Cara Membuat Ketupat Janur Kuning ! Ikuti Tutorial Cara Menganyam Ketupat Berikut Ini

Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Jimmi Abraham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/NASARUDDIN
Ilustrasi ketupat janur kuning. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tribunners, Ketupat atau kupat (Jawi: کتوڤت; Jawa: ꦏꦸꦥꦠ꧀, kupat) adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim.

Berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur), atau kadang-kadang dari daun palma yang lain.

Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran sampai 5 hari berikutnya ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Dikutip dari Wikipedia, makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Sunda), katupat kandangan (Banjar), grabag (Magelang), kupat glabet (Kota Tegal), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan katupa), lotek, tipat cantok (Bali), serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai, meskipun lontong lebih umum.

Baca juga: Tips Memasak Ketupat agar Cepat Matang dan Cara Memasak Ketupat agar Tahan Lama

Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.

Ada dua bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut enam. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda.

Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Bagi umat muslim, lebaran merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu untuk kumpul keluarga dan mengadakan acara yang semakin menyatukan dan berbagi kebahagiaan satu sama lain.

Lebaran juga terasa tidak lengkap tanpa adanya makanan ketupat yang identik dengan momen lebaran itu sendiri.

Buktinya saja, di mana ada ucapan selamat Idul Fitri tertera dua buah gambar ketupat atau lebih.

Ketupat sendiri sesungguhnya memiliki sejarah dan filosofi mendalam yang menjadikannya tradisi dari tahun ke tahun. 

Dalam filosofi Jawa, ketupat lebaran bukanlah sekedar makanan khas hari raya lebaran.

Ketupat atau kupat dalam bahasa Jawa merupakan kependekan dari Ngaku Lepat dan Laku Papat.
Ngaku lepat artinya mengakui kesalahan.

Laku papat artinya empat tindakan, diantaranya lebaran, luberan, leburan, laburan.

Tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved