BUAYA Hempaskan Bangkai Terekam Video Selama 25 Detik, Aksinya Bikin Warga Sampit Kalteng Geger

Video seekor buaya yang menghempaskan bangkai untuk dilahap menghebohkan warga Sampit, Kalteng.

IST/Yayasan Palung-Ketapang
Ilustrasi buaya - Tim dari Yayasan Palung yang melakukan survei Biodiversitas di Desa Batu Barat dan Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, berjumpa dengan seekor buaya. 

"Buaya jenis muara berukuran sekitar empat meter memakan bangkai biawak. Sisa bangkai saya angkat ke darat dan dikubur. Perkiraan saya, bangkai tersebut sengaja dibuang warga ke sungai," tutur Muriansyah.

Dengan perilaku warga yang membuang bangkai ke sungai, Muriansyah mengkhawatirkan bahwa nantinya akan mengundang buaya untuk kembali mendekati permukiman.

Setidaknya, ada tiga hal yang menurutnya bisa menyebabkan buaya bergerak mendekati permukiman warga, yakni:

* Membuang bangkai binatang ke sungai

* Memelihara ternak di tepi atau di atas sungai, dan

* Membuang sampah rumah tangga ke sungai.

Baca juga: Awas Ada Buaya ! Tim Gabungan Pasang Spanduk Imbauan Larangan Beraktivitas di Sepanjang Sungai Ini

"Tiga hal tersebut yang menyebabkan buaya mendekati perairan sekitar permukiman. Itu juga saya sampaikan kepada warga yang tinggal di tepi sungai Mentaya," jelas Muriansyah.

Oleh karena itu, Muriansyah juga meminta kepala desa (kades) setempat secara perlahan untuk mengubah perilaku warga guna meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan.

"Terutama kegiatan MCK di sungai. Kades merespons saran saya. Tahun ini dari dana desa dianggarkan 100 lebih profil tank (tempat penampungan air) yang akan dibagikan ke warga," tambahnya.

Banyak buaya di Sungai Mentaya Muriansyah mengatakan, memang terdapat banyak buaya yang berada di Sungai Mentaya.

Namun demikian, ia tidak bisa memastikan berapa banyak populasi buaya karena belum ada survei soal populasi.

Saat ditanya soal asal muasal buaya-buaya tersebut, Muriansyah menjelaskan beberapa hal.

"Sungai Mentaya dari dulu ada buaya, ini dari keterangan warga yang sudah 40-50 tahun tinggal di tepi Sungai Mentaya," kata dia.

Selain itu diduga kuat ada penambahan populasi, di antaranya dari buaya yang mengalami kerusakan habitat.

Sebab banyak rawa dan danau yang rusak bahkan kering di sekitar lokasi. Berganti dengan kebun, ladang dan permukiman.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved