Sriwijaya Air Jatuh

Pertemuan Terakhir Ebta Sama Sepupu yang Menjadi Korban Sriwijaya Jatuh : Istrinya Baru Melahirkan

Satu diantaranya adalah Ebta (40) yang tengah berduka lantaran ada pihak keluarga yang menaiki pesawat Sriwijaya Air tersebut.

Editor: Syahroni
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Petugas memeriksa benda yang diduga serpihan dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta - Pontianak yang hilang kontak di perairan Pulau Seribu, di Dermaga JICT, Jakarta. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Tim pencairan pesawat Sriwijaya yang jatuh mulai menemukan bagian-bagian pesawat bahkan potongan tubuh yang diduga para penumpang pesawat tujuan Pontianak dai Jakarta ini.

Seiring dengan informasi hilang kontak dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini banyak membawa duka bagi keluarga korban.

Satu diantaranya adalah Ebta (40) yang tengah berduka lantaran ada pihak keluarga yang menaiki pesawat Sriwijaya Air tersebut.

Ebta mengatakan adik sepupu istrinya terdaftar sebagai penumpang pesawat yang hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 sore di Perairan Kepulauan Seribu.

"Saya tahu soal ini dari media," tuturnya saat diwawancarai di Posko Crisis Center, Terminal 2D, Bandara Soekarno-Hatta, Minggu 10 Januari 2021.

Keluarga sepupu istrinya yang masuk ke dalam manifest pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tersebut adalah Rizki Wahyudi dan sang istri Indah Halimah Putri beserta anak.

Korban bernama Rizki diketahui bekerja di Pontianak.

Sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dikabarkan hilang kontak, ia menjemput istrinya yang melahirkan di Palembang.

"Suaminya ini tugasnya di Pontianak, istrinya hamil besar. Nah karena Covid ini istrinya melahirkan di Palembang. Ini kebetulan mau jemput anak dan istrinya mau dibawa ke sana," jelas Ebta.

Komunikasi istri Ebta dengan sepupunya terjadi pada Sabtu 9 Januari 2021siang, saat Indah tengah berada di Bandara Soetta menunggu jadwal penerbangannya.

"Terakhir itu siang saat mereka mau berangkat ke bandara. Dia bilang sudah di Bandara. Tadinya kita mau antar, tapi mendadak sudah di bandara. Kita juga sempat ketemu mereka malamnya di hotel," terang istri Ebta.

Saat ini Ebta dan keluarga besarnya masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Dokumen yang diperlukan pun sudah diserahkan ke pihak yang berwenang menangani hal ini.

"Tadi ya standar ya, mengumpulkan data aja, seperti kartu keluarga, identitas dan sejenisnya," ungkap Ebta.

Pesan Terakhir Indah Pada Orangtua

Kisah pilu lantaran terjadinya tragedei Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh Sabtu 9 Januari 2021 siang kemarin menimpa keluarga Indah.

 Indah Halima Putri adalah satu diantara penumpang pesawat naas itu.

Sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta untuk menuju Supadio Pontianak, Indah sempat mengirim foto sayap pesawat kepada pihak keluarganya.

Melansir dari Tribun News, selain mengirim foto kepada pihak keluarga, Indah juga meminta doa pihak keluarga agar diberikan keselamatan saat terbang menuju Pontianak.

Adik Indah Halima Putri, Nabila mengatakan, kakaknya sempat mengirimkan foto sayap pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang ditumpangi sebelum lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pontianak.

Dari foto tersebut, tampak kondisi bandara saat itu sedang hujan.

Selain foto, Indah juga mengirimkan pesan agar Nabila dan keluarga mendoakannya sampai tujuan.

Baca juga: UPDATE SJ182 Jatuh : PLN Berduka, Satu Karyawanya Jadi Korban Jatuhnya Pesawat SJ182

Baca juga: KISAH Calon Penumpang Selamat dari Tragedi Sriwijaya, Batal Terbang karena Kebijakan Pemprov Kalbar

Hilang Kontak

Adapun Indah menaiki Sriwijaya Air yang hilang kontak bersama suami, mertua, anak, serta keponakan suaminya.

"Doakan ya," kata Nabila membacakan pesan terakhir Indah, saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu 9 Janurari 2021.

Sejak menikah, Indah tinggal di Pontianak, ikut suaminya Muhammad Rizky Wahyudi.

"Namun sejak hamil besar, Indah pulang ke Desa Sungai Pinang hingga melahirkan dan anaknya usia tujuh bulan," kata Nabila, saat ditemui di kediamannya, Sabtu.

"Baru seminggu lalu suami Indah, Muhammad Rizky wahyudi menjemput untuk kembali ke Pontianak. Namun, musibah itu tiba," ujar Nabila.

Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya Air SJ182 tujuan Jakarta-Pontianak lepas landas dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB. Beberapa saat kemudian, tepatnya pada 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak.

Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.

Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena menyatakan pesawat SJ182 sempat tertunda keberangkatannya atau delay selama 30 menit akibat hujan deras.

"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu 9 Januari 2021.

Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.

Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun.

Ia dibuat pada tahun 1994.

Batal Terbang Bersama Sriwijaya

Dibalik tragedi jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJY812 ada kisah-kisah menyentuh hati dari para calon penumpang yang batal terbang menggunakan pesawat yang bertolak dari Cengkareng Soekarno Hatta-Pontianak.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit Sabtu 9 Januari 2021.

Entah kebetulan atau memang rencana yang maha kuasa sehingga ada beberapa calon penumpang batal untuk terbang dengan pesawat naas yang mengangkut 62 orang tersebut.

62 orang itu terdiri dari 12 kru, 40 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.

Pesawat Sriwijaya Air sempat ke luar jalur yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.

Baca juga: SOSOK Captain Afwan Pilot Pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang Jatuh, Pernah Menjadi Penerbang TNI AU

Baca juga: FAKTA BARU Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya SJY182 yang Terjatuh Berumur Lebih dari Seperempat Abad

Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.

Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak.

Basarnas kini telah mengerahkan kapal dan sea-rider menuju lokasi jatuhnya pesawat.

Batalnya beberapa calon penumpang Pesawat Sriwijaya Air naas tersebut tak terlepas dari kebijakan Pemerintah Provinsi Kalbar yang mewajibkan syarat masuk Kalbar harus negatif PCR dari virus corona.

Bagaimana kisah para calon penumpang selamat lantaran adanya kebijakan wajib swab PCR negatif?

Seorang warganet berinisial WW (26), menceritakan kisah rombongan penumpang yang batal naik pesawat Sriwijaya Air SJ 812.

Cerita ini ia bagikan lewat akun story Instagram pribadinya.

WW mengunggah tangkap layar tiket penerbangan dari Jakarta menuju ke Pontianak.

Story kedua dirinya menuliskan keterangan:

"Jadi teamnya suami harusnya flight hari ini. Suami sendiri, karena suatu hal berangkat besok. Pas teamnya di bandara dikasih kabar wajib swab PCR, akhirnya semua gagal terbang. Sempet kesel juga karena dikasih taunya dadakan dan akhirnya refund tiket. Ternyata ALLAH punya rencana lain #prayforsriwijayaairsj182," tulisnya.

Kepada Tribunnews, WW menyebut suami RA (29) dan rombongannya akan berangkat ke Pontianak karena urusan bisnis.

Perjalanan ini sudah direncanakan dari bulan lalu.

Sedangkan pemesanan tiket baru dilakukan minggu ini.

Diketahui, RA dan timnya berangkat di hari dan lokasi berbeda.

RA direncanakan terbang ke Pontianak pada Minggu 10 Januari 2021 dengan rute Jogja - Jakarta - Pontianak.

Sedangkan tim RA yang terdiri 4 orang berangkat hari ini (Sabtu) dengan pesawat Sriwijaya Air SJ 812.

"Team berangkat hari ini dari Palembang - Jakarta - Pontianak. Mereka rencannya naik pesawat Sriwijaya Air, untuk kodenya benar itu karena jam keberangkatannya sama," kata WW, Sabtu 9 Januari 2021.

Perempuan asli Ponorogo Jawa Timur ini melanjutkan ceritanya.

Ia mengatakan, lantaran tidak membawa hasil tes swab PCR, rombongan akhirnya batal berangkat dan memilih melakukan refund tiket.

Mereka juga memutuskan kembali ke Palembang.

"Sedangkan tim hanya berbekal rapid antigen. Karena swab tidak bisa langsung jadi, akhirnya tidak bisa berangkat," imbuh WW.

Tunggu Hasil PCR Swab

Terpisah, warga Mempawah Pontianak batal menjadi penumpang pesawat naas tersebut lantaran menunggu hasil PCR SWAB Covid-19.

Tribun Pontianak mengkonfirmasi warga Mempawah tersebut melalui telepon, yang mengatakan dirinya sebenarnya calon penumpang pesawat Sriwijaya SJ812 tersebut.

"Sebenarnya akan berangkat menggunakan pesawat tersebut, tetapi karena menunggu hasil PCR SWAB baru hari ini ke luar, jadi batal ikut pesawat itu," ujar Hj Rachmawati, warga Mempawah yang bertugas di Kemenag RI ini pada Sabtu 9 Januari 2021 dikonfirmasi melalui telepon.

Mantan Qoriah Internasional ini mengatakan, dirinya sudah menghubungi travel untuk pesan tiket beberapa hari sebelumnya.

"Tapi karena ke Pontianak harus pakai PCR SWAB, jadi saya menunggu hasil itu ke luar," kata Mantan Qoriah Internasional era tahun 1985-1986 ini.

Ia pun menjelaskan Hasil PCR SWAB itu baru diketahui pada Sabtu siang, dan akhirnya dibatalkan keberangkatan pulang ke Pontianak menggunakan pesawat Sriwijaya jadwal hari Sabtu tersebut.

"Karena PCR SWAB baru keluar tadi, akhirnya saya jadinya berangkat besok (Minggu) menggunakan pesawat air Asia," katanya.

Hj Rahmawati mengatakan dirinya bersyukur masih diberi umur panjang atas batalnya berangkat mengikuti pesawat naas tersebut.

"Tadi banyak yang telepon juga, anak dan saudara yang di Mempawah dan Sambas, karena beredarnya nama penumpang, yang tertera ada nama saya, dan pihak keluarga juga sebenarnya sudah tahu kalau saya rencana pulang hari ini," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sekeluarga Jadi Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Sang Istri Baru Saja Melahirkan.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved