Makrufatul Jadi Korban Sriwijaya SJ-182 Mahasiswa Polnep Sampaikan Rasa Kehilangan Dosen Panutan
Makrufatul yang sering disapa Rufa berangkat ke Jakarta bersama ibundanya dan juga sang suami Mulyadi P Tamsir, tokoh politik nasional sekaligus Eks K
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Makrufatul Yesi Srianingsih satu diantara korban jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ-182 yang jatuh diperairan Pulau Laki, sebelah barat Kepulauan Seribu pada Sabtu 9 Januari 2021.
Makrufatul yang sering disapa Rufa berangkat ke Jakarta bersama ibundanya dan juga sang suami Mulyadi P Tamsir, tokoh politik nasional sekaligus Eks Ketua Umum PB HMI, berada dalam daftar penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 1982.
Rufa sendiri adalah salah satu dosen di Kampus Politeknik Negeri (Polnep) Pontianak. Atas peristiwa yang menimpa Rufa dan keluarga para mahasiswanya turut berduka dan merasa kehilangan sosok dosen yang sangat baik tersebut.
Mahasiswa dari Rufa yakni Abang Muhammad Dirgantara Jurusan Administrasi Bisnis, Jurusan Administrasi Negara semester 7 Polnep Pontianak menyampaikan bahwa sosok Rufa sendiri adalah sosok dosen yang sangat mengajarkan banyak hal bukan hanya materi saja bahkan sampai kepada penampilan, sikap dan etika.
Baca juga: Makrufatul Dosen Polnep Korban Jatuhnya Sriwijaya SJ182, Toasin Sampaikan Duka Mendalam
“Saat mengajar memang suasana kelas beliau sangat cair di dalam kelas. Hal yang kami rindukan dari beliau adalah sosok dosen yang lemah lembut dan selalu mengingatkan kami banyak hal,” ujarnya di depan Gedung Jurusan Administrasi Negara Polnep Pontianak, Senin 11 Januari 2021.
Abang mengatakan bahwa Rufa adalah sosok seorang dosen Administrasi Negara yang memang ada didalam dirinya.
“Kami selalu diajarkan sopan santun, tutur kata bahasa yang lemah lembut. Apa yang diberikan beliau sangat membekas dikami.
Saya ingat di semester bawah mengajarkan bahwa penampilan sangat penting bahwa dari hal kecil harus kami perhatikan dan harus mencerminkan anak AB dan AN yang rapi dan sopan sampai dari segi pakaian, rambut semuanya diajarkan,” ungkapnya.
Rufa mampu memberikan contoh yang luar biasa bahkan menjadi sosok dosen yang sangat dikagumi oleh para mahasiswa yang selalu mengajarkan bagaimana berpenampilan.
“Saya sekarang saja saat berpenampilan harus mencerminkan ketika orang melihat saya, orang tahu kalau saya adalah mahasiswa Administrasi Bisnis,” ujarnya.
Ia mengatakn bahwa ketika saat mendengar informasi Jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 dan didalamnya ada dosen yang mengajar mereka yakni Rufa, mereka berharap itu tidak terjadi.
“Kami berharap masih ada kemungkinan beliau bersama kami. Jujur kami sampaikan bahwa motivasi yang diberikan kepada kami sebagai mahasiswa Administrasi Negara,”,ungkapnya.
Mewakili mahasiswa lainnya, Abang menyampaikan rasa kehilangan sosok seorang dosen panutan yang selalu memotivasi.
“Kami sangat merasa kehilangan sosok dosen yang selalu memberi motivasi kepada para mahasiswa,” pungkasnya. (*)