Liputan Eksklusif
Genjot IPM Kalbar, Sutarmidji-Ria Norsan Fokus Pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur
Ada tiga bidang yang akan digenjot untuk peningkatan IPM yakni pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Hari ini, Kamis 28 Januari 2021 Provinsi Kalimantan Barat berusia 64 tahun. Dibawah komando Gubernur Kalbar H Sutarmidji dan Wakil Gubernur Ria yang sudah dua tahun ini, banyak hal yang telah dicapai.
Memasuki tahun ketiga kepemimpinan, ada pekerjaan rumah (PR) besar yang tengah ditargetkan Sutarmidji-Norsan.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menegaskan, capaian yang ada saat ini harus terus ditingkatkan sehingga Kalbar mampu bersaing dengan daerah lainnya. Sutarmidji menyatakan, pekerjaan rumah besar pihaknya saat ini yakni peningkatan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kalbar.
Ada tiga bidang yang akan digenjot untuk peningkatan IPM yakni pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.
IPM, kata Sutarmidji, berkaitan dengan kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Midji menjelaskan, pada 2018 IPM Kalbar berada pada angka 66,98. Ia bersyukur, saat duduk menjadi Gubernur Kalbar IPM Kalbar meningkat menjadi sekitar 67,66 pada 2020.
Meski demikian, jelas Midji, IPM Kalbar saat ini masih berada di bawah rata-rata nasional. “Bahkan terkecil di Kalimantan. Tapi saya yakin. Masalah kita ini pada data. Makanya saya minta dinas-dinas mevalidasi semua data yang ada,” ujar Midji saat sesi wawancara khusus dengan Pemimpin Redaksi Tribun Pontianak Safruddin melalui program Triponcast (Tribun Pontianak Official Podcast), Rabu 27 Januari 2021.
• Ucapkan HUT Pemprov Kalbar Ke-64, Ini Penegasan Bupati Sanggau
Dijelaskan Sutarmidji, jika seluruh program dibuat berdasarkan data yang tidak valid, maka program yang dibuat tidak akan menghasilkan output sebagaimana yang diharapkan.
“Contohnya data jalan provinsi dalam kondisi mantab 86 persen. Tapi faktanya, cuma 49 persen. Makanya kita kelabakan. Data capaian pembangunan harus riil, tidak boleh di-mark up atau dibuat-buat. Data yang riil akan menghasilkan program-program yang capaiannya juga bagus,” papar Sutarmidji.
Sutarmidji menyatakan, IPM itu berkaitan dengan bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Ia mendorong kabupaten/kota benar-benar memaksimalkan penggunaan APBD.
"Kita sedang mengejar pembangunan IPM, sekarang yang paling tinggi adalah Kota Pontianak," ujar Sutarmidji.
Daerah lainnya, menurut Midji masih perlu dikejar peningkatan IPM. IPM Pontianak saat ini 79,4 dan akan masuk komponen sangat tinggi. Di Kalbar, lanjutnya, yang mengganjal IPM adalah rata-rata lama sekolah.
Angka lama sekolah saat ia menjadi Gubernur Kalbar baru 6,3 tahun dan saat ini meningkat menjadi 7,3 tahun. Angka itu naik 1 persen selama dua tahun kepemimpinannya.
Saat ini Kayong Utara yang memiliki angka IPM paling rendah dengan angka 62. Faktor utama untuk meningkatkan IPM di Kayong Utara ditegaskannya harus banyak bangun sekolah, khususnya SMP dan SMA.
• Ajak Masyarakat Hidupkan Destinasi Wisata di Kalbar, Wagub Ria Norsan: Kalbar Tak Kalah Dengan Bali
Sementara angka lama hidup di Kalbar mencapai 70 tahun. Namun indikator angka lama hidup ini masih ada beberapa daerah dibawah 70 tahun.
Saat ia dan Wagub Ria Norsan menjabat, Pemprov Kalbar menggratiskan biaya pendidikan seluruh siswa SMA/SMK negeri di Kalbar serta membantu beberapa sekolah swasta.