Yayasan Geratak: Keterlibatan Anak Dalam Narkoba, Dilatar Belakangi Broken Home
Kata Ryan, keterlibatan anak-anak yang sampai masuk ke dunia hitam peredaran narkoba ini di sinyalir lantaran karena berasal dari keluarga Broken home
Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua Yayasan Geratak, yang berkonsentrasi di bidang pemulihan dan rehabilitasi pengguna narkoba di Kabupaten Sambas, Ryan mengaku perihatin karena peredaran narkoba sudah melibatkan anak-anak, dan sampai ke tangan anak-anak lainnya.
"Saya sangat prihatin, anak-anak yang seharusnya jadi harapan generasi penerus bangsa, saat ini sangat terancam masa depannya karena Narkoba," ujarnya, Rabu 10 Februari 2021, saat di hubungi.
Kata Ryan, keterlibatan anak-anak yang sampai masuk ke dunia hitam peredaran narkoba ini di sinyalir lantaran karena berasal dari keluarga Broken home.
"Dari case anak-anak di bawah umur yang kami tangani rata-rata yang menjadi korban penyalahgunaan napza, karena mempunyai latar belakang broken home, kurangnya pendidikan dini oleh orang tua karena orang tua tidak mengetahui tentang cara pencegahan agar anak-anak tidak sampai terikut pergaulan Narkoba," katanya.
Selain itu kata dia, keikutsertaan mereka dalam dunia trendy dan gaya hidup agar di anggap gaul atau keren, dan lingkungan dalam arti luas lingkungan keluarga, bergaul, tempat tinggal, dan lain-lain juga bisa menjadi penyebab mengapa anak-anak bisa terjerumus dalam dunia narkoba.
• Tindak Lanjut Edaran Gubernur, Sambas Tak Gelar Cap Go Meh
Menurut Ryan, anak-anak yang terjerumus dan menggunakan narkoba di Sambas jumlahnya sangat banyak. Dan setiap tahun dari data yang mereka miliki, jumlahnya terus bertambah.
"Sangat banyak dan terus bertambah secara signifikan, hal ini dapat di lihat dari jumlah orang tua yang konsultasi ke yayasan Geratak Kabupaten Sambas," tegasnya.
Untuk itu kata Ryan, kedepan mereka berharap agar semua pihak melihat hal ini sebagai isu yang penting dalam menjawab permasalahan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba.
"Kami sangat berharap Pemda dan semua pihak dapat lebih memahami betul issue permasalahan narkoba di Kabupaten Sambas. Dan mari kita bekerjasama untuk mengatasi masalah narkoba yang saat ini ibarat fenomena gunung es dan sangat mengancam masa depan generasi penerus bangsa," ungkapnya.
"Karena anak-anak yang terlibat narkoba sudah di pastikan akan putus sekolah, masa depan suram, dan angka kriminal akan semakin tinggi karena dampak buruk penggunaan narkoba itu sendiri. Ini bisa di buktikan dengan data tahanan yang ada di dalam lapas atau rutan," tuturnya.
Menurutnya, jumlah narapidana pengguna narkoba bisa mencapai 60 persen, dan bisa merembet ke kriminal umum lainnya.
"Kasus-kasus narkoba bisa mencapai 60 persen dari seluruh jumlah narapidana, belum lagi kasus pencurian atau penipuan yang mereka lakukan karena untuk membeli narkoba, dan lain-lain," tutupnya. (*)