Di Rakornas Perpusnas, Gubernur Ganjar Pranowo Paparkan Strategi Pembangunan Perpustakaan di Jateng

Budaya baca orang Indonesia dalam ukuran internasional, dikatakan masih relatif rendah. Namun Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando membantah hal itu

Penulis: Stefanus Akim | Editor: Stefanus Akim
IST/Perpusnas RI
GUBERNUR Jateng, Ganjar Pranowo, memaparkan strategi Provinsi Jateng dalam pembangunan perpustakaan saat hadir sebagai pembicara di Rakornas Perpusnas RI di Jakarta, Senin 22 Maret 2021. 

Hasil dari segala upaya dalam mendukung kegemaran membaca dan meningkatkan indeks literasi masyarakat Jawa Tengah ini adalah Jawa Tengah meraih angka yang cukup signifikan, baik secara online maupun ofline yang terhitung pada Desember 2020, mencapai 2.935.761 orang.

KEPALA Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando memberikan konferensi pers Rakornas Bidang Perpustakaan 2021 yang bertema: “Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural” di Lantai 24 Gedung Perpusnas RI Jakarta, Kami 18 Maret 2021.
KEPALA Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando memberikan konferensi pers Rakornas Bidang Perpustakaan 2021 yang bertema: “Integrasi Penguatan Sisi Hulu dan Hilir Budaya Literasi dalam Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural” di Lantai 24 Gedung Perpusnas RI Jakarta, Kami 18 Maret 2021. (IST/Perpusnas RI)

“Mengajak orang membaca itu butuh effort lebih, ketimbang mengajak mereka untuk menonton. Jadi walaupun indeksnya sedang, itu sudah cukup memuaskan,” katanya.

Ganjar juga menyampaikan bahwa hasil pembangunan perpustakaan berdasarkan indeks pembangunan minat baca, yang diketahui secara Nasional pada Tahun 2020, masuk kategori ‘Sedang’, yaitu 55,74 persen. Angka indeks minat baca Jawa Tengah pada tahun 2020 juga termasuk kategori ‘Sedang’, yaitu 61,88 persen, yang dikatakannya masih lebih tinggi dibanding indeks minat baca nasional. Sedangkan minat baca masyarakat Jawa Tengah berada pada angka 55,17 persen, dengan tiga daerah paling dominan adalah Kab. Karanganyar (70,92 persen), Kota Surakarta (61,92 persen), dan Kabupaten Banjarnegara sebesar 61,83 persen.

Itu semua berasal dari 2.347.072 total jumlah koleksi buku di perpustakaan-perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, dengan klasifikasi jumlah perpustakaan sesuai kategorinya. Jawa Tengah memiliki 4.664 perpustakaan umum, perpustakaan sekolah/madrasah sebanyak 23.332 unit, perpustakaan khusus sebanyak 377, dan perpustakaan perguruan tinggi sebanyak 251 unit.

“Jumlah ini masih jauh dari cukup, karena kita butuh minimal sekitar enam juta buku. Kita bisa berimajinasi dengan berkelana menggunakan buku. Dalam banyak sesi seminar, saya sering kasih buku,” kata Ganjar Pranowo.

“Dengan membaca dapat meningkatkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Minat baca yang tinggi bisa merangsang untuk menjadi pribadi-pribadi yang kritis.”

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved