan manusia dan keridhoan di hadapan Allah SWT.
Maka dari itu, bagi yang memahami makna silaturahmi yang sesungguhnya tidak akan merasa terhalangi silaturahminya dengan adanya pandemi karena untuk membangun cinta tidak hanya seseorang bertemu jasad dengan saling mengunjungi.
Akan tetapi, kita bisa menjalin silaturahmi dan merajut cinta dengan bermacam-macam cara, seperti mengirim hadiah, mengucapkan selamat hari raya melalui telepon dan media-media sosial yang lainnya, disertai panjatan doa kebaikan dengan penuh kekhusyu’an dan ketulusan, khususnya untuk orang-orang yang berbuat dzolim kepada kita dan semua yang bermasalah dengan kita.
Ada hal lain yang amat perlu untuk dihadirkan di dalam hati kita dalam rangka mewujudkan silaturahmi batin tersebut, yaitu kita harus pastikan bahwa kita adalah orang yang mudah untuk memaafkan kesalahan saudara kita, bisa merasakan sakit yang mereka rasakan, dan merasa senang atas kegembiraan yang mereka dapatkan.
Ini semua adalah yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW untuk mewujudkan keindahan dalam kebersamaan.
Mukmin sejati akan senantiasa mampu untuk menjalin silaturahmi dalam keadaan apa pun. Jangankan dengan adanya pandemi seperti saat ini, jika dimusuhi sekalipun, bahkan dijauhkan ke ujung dunia dia masih mampu menghadirkan cinta dan kasih sayang karena ia memahami hakikat silaturahmi. Baginya tidak ada penghalang untuk bersilaturahmi, bahkan tidak boleh ada halangan untuk bersilaturahmi biarpun jasad tidak dipertemukan, kesempatan tidak didapat, dan kedzoliman selalu dihunjamkan, seperti yang disabdakan baginda Nabi SAW: