CHINA Dituding Berniat Negatif ke Indonesia, Tiongkok Kepergok Operasikan Sensor Bawah Air ?

pihak Indonesia melalui Badan Keamanan Laut atau Bakamla memergoki sebuah kapal Survey China Xiang Yang Hong 03 di sekitaran wilayah dekat perairan Se

Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA VIA KONTAN.CO.ID
CHINA Dituding Berniat Negatif ke Indonesia, Tiongkok Kepergok Operasikan Sensor Bawah Air di sekitar wilayah laut dekat perairan Selat Sunda / ILUSTRASI. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - China adalah satu di antara tiga negara dunia yang dipercaya memiliki kekuatan militer terbesar dunia, selain Amerika Serikat dan Rusia.

China atau yang di Tanah Air disebut juga Tiongkok, dalam beberapa waktu belakangan secara lugas mengungkapkan ambisinya menguasai wilayah perairan di Laut China Selatan.

Sebuah wilayah lautan luas yang di sekitarnya terdapat negara-negara Asia Tenggara macam Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan juga Filipina.

Baru-baru ini, China dicurigai punya ‘niat negatif’ terhadap wilayah perairan Indonesia.

CHINA Siap Perang Jika Taiwan Merdeka, Tiongkok Ultimatum Amerika Serikat | Sikap Presiden Joe Biden

Hal tersebut mengacu pada peristiwa terbaru di tahun baru 2021 kali ini.

Di mana pihak Indonesia melalui Badan Keamanan Laut atau Bakamla memergoki sebuah kapal Survey China Xiang Yang Hong 03 di sekitaran wilayah dekat perairan Selat Sunda.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu 13 Januari 2021 lalu.

Saat itu, Bakamla mengetahui, kapal Survey China Xiang Yang Hong yang merupakan kapal asing tersebut sempat mengoperasikan peralatan sensor bawah air sebelum petugas berhasil mengintersepnya.

Tak pelak, peristiwa itupun membuat China dituding punya naitan negatif yang membuat Indonesia memiliki kecurigaan terhadap kapal survei China, Xiang Yang Hong 03 tersebut.

JERMAN Arahkan Kapal Perang Jenis Fregat ke Jepang Gara-gara China ? Indo-Pasifik Kebijakan Baru

Kecurigaan Bakamla berawal dari turunnya kecepatan ideal kapal dari 10 sampai 11 knot menjadi 6 hingga 8 knot.

Terlebih, Xiang Yang Hong 03 juga diketahui tiga kali mematikan Automatic Identification System (AIS).

"Jadi kalau kecepatan 6 sampai 8 (knot) itu adalah optimum sonar speed,”

“Jadi kecepatan yang ideal untuk mengoperasikan peralatan sensor bawah air," ujar Kepala Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi I DPR RI, Selasa 2 Februari 2021 sebaimana dikutip dari laman Kontan.co.id yang merangkumnya dari Kompas.com. 

"Ini bisa saja ketika dia mematikan AIS, mengoperasikan ini (sensor bawah air)," imbuh Aan.

Aan yang notabene merupakann prajurit TNI Angkatan Laut (AL) dengan spesialisasi peperangan antiselam mengetahui betul bagaimana sebuah kapal bisa mengoperasikan sensor bawah air.

CHINA Sesumbar Amerika Tak Bisa Tahan Tiongkok Jika Terjadi Perang, Jenderal Wu: Mission Impossible!

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved