CHINA Berhasil Uji Coba Rudal Pertahanan Udara, Sukses Hancurkan Rudal Nuklir Lawan di Udara
Sejauh ini, ada tiga negara yang sudah berhasil menciptakan sistem pertahan seperti itu adalah Amerika Serikat dengan rudal patriotnya, lalu Israel
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - China terus mencatatkan perkembangan mengesankan di bidang teknologi militer.
Baru-baru ini, negara yang di Indonesia dikenal dengan nama lain Tiongkok itu berhasil menguji sistem pertahanan udara alias arhanud terbarunya.
Sistem arhanud teranyar China itu yakni berupa rudal balistik pencegat yang mampu menghancurkan rudal musuh saat masih terbang di udara.
Sejauh ini, ada tiga negara yang sudah berhasil menciptakan sistem pertahan seperti itu adalah Amerika Serikat dengan rudal patriotnya, lalu Israel dengan Iron Dome, dan Rusia dengan sistem S-400 SAM.
• CHINA Dituduh Dalangi Kudeta Myanmar, Diplomat Tinggi Bertemu Jenderal Min Aung Hlaing Sebulan Lalu
Keberhasilan China ini, dikutip dari laman Kontan.co.id, dipastikan setelah Kementerian Pertahanan China mengatakan, militer mereka sukses melakukan uji pencegatan rudal berbasis darat di dalam wilayahnya pada Kamis 4 Februari 2021 lalu.
"Mencapai tujuan pengujian yang diinginkan," kata Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis Jumat 5 Februari 2021 di laman resminya.
"Tes ini bersifat defensif dan tidak ditargetkan terhadap negara mana pun," sebut Kementerian Pertahanan China.
• CONTOH Ucapan Imlek Terbaru 3 Bahasa & Kumpulan Kata Mutiara Tahun Baru China atau Imlek 2572 / 2021
Mengutip Global Times, itu merupakan uji mid-course ABM berbasis darat keempat China yang diketahui publik.
Mid-course adalah fase paling vital dalam intersepsi rudal balistik.
"Dan, mid-course ABM berarti mencegat rudal saat berada dalam fase penerbangan bebas di luar atmosfer," kata Song Zhongping, pakar militer China, kepada Global Times.
Menurut dia, durasi fase mid-course relatif lama.
Kesulitan besar dalam intersepsi terletak pada lintasan yang tinggi.
Dan, target pencegatan biasanya rudal balistik jarak menengah dan antarbenua.
"China sudah menguasai mid-course ABM system, dan melakukan tes terbaru menunjukkan sistem itu semakin matang, dan tingkat keberhasilan serta reliabilitas intersepsi meningkat secara signifikan," ujar Song.
• CHINA Dituding Berniat Negatif ke Indonesia, Tiongkok Kepergok Operasikan Sensor Bawah Air ?
Tiga fase penerbangan rudal
Penerbangan rudal balistik biasanya terdiri dari tiga fase dalam urutan waktu.
Pertama, fase dorongan, di mana pendorong roket akan menggerakkan rudal ke langit.
Kedua, fase tengah, saat pendorong berhenti ketika rudal melintasi luar atmosfer dan masuk kembali ke dalam atmosfer.
Ketiga, fase terminal, kala rudal memasuki kembali atmosfer dan menuju ke sasarannya.
• JERMAN Arahkan Kapal Perang Jenis Fregat ke Jepang Gara-gara China ? Indo-Pasifik Kebijakan Baru
Secara teknis, mudah untuk mencegat rudal balistik dalam fase pendorong.
Sebab, rudal tersebut masih dekat dengan permukaan tanah dan berakselerasi.
Tetapi, sulit untuk mendekati lokasi peluncuran yang biasanya jauh di wilayah musuh.
Sedang dalam fase terminal, pencegatan sangat menantang karena kecepatan rudal "menyelam" sangat tinggi.
Menurut para analis, sangat penting untuk membangun sistem anti-rudal yang efektif dan lengkap.
Terutama terhadap rudal jarak menengah dan antarbenua yang biasanya dilengkapi dengan hulu ledak nuklir.
Dengan keberhasilan ini, China bahkan kini disebut mampu mencegat rudal nuklir yang bisa saja ditembakkan musuh dan menjadi ancaman Tiongkok.
Materi di artikel ini juga telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Hantam rudal di luar atmosfer, China sukses uji pencegatan rudal berbasis darat
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838