Gapki Kalbar Prediksi Harga Sawit Semester I 2021 akan Bergerak Naik

Bahkan posisi harga tahun 2020 lebih baik jika dibandingkan dengan harga rata-rata CPO pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 6.540/kg.

Editor: Nina Soraya
TRIBUN/FILE
Ilustrasi 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Crude Palm Oil (CPO) merupakan komoditas ekspor.

Sebagai satu di antara komoditas ekspor yang berperan strategis bagi perekonomian nasional maupun daerah, pergerakan harga CPO sepanjang tahun 2020 menjadi menarik untuk ditelisik.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI) Cabang Kalbar, Purwati Munawir, menjelaskan harga rata-rata CPO selama tahun 2020 berada pada posisi Rp 8.117/kg.

Baca juga: PD Uncak Kapuas Sebut Tak Perlu Bangun Hotel di Putussibau, Ini Penjelasannya

“Dengan harga tertinggi pada kuartal IV tahun 2020 yaitu sebesar Rp 9.373/kg,” jelasnya dalam keterangan pers, Senin 25 Januari 2021.

Pergerakan harga sepanjang tahun 2020 relatif stabil dengan sedikit berfluktuasi turun walaupun tidak signifikan.

Pada triwulan ke III dengan harga terendah pada kisaran Rp 6265/kg.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 2 Halaman 152 153 154 155 156 157 158 159 Subtema 3 Pembelajaran 5

Di tengah situasi daerah dilanda pandemi Covid-19, ternyata komoditi sawit cukup teruji daya tahannya.

Bahkan posisi harga tahun 2020 lebih baik jika dibandingkan dengan harga rata-rata CPO pada tahun 2019 yaitu sebesar Rp 6.540/kg.

Di mana harga terendah sebesar Rp 5.877/kg pada Januari 2019 dan harga tertinggi pada bulan Desember 2019 dengan harga Rp 8.155.

Baca juga: Gubernur Sutarmidji Minta Prioritaskan Distribusi Vaksin ke Singkawang dan Sintang

Pergerakan harga CPO cenderung semakin membaik sejak tahun 2019 dan diperkirakan masih tetap bergerak naik setidaknya sampai semester 1 /2021.

“Namun demikian strategi pasar masih harus dikawal terutama terkait dengan efisiensi tata kelola sawit di lapangan,” ujarnya.

Jika mereview sifat iklim tahun 2019 – 2020 yang cukup kondusif bagi pertanaman sawit diharapkan kinerja produksi pada tahun 2021 tetap baik.

Baca juga: JADWAL Babak 16 Besar UCL Februari 2021 Tayang Rabu dan Kamis Malam

Dengan proyeksi produksi setidaknya sama dengan produksi tahun 2020 yaitu lebih kurang 6 juta ton terdiri dari 5 juta ton untuk CPO dan 1 juta ton untuk PK.

Demikian pula serapan pasar global terutama ke Negara China, India diperkirakan masih tetap baik.

Baca juga: Akun Bupati Sekadau Dikloning, Sang Anak Sebut Banyak Telepon Masuk Menanyakan Kabar Sang Ibu

“Hal ini dipengaruhi oleh daya saing CPO yang cukup kuat terhadap minyak nabati lain (kedele, jagung) karena produksi yang cenderung terbatas,” ungkapnya.

“Kondisi harga yang baik ini dapat berpengaruh positif bagi sisi penerimaan petani sawit kita, sehingga diharapkan dari sisi pengeluaran dapat terkelola dengan baik,” tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved