Cara Menyaksikan Puncak Hujan Meteor Lyrid 2021 Jumat Malam Ini, Bersiap untuk Wilayah Kalbar

Pada situs Timeanddate.com, disebutkan bahwa hujan meteor Lyrid bisa terlihat di Indonesia pada 22 April 2021 malam hingga 23 April 2021 dini hari,

Youtube
Perseids Meteor Shower 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Peristiwa langit yang menakjubkan seringkali menyapa kita di Bumi. Tentunya kita tak ingin ketinggalan untuk mengamatinya.

Di bulan April ini ada beberapa peristiwa langit yang bisa kita amati, termasuk di antaranya adalah hujan meteor Lyrid.

Hujan meteor Lyrid merupakan hujan meteor yang terlihat setiap bulan April. Tahun ini, hujan meteor Lyrid terlihat di langit mulai tanggal 16 - 30 April 2021.

Baca juga: Malam Ini Puncak Hujan Meteor Lyrid, Jangan Sampai Ketinggalan Saksikan Hujan Meteor di Angkasa

Baca juga: PUNCAK Hujan Meteor Malam Ini Bisa Dilihat Mata Telanjang, Ini Waktu Terbaik dan Cara Menyaksikan

Puncak Hujan Meteor Lyrid 2021

Bersumber dari Space.com, puncak hujan meteor Lyrid ini diperkirakan terjadi pada 22 April 2021.

Pada situs Timeanddate.com, disebutkan bahwa hujan meteor Lyrid bisa terlihat di Indonesia pada 22 April 2021 malam hingga 23 April 2021 dini hari, mulai sekitar pukul 11 malam.

Rata-rata, hujan meteor Lyrid menghasilkan 15 - 20 meteor per jam.

Jika kondisi langit gelap dan tidak mendung, pengamat mungkin bisa melihat 18 meteor per jam.

Meteor yang melintas saat hujan meteor Lyrid ini biasanya terlihat terang dan bergerak dengan kecepatan. Kecepatan rata-rata meteor ini sekitar 48 kilometer per detik, teman-teman.

Hujan meteor ini akan muncul di dekat bintang Vega yang merupakan bagian dari konstelasi bintang Lyra.

Cara Mengamati Hujan Meteor Lyrid

Dilansir dari laman infoastronomy.org, berikut adalah cara untuk mengamati hujan meteor Lyrid dengan jelas:

1. Cari Tahu Titik Radian Hujan Meteor Lyrid

Setiap terjadi hujan meteor, biasanya akan muncul dari arah langit yang sama. Kita bisa mengetahuinya dengan mencari tahu rasi bintangnya.

Nah, meteor Lyrid ini berasal dari rasi bintang Lyra.

Rasi bintang Lyra muncil di langit arah timur sekitar 01.00 dini hari.

Namun, letaknya rasi bintang Lyra tak akan selalu sama. Jadi terkadang bisa tidak terlihat.

2. Amati dari Daerah yang Minim Polusi Cahaya

Tempat yang banyak cahaya akan membuat kita ketinggalan momentum puncak hujan meteor Lyrid ini.

Sebab polusi cahaya akan membuat meteor nampak redup dan tak terlihat oleh mata kita.

Jadi, jika kamu benar-benar ingin melihat puncak hujan meteor Lyrid ini, pastikan tempat tinggalmu minim polusi cahaya, ya.

3. Adaptasi Mata

Ternyata mata kita juga membutuhkan adaptasi untuk bisa melihat peristiwa langit satu ini.

Jika kita langsung mengamati hujan meteror Lyrid ini pada waktu kemunculannya, kemungkinan mata kita tak bisa menangkapnya.

Sebaiknya, kita melakukan adaptasi pada mata dengan melakukan pengamatan selama 30-40 menit sebelum waktu kemunculan.

O iya, tak ada alat khusus untuk melihat hujan meteor Lyrid ini. Namun, yang harus dipastikan adalah berada di daerah minim atau bebas polusi cahaya

Hal lain yang harus diperhatikan, pilih tempat pengamatan yang merupakan hamparan luas, ya.

PENGAMATAN

Sembari menemani malam Anda di bulan Ramadhan 1442 Hijriah kali ini, hujan meteor Lyrid akan mencapai puncak mulai malam ini, Jumat 23 April 2021.

 Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor yang terkenal karena kerap menghasilkan meteor-meteor terang atau fireball.

Berdasarkan keterangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), hujan meteor Lyrid merupakan fenomena hujan meteor yang terjadi di setiap tahunnya.

Berikut beberapa fakta hujan meteor Lyrid yang akan mengalami puncaknya, malam ini:

1.    Berasal dari komet Thatcher (C/1861 G1)

 Hujan meteor ini terjadi di titik radiannya berada di konstelasi Herkules dekat vega, bintang paling terang di konstelasi Lyra.

"Meteor-meteor Lyrid seakan-akan berasal dari dekat rasi Lyra, tepatnya rasi Hercules di belahan langit utara," kata Marufin Sudibyo, Astronom Amatir Indonesia dikutip Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Namun, kata dia, sesungguhnya meteor ini berasal dari remah-remah atau debu komet Thatcher (C/1861 G1).

 Komet Thatcher adalah komet berperiode panjang (415 tahun) yang orbitnya sangat lonjong, dengan perihelion 0,9 SA (satuan astronomi) dan aphelion 110 SA. 

Pada saat melesat di titik terjauhnya, komet yang menghasilkan remahan-remahan hujan meteor Lyrid ini, singgah di region antara Sabuk Kuiper-Edgeworth dan awan komet Opik-Oort dalam Tata Surya kita, kawasan yang penuh dengan cikal bakal komet. 

Sejak ditemukan pada tahun 1861 silam, komet ini belum pernah kembali mengunjungi tata surya bagian dalam. 

Baca juga: Fenomena Langit Menakjubkan Akan Hiasi Langit Indonesia April Ini, Ada Supermoon hingga Hujan Meteor

Baca juga: FENOMENA Alam Malam Ini Puncak Hujan Meteor Leonid - Berbahayakah Jika Dilihat Mata Telanjang?

2.    Jatuh 18 meteor per jam

Marufin menjelaskan, hujan meteor Lyrid kali ini akan memiliki intensitas rendah yaitu sekitar 18 meteor per jam ketika zenit.

Namun, intensitas maksimum di Indonesia cukup bervariasi antara 12 hingga 15 meteor per jam dengan ketinggian titik radian ketika kulminasi bervariasi antara 45 derajat hingga 61 derajat.

"Agak sulit diamati karena bertepatan dengan Bulan perbani awal, sehingga langit lumayan terang," ujarnya.

3.    Waktu yang baik mengamatinya

 Hujan meteor ini sudah aktif sejak tanggal 16 April hingga 25 April 2021. Akan tetapi, puncak hujan meteor Lyrid ini sendiri akan terjadi pada 22-23 April 2021, dimulai malam ini pada pukul 19.00 WIB, 20.00 WITA dan 21.00 WIT.

Sehingga dapat disaksikan sejak terbit di arah Barat Lalu sekitar pukul 22.15 waktu setempat hingga fajar bahari berakhir keesokan harinya. Meteor-meteor Lyrid memasuki atmosfer Bumi pada kecepatan 48 km per detik. 

"Hujan meteor ini hanya bisa disaksikan sejak pukul 01.00 dinihari hingga terbitnya fajar," kata Marufin.

Tidak perlu menggunakan alat bantu apapun untuk mengamati hujan meteor Lyrid ini, kecuali jika ingin merekam fenomena langit ini, dapat menggunakan kamera all-sky.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved