Sriwijaya Air Jatuh
Satu Korban Penumpang Pesawat Sriwijaya Air AJ182 Teridentifikasi Atas Nama Oky Bisma
Satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Satu korban pesawat Sriwijaya Air SJ 182 teridentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri, Brigjen Rusdi Hartono.
Ia mengungkapkan, identifikasi ini merupakan pencocokkan antara data antemortem dan postmortem.
"Tim DVI dapat mengidentifikasi salah satu korban kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182, yaitu atas nama Oky Bisma," ujar Rusdi saat konferensi pers di RS Polri Kramat Jati, Senin 11 Januari 2021.
Baca juga: Keluarga Kenang Perjuangan Kejar Beasiswa Pilot NAM Air yang Jadi Penumpang Sriwijaya Air SJ182
Baca juga: Pegang Erat Foto Keluarga, Duka Mendalam Nanik yang Anak dan 2 Cucunya Penumpang Sriwijaya Air SJ182
Sementara itu, Kapusifanis Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto mengatakan, Oky Bisma berhasil diidentifikasi berkat pencocokkan antara sidik jari antemortem dan postmortem.
"Kami temukan berupa tangan kanan (korban) lengkap dengan jarinya. Ketika kami melakukan pengidentifikasian, kami bisa menyampaikan seperti ini," kata Hudi.
Adapun pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 jiwa.
Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang (46 dewasa, 7 anak, dan 3 bayi).
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
Baca juga: Alifudin Sampaikan Rasa Duka Untuk Musibah Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air
Komponen Identifikasi
Pencarian korban terus dilakukan, satu di antaranya dengan mengumpulkan data ante mortem dan post mortem.
Data ante mortem dan post mortem biasa digunakan untuk mengidentifikasi korban kecelakaan hingga bencana massal.
Kecocokan antara data ante mortem dan post mortem sangat membantu mengidentifikasi korban.