Menjaga Sabar di Bulan Puasa, Begini Tips dan Trik dari Psikolog

Kalau ada orang marah, lalu kita tenangkan, dia tenang dan diam. Sabarnya muncul tapi kita tidak tahu hanya sesaat atau permanen.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
Maria Nofaola M.Psi, Psikolog 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Untuk menjadi seorang yang sabar mesti mempunyai kemampuan yang kompleks. Begitulah penuturan Maria Nofaola M.Psi, Psikolog.

Seperti diketahui dibulan ramadan atau puasa merupakan jadi momentum umat menjaga kesabaran, sabar dari rasa lapar, haus hingga dengan hawa nafsu.

Maria mengungkapkan, sebelum melangkah jauh ke sabar, ada baiknya memahami terminologi sabar yang dimaksud itu.

Sabar menurut KBBI berarti tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati.

Baca juga: Jalankan Ibadah Puasa, Wagub Kalbar Ajak Jemaah Rutin Membaca Al-Quran

Konsep sabar pada umumnya dikaji dalam konteks moralitas dan religius.

Dalam kehidupan sehari-hari konsep ini juga banyak digunakan orang ketika menghadapi berbagai persoalan psikologis, misalnya menghadapi situasi yang penuh tekanan atau stress, menghadap persoalan, musibah atau ketika sedang mengalami kondisi emosi marah.

Konsep sabar bisa dikategorisasikan juga sebagai salah satu topik kajian dalam psikologi positif, seperti halnya kebersyu- kuran (gratitude).

Sabar itu merupakan suatu kemampuan mental, soft skill.

Supaya sebuah skill muncul atau bertambah atau bertahan, ia perlu dilatih. Dilatih artinya perlu dicoba dan dilakukan berulang.

Untuk menjaga kesabaran agar kita bisa bertahan sabar satu hari, bahkan setiap hari, kita perlu melatih kesabaran itu. Tidak hanya jam tertentu, hari tertentu, atau bulan tertentu saja.

Cara menjaga agar sabar itu bertahan tentu bervariasi ya karena sabar ini merupakan kemampuan yang kompleks.

Misalnya kita harus mampu mengontrol pikiran kita untuk relaks, berpikir sehat dan positif, melatih bersyukur dan melihat segala kebaikan, serta melatih diri untuk bersedia memaafkan.

Yang membuat orang tidak bisa sabar bisa saja karena dia sedang stres, banyak pikiran, sehingga tidak bisa berpikir jernih. Atau, kebiasaan dan kepribadiannya yang memang tidak sehat.

Maksudnya dia memang terbiasa berpikir negatif, berpikir buruk, tidak mudah memaafkan, selalu melihat sesuatu dari sisi yang negatif.

Untuk menjaga sabar itu kuncinya adalah latihan. Tidak bisa sabar dalam sekejab.

Kalau ada orang marah, lalu kita tenangkan, dia tenang dan diam. Sabarnya muncul tapi kita tidak tahu hanya sesaat atau permanen.

Apakah untuk masalah itu saja, atau berlaku untuk segala persoalan yang dihadapi.

"Jadi balik lagi ke definisi sabar itu apa ya," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved