Sambut Baik Arahan Presiden RI, Wali Kota Pontianak Edi Kamtono Dukung Kreativitas dan Inovasi UMKM
hal tersebut sejalan dengan harapan pelaku UMKM yang menginginkan adanya dukungan dari perusahaan-perusahaan yang sudah mapan.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyambut baik arahan dari Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo kepada Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM) untuk menjalin kerjasama atau kemitraan antara perusahaan besar dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Tentu menurutnya, hal tersebut sejalan dengan harapan pelaku UMKM yang menginginkan adanya dukungan dari perusahaan-perusahaan yang sudah mapan.
Menurut Edi, tidak sedikit perusahaan yang bisa dijajaki untuk bekerjasama dengan UMKM yang ada di kota Pontianak.
"Tujuan kemitraan tersebut untuk mengangkat harkat dan martabat UMKM agar bisa naik kelas, serta pemerataan kesejahteraan," ujarnya saat menghadiri penandatanganan kerjasama dalam rangka Kemitraan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan UMKM yang disaksikan oleh Presiden RI melalui video conference di Ruang Pontive Center, Senin 18 Januari 2021.
Baca juga: Ditengah Pandemi Covid-19, Wali Kota Pontianak Edi Kamtono Launching Update Food Market
Pihaknya sudah memiliki data UMKM di Kota Pontianak yang bergerak di berbagai bidang walaupun belum optimal.
Menurutnya bentuk kerjasamanya bisa dilakukan dengan berbagai cara.
"Misalnya saja kerjasama suplai bahan baku untuk UMKM, pemasaran, transfer teknologi dengan memberikan pembinaan atau pelatihan. Supaya bisa mensuplai bahan baku dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk produksi," jelasnya.
Meski saat ini, pelaku UMKM masih banyak yang terbentur dengan masalah permodalan, packaging, kualitas hingga pemasaran.
Namun Pemerintah Kota Pontianak terus memberikan dukungan terhadap UMKM, salah satunya adalah dengan mempermudah proses perizinan.
"Kemudian mempermudah akses untuk mendapatkan informasi baik permodalan, pengemasan, pemasaran dan pembinaan bisnis," terang Edi.
Pelaku UMKM yang baru memulai kiprahnya juga harus diberikan semangat. Namun ia mengingatkan agar dalam aktivitas usaha atau berdagang tidak berlokasi pada tempat-tempat yang dilarang.
"Tentu pemerintah akan memikirkan tempat di mana yang cocok untuk mereka berusaha dan bisa mendukung program kita untuk keindahan maupun destinasi kuliner," sebutnya.
Ada pula pelaku usaha yang membuat tempat kuliner yang mampu menampung sekitar 40 UMKM. Upaya ini sebagai bentuk partisipasi pengusaha untuk mengangkat UMKM naik kelas. Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, memang berdampak terhadap hampir seluruh UMKM.
Rerata omzetnya menurun bahkan ada yang tutup karena tidak mampu untuk memenuhi operasionalnya.
"Kemudian daya beli masyarakat juga masih rendah. Sehingga upaya kreativitas dan inovasi dari UMKM perlu dilakukan kolaborasi dengan teknologi," pungkas Edi.
Edi berpendapat, upaya itu untuk menggerakkan produksi supaya tetap produktif serta bisa meningkatkan pendapatan sehingga usaha yang digelutinya berkelanjutan.
"Saat ini untuk sektor-sektor kebutuhan pokok seperti bahan pangan terus berjalan, tetapi produk jadinya dilihat dari kreativitasnya," ungkapnya. (*)