Soal 700 Kamar Isolasi untuk Pemudik, Sutarmidji: Saya Benar-benar, Saya Enggak untuk Nakut-nakuti
Persiapan ini dilakukan guna mengantisipasi adanya warga yang tetap ngotot mudik meski sudah dilarang.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji menegaskan dirinya sudah menyiapkan 700 kamar untuk isolasi pelanggar aturan mudik.
Persiapan ini dilakukan guna mengantisipasi adanya warga yang tetap ngotot mudik meski sudah dilarang.
"Kita sudah siapkan 700 kamar. Kalau masih ngotot, yang tertangkap melanggar aturan tentang mudik protokol kesehatan langsung isolasi, langsung karantina 14 hari," kata Sutarmidji, Senin 3 Mei 2021.
"Saya benar-benar. Saya enggak untuk nakut-nakuti," lanjut Sutarmidji.
Sutarmidji menegaskan mudik Lebaran tahun ini dilarang.
Baca juga: Gubernur Kalbar Sutarmidji: Sambas Saya Sudah Angkat Tangan, Capek Ngomongnya Saja
"Mudik tetap dilarang," kata Sutarmidji,
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini menambahkan, terjadi peningkatan kasus aktif sebanyak 50 persen dalam satu bulan terakhir.
Sedangkan untuk pasien Covid-19 yang meninggal dunia meningkat dua kali lipat.
"Biasanya kasus Covid-19 aktif itu kurang lebih di bawah 500, sekarang ini sudah hampir seribu. Artinya masa sembuh itu makin lama," ujar Sutarmidji.
Kemudian, jika sebelumnya hanya 20 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sekarang telah mencapai 47 persen.
Baca juga: Bolehkan Pelaksanaan Salat Ied 1 Syawal 1442 H, Gubernur Sutarmidji Minta Pengurus Masjid Tak Lengah
"Hampir seluruh Kalbar meningkat, termasuk Kabupaten Kapuas Hulu. Kabupaten Ketapang sudah ada penurunan tapi saya minta kirim swab sebanyak-banyaknya," harap Sutarmidji.
Sutarmidji mengatakan, saat ini kondisi virus corona atau Covid-19 semakin meningkat.
Maka dari itu, dia meminta masyarakat menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
"Kondisi Covid 19 di Kalbar semakin meningkat. Saya mohon agar kita semua menjalankan protokol kesehatan dengan ketat," kata Sutarmidji.
Menurut Sutarmidji, jangan sampai pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang saat ini tengah diterapkan berubah menjadi pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Saatnya pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan jauhi keramaian serta jangan mudik. Jangan sampai PPKM berubah jadi PSBB," ujar Sutarmidji.
Sutarmidji merincikan, terdapat sejumlah klaster besar penyebaran Covid-19 di Kalbar, di antaranya klaster perkawinan di Kabupaten Sekadau dengan jumlah terinfeksi 50 orang dan 4 meninggal dunia.
Kemudian klaster Poltekkes Pontianak dengan 50 orang positif.
"Kemudian santri yang pulang, setelah dites ulang hampir 100 orang yang positif dan pekerja migran ada 112 positif. Sekarang bukan saatnya berdebat, teori ini itu," ucap Sutarmidji.
Baca juga: Kluster Perkawinan Sebabkan 4 Orang Meninggal, Sutarmidji : Bisa Jadi Jenis Virus yang Membahayakan
Data Kasus Covid-19 di Kalbar
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson mengungkapkan, pada hari Minggu, 2 Mei 2021, terdapat tambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 95 orang, dengan 9 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Adapun 95 kasus baru tersebut masing-masing berasal dari Kota Pontianak 13 orang.
Kemudian Kabupaten Bengkayang 2 orang, Kabupaten Kayong Utara 3 orang.
Baca juga: Satgas Cek Lokasi Pendirian Posko Covid-19 di Perbatasan Sintang-Sekadau
Selanjutnya Kabupaten Mempawah 6 orang, Kabupaten Sambas 2 orang, Kabupaten Sekadau 54 orang, dan Kabupaten Melawi 15 orang.
"Kemudian di hari yang sama, ada 73 orang telah dinyatakan sembuh," ungkap Harisson.
Dengan demikian, sejak pandemi Covid-19 terdapat 7.931 orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kalbar.
Sebanyak 6.901 atau 87,01 persen sembuh dan 46 orang atau 0,58 persen meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gubernur Kalbar Nilai Bupati Sambas Ogah-ogahan Tangani Corona"
Penulis : Kontributor Pontianak, Hendra Cipta
Editor : Dony Aprian