IPM Kota Tertinggi se Kalbar, Berikut Daerah dengan IPM Terendah Menurut Wahyu Yulianto

Kemudian pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah tertinggi di Kota Pontianak yakni 15 tahun dan terendah di Kabupaten Melawi 11,16 tahun.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/sep
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat, Moh Wahyu Yulianto. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala BPS Kalbar, Moh Wahyu Yulianto mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak pada 2020 mencapai 79,44 atau tertinggi dari 14 kabupaten atau kota di Kalbar.

"Pencapaian IPM di tingkat kabupaten atau kota pada tahun 2020 di Kalbar tetap meningkat walaupun ada perlambatan pertumbuhan karena pandemi Covid-19. IPM tertinggi di Kota Pontianak yakni sebesar 79,44 dan terendah di Kabupaten Kayong Utara hanya sebesar 62,68," ujar Kepala BPS Kalbar, Moh Wahyu Yulianto, Senin 4 Januari 2021.

Sementara, dari 14 kabupaten atau kota yang ada di Kalbar tahun 2020 terdapat dua kota berstatus tinggi yaitu Kota Pontianak dan Kota Singkawang. Kemudian 12 kabupaten lainnya masih berstatus sedang.

"Sedangkan di periode 2020 ada tiga kabupaten atau kota dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Sekadau 0,65 persen, Kabupaten Bengkayang 0,44 persen dan Kabupaten Mempawah 0,36 persen," jelas dia.

Baca juga: Kepala BPS Sekadau Sebut Rangking IPM Bukan Patokan Capaian Pembangunan

Berdasarkan komponen pembentuk IPM dan perbandingan antarkabupaten, pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Umur harapan hidup saat lahir tertinggi di Kabupaten Bengkayang yakni 73,83 tahun.

Sedangkan untuk umur panjang dan hidup sehat, Umur harapan hidup saat lahir terendah di di Kabupaten Kayong Utara yakni 68,28 tahun.

Kemudian pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah tertinggi di Kota Pontianak yakni 15 tahun dan terendah di Kabupaten Melawi 11,16 tahun.

Untuk rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas berkisar antara tertinggi di Kota Pontianak yakni 10,17 tahun dan terendah di Kabupaten Kayong Utara hanya 6,01 tahun.

Pada dimensi pengeluaran per kapita disesuaikan di tingkat kabupaten atau kota di Kalbar terbesar di Kota Pontianak sebesar Rp14,465 juta per tahun dan terendah di Kabupaten Kapuas Hulu Rp 7,162 juta per tahun.

Secara umum untuk IPM Kalbar sendiri pada 2020 mencapai 67,66 dan angka tersebut meski tumbuh namun mengalami perlambatan dampak pandemi Covid-19. Dalam satu dekade ini, pembangunan manusia di Kalbar terus mengalami kemajuan.

Baca juga: Kepala BPS Sekadau Sebut Rangking IPM Bukan Patokan Capaian Pembangunan

IPM Kalbar meningkat dari 61,97 pada tahun 2010 menjadi 67,65 pada tahun 2019. Selama periode tersebut, IPM Kalbar rata-rata tumbuh sebesar 0,92 persen per tahun.

Namun dengan capaian 2020 rata-rata pertumbuhan IPM tahun 2010-2020 menjadi turun dampak pandemi Covid-19 dan hanya sebesar 0,84 persen per tahun.

Standar Hidup
Seperti diketahui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.

IPM juga digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.

Dengan adanya capaian tersebut, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyampaikan, bahwa beberapa upaya yang sudah dilakukan. Di antaranya memaksimalkan di dua sektor pendidikan dan kesehatan.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan IPM tersebut, Edi menyebutkan ada dua bidang yang akan diprioritaskan oleh Pemkot Pontianak.

Baca juga: Wagub Kalbar Sebut Program di Bidang Pendidikan Difokuskan untuk Tingkatkan IPM

"Alhamdullilah, karena kita konsen untuk terus memproritaskan sektor kesehatan dan sektor pendidikan," kata Edi Rusdi Kamtono, Selasa 5 Januari 2021.

Prioritas di dua bidang ini, lantaran disadarinya bahwa pengaruh besar dunia pendidikan dan kesehatan terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Meraih predikat tertinggi, karena di Kota Pontianak tertinggi dalam harapan lama sekolah 15 tahun, yakni dengan rata-rata usia 25 tahun ke atas yakni 10, 17 tahun.

Sedangkan untuk jumlah pengeluaran per kapita terbesar di Kalbar adalah Kota Pontianak Rp 14, 465 juta per tahun.

Dorong Program

Anggota DPRD Kota Pontianak, Zulfydar Zaidar Mochtar menyampaikan, bahwa pihaknya mendorong program Pemerintah Kota Pontianak untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

"Kami mendorong program apa yang dilakukan pemerintah kota, namun yang kurang baik akan kita koreksi dan yang baik akan kita dorong. Yang lemah kita akan kritisi dalam rangka untuk kota Pontianak agar lebih baik dan lebih maju," ujarnya.

Selama ini, Zulfydar menilai bahwa upaya yang sudah dilaksanakan sudah sangat baik.
Sehingga sewajarnya, perolehan IPM tertinggi dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat.
Ia menilai program prioritas Pemkot Pontianak di bidang pendidikan dan kesehatan sudah baik dilakukan dan memang diakuinya dua bidang tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan IPM.

Hal tersebut terbukti dengan adanya berbagai sarana dan prasarana yang sudah tersedia dan dibenahi, baik puskesmas di setiap Lurah maupun tempat Pendidikan lainnya. Namun, demikian Ia menyarankan dibidang lainnya tentu harus juga ditingkatkan.

"Pandangan saya ke depan kualitas pendidikannya yang harus ditingkatkan dan kualitas penanganaan kesehatan yang harus ditingkatkan.Dan penanganan sosial lainnya, kebutuhan masyarakat sanitasi masyarakat dan lainnya juga ditingkatkan," ungkap 

Untuk itu, ia juga menyarankan bahwa dibutuhkan peran serta kesadaran dari masyarakat untuk peninggi IPM.

"Karena Pendidikan dan kesehatan bagian dari IPM. Dan harus menjadi tolak ukur, saya melhat program yang dilaksanakan itu sangat baik. Namun perlu ditingkatkan agar angkanya lebih dari angka di tahun 2020 untuk 2021 meski ditengah pandemi Covid-19 ini ada soal kemiskinan yang berpengaruh pada pendidikan dan kesehatan. Tapi semoga di tahun 2021 ini semakin meningkat," jelasnya. (

Tiga Indikator IPM
* Kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup saat kelahiran
* Pendidikan, yang dihitung dari angka harapan sekolah dan angka rata-rata lama sekolah
* Standar hidup layak, yang dihitung dari produk nasional bruto per kapita

Manfaat IPM
* Indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk)
* Dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara
* Data strategis sebagai ukuran kinerja pemerintah
* Sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU)

Sumber: BPS Kalbar

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved