Sriwijaya Air Jatuh
Korban Kelahiran Sintang Teridentifikasi - UPDATE Identifikasi Jenazah Penumpang Sriwijaya Air SJ182
Beda dari jenazah lain yang sudah teridentifikasi, Tim DVI mendapati bagian tubuh jenazah Asyhabul pada dua kantong jenazah, nomor 00729 dan 0029.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KRAMAT JATI - Satu dari tiga jenazah yang teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) pada Selasa 12 Januari 2021 merupakan Asyhabul Yamin (36).
Asyhabul Yamin merupakan saudara kandung Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalbar, yang juga terdaftar dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu, Sabtu 9 Januari 2021.
Namun, Faisal Rahman belum terindentifikasi hingga Selasa 12 Januari 2021.
Kapus Inafis Mabes Polri Brigjen Hudi Suryanto mengatakan, nama Asyhabul Yamin dalam manifest Sriwijaya Air SJ-182 berada di nomor 40.
Beda dari jenazah lain yang sudah teridentifikasi, Tim DVI mendapati bagian tubuh jenazah Asyhabul pada dua kantong jenazah, nomor 00729 dan 0029.
"Ini tempat tanggal lahirnya di Sintang, 31 Mei 1984, jenis kelamin laki-laki, agama Islam, alamat Jalan Sakti Nomor 7A, RT 05/06, Kelurahan Patukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta," kata Hudi Suryanto.
Baca juga: Kunjungi Keluarga Korban Pesawat Sriwijaya SJ182, Wali Kota Edi Rusdi Kamtono Beri Dukungan Moril
Hudi mengatakan jenazah Asyhabul teridentifikasi berdasar hasil pencocokan sidik jari data antemortem dengan posmortem.
Bedanya sidik jari yang digunakan bukan telunjuk kanan, melainkan jempol, pun hasilnya ditemukan 12 titik kecocokan sehingga identifikasi akurat.
"Satu (sidik jari) diambil dari e-KTP, yang satu diambil dari sidik jari korban, jempol kanan. Jadi untuk mengidentifikasi itu yang mudah diambil dari sampel jempol dan telunjuk," lanjut Hudi di RS Polri Kramat Jati, Selasa 12 Januari 2021.
Kemudian, Hudi Suryanto mengatakan, co pilot Sriwijaya Air, Fadly Satrianto (38) telah teridentifikasi.
Dalam manifes penumpang Sriwijaya Air SJ-182 nama Fadly tercatat di nomor 31.
"Dan ini ternyata adalah kopilot dari pesawat Sriwijaya Air. Kami juga sudah melakukan perbandingan sidik jari (antemortem dan posmortem), ini yang kami dapat," kata Hudi.
Bila mengacu catatan kependudukan, Fadly yang saat kecelakan pada Sabtu 9 Januari 2021 merupakan satu dari enam ekstra kru dalam pesawat berdomisili di Jawa Timur.
Tepatnya di Jalan Teluk Penanjung nomor 17 RT 04/RW 05, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya, jenazah Fadli teridentifikasi dari pencocokan sidik jari.
"Perbandingan sidik jarinya dari e-KTP telunjuk kanan yang berhasil kita identifikasi dari potongan bagian tubuh yang kami dapatkan, identik 12 titik," ujarnya.
Baca juga: Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan Selasa 12 Januari 2021 Sore
Hudi mengatakan jenazah ketiga yang teridentifikasi pada hari kedua proses rekonsiliasi oleh Tim DVI atas nama Khasanah (50).
Dalam manifes penumpang Sriwijaya Air SJ-182 , Khasanah yang juga teridentifikasi dari pencocokan sidik jari jempol kanan tercatat di nomor 28.
"Atas nama Hasanah, Lamongan 28 Desember 1970, perempuan, agama Islam, alamatnya Gang Lentoro Jalur III, RT 05/05, Kecamatan Pontianak Barat, Kalimantan Barat," sambung dia.
Hingga Selasa 12 Januari 2021 pukul 17.00 WIB tercatat sudah empat jenazah penumpang Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak teridentifikasi.
Sebelumnya pada Senin 11 Januari 2021, jenazah Okky Bisma yang merupakan pramugara Sriwijaya Air berhasil juga berhasil diidentifikasi lewat pencocokan sidik jari.
Dua Bersaudara di Tragedi Sriwijaya Air SJ-182
Faisal Rahman, YouTuber asal Sintang, Kalbar, terdaftar dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu, pada 9 Januari 2021. Pria berusia 30 tahun bersama dengan saudara kandungnya, Asyhabul Yamin.
Dua saudara kandung ini tercatat dalam manifest nomor 40 dan 41. Mereka merupakan warga Jalan MT.
Haryono, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang, Kalbar.
Keduanya merupakan putra dari pasangan Masrizal dan Mariyati. Faisal anak bungsu, sementara Asyabul Yamin, anak sulung. Jajaran Polres Sintang, mengonfirmasi keduanya merupakan warga Kabupaten Sintang.
Budi Kurniawan, kerabat dekat Faisal dan Asyhabul mengungkapkan, awalnya sahabat karibnya sejak kecil itu bukan penumpang Sriwijaya Air SJ-182, melainkan penumpang pesawat Nam Air.
Seharusnya, Faisal dan Asyhabul berangkat dari Jakarta ke Pontianak pada 9 Januari 2021, pukul 07.00 WIB pagi dengan pesawat Nam Air.
"Ceritanya seharusnya mereka berangkat jam 7 pagi tanggal 9 pakai pesawat Nam Air," ungkap Budi.
Baca juga: Namanya Ada di Manifest Sriwijaya Air SJ182, Paulus Yulius Kollo Pilih Naik Kapal Menuju Pontianak
Informasi ini diperoleh Budi dari istri Asyahabul Yamin. Hari itu, sekitar pukul 10.00 WIB, istrinya menerima telepon dari suaminya perihal penundaan keberangkatan.
"(Kata suaminya) pihak maskapai yang memberitahukan bahwa keberangkatan jadi, cuma delay sampai jam 13.00 wib siang. Lalu, pesawatnya dialihkan ke Sriwijaya Air,"
Pesawat Sriwijaya Air Sj-182 dijadwalkan terbang pada pukul 13.25 WIB. Namun, pesawat ternyata baru lepas landas pada 14.36 WIB.
Alasan terjadi delay pada pesawat ini karena saat akan take off pukul 13.25 WIB terjadi hujan deras.
Posisi terakhir pesawat diketahui berada di atas Kepulauan Seribu. Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyebut jika pesawat pada pukul 14.37 WIB masih berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke 29.000 kaki dengan mengikuti standar instrumen.
Pesawat lalu dinyatakan hilang kontak pada 14.40 WIB. Pesawat terakhir terlihat di ketinggian 250 kaki.
Pesawat tersebut jatuh di perairan sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pesawat Boeing 737-500 Sriwiyaja Air memuat 62 orang dengan kru pesawat 6 orang.
Rinciannya: 40 dewasa,7 anak-anak, 3 Bayi.
Seorang Konten Kreator Sekaligus Produser
Faisal memiliki akun IG @Classics_fay, diikuti lebih dari 19 ribu followers. Dalam profilnya, Fay memiliki usaha penjualan pakaian bernama Toko Cahaya Busana.
Faisal juga menuliskan dirinya sebagai produser music, pianis dan gitaris. Karyanya bisa dilihat di akun Youtubenya Dunia Malam TV (DM.TV). Dalam karyanya, Fay mencantumkan dirinya sebagai pengisi suara, music dan sound serta legal content. Dalam unggahan di Instagram, Fay banyak menampilkan kepiawaian dalam memainkan alat music dan olah vocal.
Sejak namanya masuk dalam manifest pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan, postingan Fay di Instagram maupun konten youtubenya dibanjiri doa dari para warganet.
Budi menyebut, Faisal pernah mengenyam pendidikan di MIN Sintang. Setelahnya, dia banyak menempuh pendidikan di Yogyakarta dan Jakarta. Terakhir lulus di Binus University, jurusan Ilmu Kumputer 2007-2013.
Di laman Facebook Binus University, Ikatan Keluarga Alumni Bina Nusantara (IKABINUS) turut mengucapkan duka mendalam terhadap Faisal dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.
Meski tidak ada hubungan darah, bagi Budi, Fay sudah dianggap seperti adik sendiri. Dia mengenalnya sejak kecil.
“Kami (berbicara) mewakili pihak keluarga, harapan kami tidak banyak. Andai kata sudah tidak selamat, minimal jasadnya ada. Itu harapan kami. Kami pun di sini, cuma bisa berharap ada mukjijzat, selamat itu harapan terbesar kita,” kata Budi.
Baca juga: Alhamdulillah , Black Box Sriwijaya SJ182 Ditemukan Tim Penyelam Kopaska TNI AL, Link Live Kompas TV
Faisal Rahman Baru Dipercaya Ibunya Meneruskan Bisnis Keluarga
Faisal dan Asyhabul berangkat dari Sintang ke Jakarta sebelum Natal 2020, lalu. Keduanya disebut rutin ke Jakarta untuk berbelanja pakaian dalam jumlah besar. Baik Faisal dan Asyhabul, keduanya diberikan kepercayaan oleh orangtuanya mengelola bisnis pakaian. Nama tokonya Cahaya Busana Sintang.
“Ke Jakarta karena memang aktivitas keluarga ini kan pebisnis jual beli pakaian,” kata Budi Kurniawan, kerabat dekatnya.
Asyhabul Yamin, sudah mengelola Toko Cahaya Busana sejak tahun 2010. Sementara adiknya, Faisal Yamin, baru beberapa bulan terakhir dipercaya ibunya, Mariati meneruskan bisnis keluarga.
Kepergian Faisal ke Jakarta bersama Asyhabul merupakan kali pertama dalam rangka belajar belanja pakaian untuk bisnis keluarga.
“Situasi seperti sekarang, bisnis keluarga dilimpahkan kepada anaknya, terutama yang tua. Asyhabul diminta mengajar dan mendidik adiknya cara belanja pakaian dan segala macam, karena orangtuanya pun mau mengalihkan itu semua ke anaknya. Sebelum natal sudah di sana (Jakarta), memang aktivitas mereka sering ke Jakarta-Pontianak, kadang sebulan di sini, terus ke Jakarta,” cerita Budi. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Berikut 3 Jenazah Penumpang Sriwijaya Air yang Teridentifikasi: Satunya Co Pilot Fadly Satrianto