Mutiara Ramadhan - Kesalehan Buah dari Keikhlasan

Salat yang wajib dikerjakan oleh umat Islam 5 kali sehari semalam, salat dapat meniadakan kemungkinan terjerumus ke dalam kejahatan dan kesesatan

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Pontianak, Budiono. (Istimewa) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - “Laen jak kalau orang alem (soleh) ni, tiap hari ke masjid”. Penggalan kalimat bernada candaan seperti ini maupun sejenis, terdengar lazim dalam pergaulan antara 2 orang atau lebih yang sudah terjalin akrab di masyarakat Kota Pontianak, ketika seseorang yang rutin menunaikan solat berjemaah di masjid maupun sedang melakukan aktivitas relijius lainnya, kemudian bertemu dengan seorang teman atau kumpulan rekan-rekan yang sedang nongkrong.

Meskipun ungkapan dimaksud sekedar lelucon, tetapi bisa jadi hal tersebut mengisyaratkan persepsi masyarakat tentang makna sebuah kesolehan seorang umat beragama khususnya penganut keyakinan agama Islam.

Tak mengherankan kemudian persepsi ini muncul, karena ajaran Islam telah memberikan panduan sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat 103 yang berbunyi,

"Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.

Baca juga: Tidur, Simulasi Kematian dan Pembelajarannya

Menurut sejumlah ahli tafsir, ayat tersebut mengisyaratkan bahwa orang beriman harus senantiasa mengingatkan Allah SWT, dengan selalu berzikir dan juga menunaikan salat dalam kondisi apa pun.

Karena salat adalah suatu kewajiban bagi orang mukmin dan wajib memelihara waktu yang sudah ditetapkan.

Salat yang wajib dikerjakan oleh umat Islam yakni 5 kali sehari semalam, salat dapat meniadakan kemungkinan terjerumus ke dalam kejahatan dan kesesatan.

Bahkan orang yang ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, lima waktu dipandang terlalu sedikit sehingga mereka menambahnya dengan amalan-amalan salat sunnah pada waktu yang telah ditentukan.

Apakah kemudian orang yang selalu menunaikan salat 5 waktu dengan baik dan berjemaah di masjid menjadi garansi kesalehan seseorang?

Pertanyaan ini tidak perlu dijawab karena memang tidak satu pun yang mampu memberikan jawaban secara tepat dan mampu memberikan garansi atas apapun jawaban yang diberikan.

Namun, bahwa Allah memberikan petunjuk kepada umat Islam dalam menjalankan segala perintah-Nya, tidak lantas membuat kita merasa pantas memberikan suatu penilaian secara mutlak atas sebuah kebenaran.

Sebagai umat yang beriman kepada Allah, selayaknya berusaha beribadah dengan sebaik-baiknya berdasarkan tuntunan dari Allah dan Rasul-Nya yang dapat kita pelajari melalui para Ulama.

Baca juga: Tidak Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami-Istri dan Tidak Sahur, Apakah Puasanya Diterima?

Dengan keyakinan sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta Maha Kuasa atas segala sesuatu termasuk perbuatan manusia, yakinlah bahwa Allah meridhoi setiap perbuatan baik tersebut.

Orang yang selalu menjalankan ibadah dan melakukan perbuatan baik, sejatinya bukan merasa dirinya soleh atau sudah menganggap dirinya baik.

Perbuatan baik yang dilakukan justru dilandasi kesadaran bahwa, sebagai individu masih jauh dari kebaikan sehingga perlu melatih diri dan terus melakukan kebaikan agar dapat menghilangkan segala kebiasaan buruk yang dapat menjerumuskan ke dalam jurang kehancuran.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved