APAKAH Sholat Tahajud Harus Tidur Terlebih Dahulu ? Sholat Tajahud Berapa Rakaat yg Bagus ?

Ada banyak faedah alias fadhilah dari melaksanakan sholat Tahajud yang biasa juga dikenal dengan nama lain Qiyamul lail ini. 

Penulis: Ishak | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
APAKAH Sholat Tahajud Harus Tidur Terlebih Dahulu ? Sholat Tajahud Berapa Rakaat yg Bagus ? Simak penjelasan berikut terkait pelaksanaan ibadah sunnah Sholat Tahajud alias Qiyamul Lal / ILUSTRASI. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sholat Tajahud adalah satu di antara ibadah sunnah yang amat dianjurkan dilaksanakan seorang Muslim.

Ada banyak faedah alias fadhilah dari melaksanakan sholat Tahajud yang biasa juga dikenal dengan nama lain Qiyamul lail ini. 

Namun, agar faedahnya lebih baik dan sesuai dengan anjuran dan tuntunan, beberapa ketentuan di dalamnya juga menjadi penting.

Nah, terkait ini, sejumlah pertanyaan mungkin mencuat.

Baca juga: Niat Sholat Tahajud dan Cara Sholat Witir Setelah Tahajud Sendiri di Rumah

Dua di antaranya yakni terkait apakah sholat Tahajud harus tidur terlebih dahulu ?. 

Atau tentang sholat Tahajud berapa rakaat yg bagus dilaksanakan tiap malam?

Lantas, Bolehkah Sholat Tahajud Sebelum Tidur ?

Lalu sholat Tahajud berapa rakaat yg bagus sebenarnya untuk dilakukan ?

Terkait itu, mari simak penjelasan berikut ini :

Apakah Sholat Tahajud Harus Tidur Terlebih Dahulu

Pertama, penjelasan terkait apakah sholat Tahajud harus tidur terlebih dahulu dirangkum dari berbagai sumber, termasuk dari laman Konsultasi Syariah sejauh ini ada beberapa pendapat.

Pertama, ada yang berpendapat adalah harus tidur terlebih dahulu. 

Di antaranya yang berpendapat dengan jawaban 'iya' dari pertanyaan apakah sholat Tahajud harus tidur terlebih dahulu merujuk pada pendapat Ar-Rafi’i, yang dikenal sebagai satu di antara ulama besar dari madzhab Syafii. 

Dalam bukunya As-Syarhul Kabir, Ar-Rafi’i menegaskan:

التَّهَجُّدُ يَقَعُ عَلَى الصَّلَاةِ بَعْدَ النَّوْمِ ، وَأَمَّا الصَّلَاةُ قَبْلَ النَّوْمِ ، فَلَا تُسَمَّى تَهَجُّدًا

Artinya :“Tahajud istilah untuk shalat yang dikerjakan setelah tidur. Sedangkan shalat yang dikerjakan sebelum tidur, tidak dinamakan tahajud.”

Setelah menyatakan keterangan di atas, Ar-Rafi’i membawakan riwayat dari Katsir bin Abbas dari sahabat Al-Hajjaj bin Amr radhiyallahu ‘anhu yang berujar: 

يَحْسَبُ أَحَدُكُمْ إذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يُصَلِّي حَتَّى يُصْبِحَ أَنَّهُ قَدْ تَهَجَّدَ ، إنَّمَا التَّهَجُّدُ أَنْ يُصَلِّيَ الصَّلَاةَ بَعْدَ رَقْدِهِ ، ثُمَّ الصَّلَاةَ بَعْدَ رَقْدِهِ ، وَتِلْكَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Diantara kalian menyangka ketika melakukan shalat di malam hari sampai subuh dia merasa telah tahajud. Tahajud adalah shalat yang dikerjakan setelah tidur, kemudian shalat setelah tidur. Itulah shalatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,"

Baca juga: Bacaan Sholat Tahajud Sendiri Lengkap Arab Indonesia Latin

Sementara satu pendapat lainnya menyatakan tak harus tidur lebih dahulu. 

Pendapat Kedua ini merujuk pada pendapat bahwa di Hasyiyah Ad-Dasuqi, 7/313 yang menjelaskan bahwa Sholat tahajud adalah semua shalat sunah yang dikerjakan setelah isya.

Baik sebelum tidur maupun sesudah tidur. 

Karena tahajud memiliki arti mujanabatul hajud atau yang berarti menjauhi tempat tidur.

Dengan demikian, semua shalat malam bisa disebut tahajud jika dilakukan setelah bangun tidur atau di waktu banyak orang tidur.

Pendapat ini berdasarkan sabda Rassulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:

أفشوا السلام، وأطعموا الطعام، وصلوا الأرحام، وصلوا بالليل والناس نيام تدخلوا الجنة بسلام

Artinya: "Sebarkanlah salam, berilah makanan, sambung silaturahmi, dan kerjakan shalat malam ketika manusia sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat," (HR. Ahmad, Ibn Majah, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth)

Lalu ada pula keterangan lain dari Abu Bakr Ibnul ‘Arabi yang mengatakan:

في معنى التهجد ثلاثة أقوال (الأول) أنه النوم ثم الصلاة ثم النوم ثم الصلاة، (الثاني) أنه الصلاة بعد النوم، (والثالث) أنه بعد صلاة العشاء. ثم قال عن الأول: إنه من فهم التابعين الذين عولوا على أن النبي صلى الله عليه وسلم كان ينام ويصلي، وينام ويصلي . والأرجح عند المالكية الرأي الثاني

Artinya: "Tentang makna tahajud ada 3 pendapat: pertama, tidur kemudian shalat lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur. Ketiga, tahajud adalah shalat setelah isya. Beliau berkomentar tentang yang pertama, bahwa itu adalah pemahaman ulama tabi’in, yang menyandarkan pada ketarangan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur kemudian shalat, kemudian tidur, lalu shalat. Sedangkan pendapat paling kuat menurut Malikiyah adalah pendapat kedua. (Dinukil dari Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 14/86),"

Sholat Tajahud Berapa Rakaat yg Bagus

Pertanyaan ke dua yang cukup populer yakni terkait dengan Sholat Tahajud berapa rakaat yg bagus untuk dilaksanakan. 

Terkait hal ini, dikutip dari berbagai sumber terutama dari laman Rumaysho dijelaskan bahwa jumlah raka’at shalat tahajud yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 11 atau 13 raka’at.

Jumlah rakaat ini yang satu di antaratanya disebut sering menjadi pilihan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat mengerjakan sholat Tahajud. 

Baca juga: Niat Sholat Tahajud 2 Rakaat dan Bacaannya Lengkap Arab Indonesia Latin

Pendapat ini satu di antaranya dapat ditemui dari hadist dari Aisyah r.a yang menjelaskan :

مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ وَلاَ غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى أَرْبَعًا فَلاَ تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّى ثَلاَثًا

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari 11 raka’at. Beliau melakukan shalat empat raka’at, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat empat raka’at lagi dan jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat tiga raka’at.” (HR. HR. Bukhari no. 3569 dan Muslim no. 738)

Selain itu, ada pula keterangan dari Ibnu Abbas yang menjelaskan :

كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً . يَعْنِى بِاللَّيْلِ

Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at. ” (HR. Bukhari no. 1138 dan Muslim no. 764)

Pendapat lainnya juga ada dari keteranga yang diriwayatkan Zaid bin Kholid Al Juhani yang mengatakan: 

لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- اللَّيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً.

Artinya: “Aku pernah memperhatikan shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 raka’at ringan.

Kemudian setelah itu beliau laksanakan 2 raka’at yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya.

Beliau pun lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya.

Lalu terakhir beliau berwitir sehingga jadilah beliau laksanakan shalat malam ketika itu 13 raka’at.”22 Ini berarti Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan witir dengan 1 raka’at. (Al Muntaqo Syarh Al Muwatho‘, 1/280, Mawqi’ Al Islam)

Baca juga: Doa Sholat Tahajud Arab Latin dan Terjemahannya serta Hukum Sholat Tahajud Sebelum Tidur

Dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa disunnahkan sebelum shalat malam, dibuka dengan 2 raka’at ringan terlebih dahulu.

Penjelasan terkati pendapat ini satu di antaranya ada dalam hadist dari Aisyah r.a yang berujar:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّىَ افْتَتَحَ صَلاَتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ.

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan shalat malam, beliau buka terlebih dahulu dengan melaksanakan shalat dua rak’at yang ringan.”  (HR Muslim 767)

Nah, demikianlah penjelasan terkait pertanyaan seputar apakah sholat Tahajud harus tidur terlebih dahulu dan juga Sholat Tahajud berapa rakaat yg bagus . 

Semoga bermanfaat ya sobat Tribun Pontianak sekalian. 

Semoga menjawab pertanyaan Bolehkah Sholat Tahajud Sebelum Tidur dan juga Sholat Tahajud berapa rakaat yg bagus

Penulis: Ishak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved