Gumpalan Awan Menyerupai Gelombang Tsunami Terjadi di Kalbar Gegerkan Warga, BMKG : Itu Awan Arcus

Fitur awan Arcus dapat ditemukan diantara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus. Awan Arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadia

Penulis: Ferryanto | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/File BMKG
Gumpalan Awan menyerupai gelombang terjadi di langit Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis 28 Januari 2021 petang WIB. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Warga Kalimantan Barat dihebohkan dengan kemunculan awan dengan pola menyerupai gulungan ombak tsunami di wilayah Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat (Kalbar), Kamis 28 Januari 2021 petang WIB.

Fenomena langka inipun sempat menghebohkan dunia maya, Jumat 29 Januari 2021.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui Kepala Seksi Data dan Informasi, Stasiun Meteorologi kelas 1 Supadio Pontianak, Sutikno menjelaskan, secara ilmiah dalam dunia meteorologi, fenomena ini dinamakan dengan awan Arcus (ref: cloud atlas World Meteorological Organization, WMO).

Fitur awan Arcus dapat ditemukan di antara jenis awan Cumulonimbus dan Cumulus.

Awan Arcus merupakan awan yang lazim terjadi meskipun frekuensi kejadiannya jarang.

Memiliki tinggi dasar awan yang rendah, serta formasi pembentukannya horizontal memanjang seolah-olah seperti gelombang.

Ada AWAN TSUNAMI di Kalimantan Barat - Bagaimana Awan Arcus Terbentuk dan Apa Saja yang Terjadi

Sutikno memaparkan, Fenomena awan Arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara lebih dingin dengan massa udara lebih hangat serta lembab sehingga membentuk tipe awan yang memiliki pola pembentukan horizontal memanjang.

Kondisi tersebut dapat terjadi, satu di antaranya akibat adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas mendorong massa udara ke daratan.

Pada Kamis 28 Januari 2021, kondisi cuaca di sekitar wilayah Sungai Raya terjadi hujan mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB.

Kemudian, terlihat pada pantauan radar cuaca terdapat sel awan Cumulonimbus berbentuk memanjang yang biasa disebut squalline dari arah utara, dari sekitar wilayah Kabupaten Mempawah pada pukul 15.40.

Lalu bergerak menuju Kota Pontianak sekitar pukul 16.30. Berlanjut menuju wilayah Sungai Raya pada pukul 17.00.

"Diprakirakan sekitar pukul 17.00 terbentuk awan Arcus, karena wilayah Sungai Raya sudah dingin akibat hujan sebelumnya," kata Sutikno.

Lebih jauh Sutikno menjelaskan, awan Arcus dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir di sekitar pertumbuhan awan.

"Kecepatan angin maksimum yang tercatat di Stasiun Meteorologi Supadio sebesar 15 knot (setara 28 km/jam), sementara di Kota Pontianak maksimum 17 knot (setara 30 km/jam). Akumulasi jumlah curah hujan di Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak selama 24 jam sebesar 27.6mm, kategori hujan intensitas sedang,'' katanya.

Kemudian, dari data yang ada fenomena serupa sebelumnya juga  teramati di wilayah Kalbar pada tanggal 6 Desember 2015 di Stasiun Meteorologi Supadio.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved