Danramil : Mayoritas Pelintas Merupakan Warga Sambas
Dimulai dari melakukan disinfektan, cuci tangan dengan sabun hingga dilakukan swab PCR oleh petugas gabungan di perbatasan.
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Danramil 1208-02 Sejangkung, Kapten Inf Aris Yudiana mengatakan dalam melaksanakan tugas di perbatasan menangani Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk melalui PLBN Aruk ada beberapa tahapan yang dilalui sebelum dilakukan karantina.
Dimulai dari melakukan disinfektan, cuci tangan dengan sabun hingga dilakukan swab PCR oleh petugas gabungan di perbatasan.
"Kami ada beberapa tahapan pertama di titik nol dilakukan disinfektan barang dan wajib cuci tangan. Tahap kedua dilakukan pendataan identitas PMI," ujarnya, Rabu 14 April 2021.
"Lalu dilakukan tes antigen dan PCR. Lalu ke karantina dan pemeriksaan imigrasi, dan juga dilakukan pemeriksaan oleh Bea cukai," sambungnya.
Baca juga: Satgas COVID 19 Sambas Paparkan Ribuan Pekerja Migran Jalani Karantina di Wisma Indonesia Aruk
Dan tahap akhir kata dia, dilakukan pendataan kepada warga yang melintas di PLBN Aruk. Sebelum dimasukkan ke tempat karantina yang sudah di siapkan oleh pemerintah.
"Setelah pendataan mereka di pindahkan ke karantina di wisma Indonesia dan gedung Diklat serta asrama haji di Sambas," katanya.
Selama masa karantina kata dia, warga yang di karantina wajib melakukan pemeriksaan suhu badan secara berkala dan juga olahraga ringan. Dan juga dilakukan disinfektan berkala di ruang karantina.
Selama ditingkatkan pengamanan di PLBN Aruk kata Danramil, mereka tidak banyak menemukan kendala. Hanya saja saat ini mereka masih kekurangan kendaraan untuk angkutan PMI ke lokasi karantina.
Lebih lagi kata dia, jika sampai jumlahnya lebih banyak dari biasanya. Maka petugas pun sedikit kewalahan untuk memindahkan warga yang di karantina ke lokasi karantina di Sambas.
"Untuk kendala dari 20 Maret kemarin sampai sekarang adalah untuk evakuasi dari PLBN Aruk menuju Sambas adalah kendaraan angkut. Harapan kami ada tambahan 3 unit lagi kendaraan untuk evakuasi," ungkapnya.
Untuk diketahui, warga yang datang dari Malaysia dan masuk melalui PLBN Aruk tidak hanya warga Sambas. Tapi ada juga warga lainnya seperti dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Untuk PMI yang di PLBN Aruk mayoritas memang dari Sambas. Tapi ada juga dari provinsi lainnya seperti dari Provinsi Sulawesi Barat, NTB dan juga Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur," tutupnya. (*)