Gubernur Sutarmidji Sebut Mempawah dan Kayong Utara Masih Kurang Melakukan Tracing dan Testing

Dikatakannya seperti yang terjadi di Kabupaten Bengkayang, diakuinya baha pada lima hari terakhir ini kawasan tersebut turun drastis terhadap keterjan

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ANGGITA PUTRI
Gubernur Sutarmidji saat menjadi Pembicara Seminar Outlook Ekonomi 2021 di Hotel Mercure, Kamis 21 Januari 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji menegaskan bahwa dalam penangaman COVID-19 masih ada daerah di Kalbar yang tak ikuti aturan dalam mengirim hasil sampel swab PCR untuk diperiksa ke Laboratorium di Provinsi.

Dikatakannya padahal upaya dalam menekan tingkat keterjangkitan virus Covid-19 di daerah masing-masing harus melakukan tracing, testing dan treatmet guna mengetahui tingkat keterjangkitan terhadap virus covid-19 dan diikuti dengan penerapan Prokes COVID-19.

Dikatakannya seperti yang terjadi di Kabupaten Bengkayang, diakuinya baha pada lima hari terakhir ini kawasan tersebut turun drastis terhadap keterjangkitan kasus Covid-19.

Baca juga: Tak Gencar Lakukan Testing dan Tracing, Penumpang Kapal dari Kayong Utara Akan di Swab Acak

"Jadi dari 100 sample yang di kirim Bengkayang hanya ditemukan keterjangkitan tak sampai 10 persen begitu juga dengan Sambas,” ujarnya saat menjadi Pembicara Seminar Outlook Ekonomi 2021 di Hotel Mercure, Kamis 21 Januari 2021.

Namun dirinya sangat menyayangkan di Kabupaten Kayong Utara tidak bisa diprediksi keterjangkitan COVID-19 karena kurang dalam melakukan tracing dan testing.

Sutarmidji juga mewanti-wanti untuk Kabupaten Mempawah agar berhati-hati akan kasus Covid-19 yang terjadi, karena selain Kayong Utara , Mempawah juga kurang mengirim sampel swab PCR ke Provinsi guna menekan kasus COVID-19.

Baca juga: Minta Perbaiki Data, Gubernur Sutarmidji : Produksi Apapun Keluar dari Kalbar Harus Tercatat

"Mempawah juga bahaya karena tidak melakukan Swab, seperti Landak saat ini saja sudah turun," ungkapnya.

Ia menambahkan penanganan secara masif perlu dilakukan agar tidak terjadi penyebaran virus COVID-19 satu kawasan tersebut.

"Jika infeksi maka memerlukan biaya yang besar untuk satu orang dalam penanganan hingga pasien tersebut bisa dinyatakan negatif," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Sutarmidji Membuka Seminar Outlook Ekonomi Kalbar 2021

Perkembangan Covid-19 di Kalbar, dikatakannya pernah ditemukan kasus dengan nilai viral load mencapai jutaan. Maka dari itu, harus diliat riwayat perjalanannya dan sudah berinteraksi dengan siapa saja, apakah datang dari luar Kalbar atau tidak. Sehingga tau pola untuk penangannya.

"Riwayat seseorang yang memiliki viral load tinggi harus tau dia berinteraksi dengan orang luar Kalbar atau tidak itu yang harus dipantau. Karena lebih dari separuh yang meninggal di Kalbar kasus yang berasal dari luar," jelasnya.

Sutarmidji mengatakan bahwa masih banyak orang yang masih meremehkan virus yang mematikan ini.

"Jangan meremehkan Covid-19, kemarin klaim BPJS satu orang bisa mencapai Rp.475 juta. Jika orang flu bisa terlihat jika ada virusnya, tapi kalau OTG tidak ada gejala bahaya jika menjangkiti orang yang punya komorbid,” pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved