Terupdate Aksi 1812 Saat Ini Dibubarkan Polisi, Live Streaming TV One dan Live Streaming Kompas TV

Polisi memukul mundur massa aksi demo 1812. Polisi memukul mundur massa aksi demo 1812.

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
BUBARKAN - Pihak kepolisian secara tegas menghimbau kepada massa aksi 1812 untuk membubarkan diri di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat 18 Desember 2020. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Polisi memukul mundur massa aksi demo 1812.

Dipantau dari siaran langsung Kompas TV, terlihat para demonstran berkumpul di sekitar Kawasan Patung Kuda, Jakarta.

Terlihat satu polisi meminta perwakilan dari para massa untuk menyampaikan aspirasinya.

Pada saat itu, polisi juga meminta para demonstran untuk kembali dan tidak menggelar aksi demo karena situasi pandemi covid-19.

Beberapa saat kemudian, ada satu orang pria, perwakilan dari massa mendatangi polisi menyampaikan aspirasinya.

"Kita di sini meminta keadilan atas matinya 6 laskar yang belum tahu siapa pelakunya."

"Yang kedua, kita meminta Imam Besar kita Habib Rizieq Shihab, beliau hanya mengumpulkan maulid, kenapa beliau ditangkap."

"Dan kita minta aparat kepolisian untuk bertindak adil," ucap pria itu dengan berseragam putih dan memakai peci.

Polisi mengimbau para demonstran untuk kembali ke rumahnya masing-masing.

"Hari ini dan seterusnya tidak ada aksi unjuk rasa, aspirasi sudah disampaikan," ucap petugas polisi.

Terlihat pula beberapa aparat kepolisian yang bersiap siaga menghadapi aksi massa ini.

Massa demonstran aksi ini terlihat mundur dan tidak melakukan aksi perlawanan terhadap aparat kepolisian.

Saat aparat polisi melakukan penyusuran di jalan, terlihat mobil ambulance mengangkut logistik, sepeti kardus air kemasan.

Pengendara ambulance ini diminta mengikuti instruksi Polisi untuk diperiksa.

Situasi lalu lintas pada kawasan, aksi ini menyebabkan kemacetan yang cukup padat.

5 Ribu Personel

Sedikitnya 5 ribu personel gabungan dikerahkan untuk mengantisipasi adanya aksi unjuk rasa sejumlah masyarakat.

Aksi yang dilakukan sejumlah masyarakat tersebut disebut aksi 1812.

Aksi dilakukan di sekitar Istana Jakarta, Jumat 18 Desember 2020.

"Ada kekuatan sekitar 5.000 personel gabungan kami siapkan. Kemudian ada 7.500 personel yang kami cadangkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, dikutip dari Kompas.com.

Yusri menyebutkan, personel cadangan akan berjaga-jaga di sekitar Monas dan Gedung DPR RI.

"Juga ada teman-teman TNI yang berjaga di Batalyon masing-masing. Jadi kapan saja dibutuhkan, siap meluncur," ucap Yusri.

Yusri menegaskan, pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin untuk aksi 1812 itu.

"Karena penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi. Kegiatan operasi kemanusiaan yang kami ke depankan," ujar dia.

Perserta aksi yang akan dilakukan oleh massa simpatisan pemimpin FPI, Rizieq Shihab, itu menyebut diri mereka sebagai Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI.

Mereka dikatakan akan menuntut pengungkapan kasus penembakan yang dialami enam anggota FPI oleh polisi.

Mereka juga menuntut pembebasan Rizieq Shihab yang kini ditahan polisi terkait kasus kerumunan di Petamburan, Jakarta.

Aksi 1812 rencananya akan berlangsung pukul 13.00 WIB.

Aliansi massa tersebut di antara terdiri dari simpatisan ormas Front Pembela Islam (FPI), PA 212, serta Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

Massa aksi tersebut, menurut kabar yang beredar, membawa beberapa tuntutan dalam aksi '1812' yang akan dilakukan hari ini.

Di antaranya adalah menuntut pembebasan bersyarat Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, tanpa syarat.

"Insya Allah pada hari Jumat pukul 13.00 WIB, di depan Istana Negara, akan ada aksi dari ANAK NKRI," ujar Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif dalam video yang diunggah oleh akun YouTube Front TV, Kamis (17/12/2020).

Namun, sebelum aksi itu terlaksana, polisi sudah menyatakan tak akan menerbitkan izin untuk aksi itu.

Berikut sejumlah tuntutan massa dan langkah kepolisian menangani demonstrasi ini:

Tuntutan Massa

Slamet Maarif membeberkan beberapa tuntutan kepada pemerintah selama aksi 1812.

Yang pertama adalah menuntut keadilan dan mengungkap di balik penembakan terhadap enam orang Laskar FPI.

"Siapa pun eksekutor dan aktor intelektual dari pembunuhan enam syuhada, harus diungkap sampai tuntas dan terbuka untuk rakyat Indonesia. Oleh karena itu, teruslah berjuang demi keadilan," katanya.

Sebelumnya, enam dari 10 simpatisan Rizieq itu tewas ditembak karena melakukan penyerangan terhadap polisi di Jalan Tol Jakarta-Karawang, tepatnya Kilometer 50, pada Senin (7/12/2020) dini hari.

Tuntutan kedua ialah menghentikan kriminalisasi ulama sekaligus membebaskan Rizieq Shihab.

Pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Shihab ketika melakukan pemeriksaan swab antigen sebelum melaksanakan pemeriksaan di Polda Metro Jaya, pada Sabtu (12/12/2020).

Pemimpin Front Pembela Islam Rizieq Shihab ketika melakukan pemeriksaan swab antigen sebelum melaksanakan pemeriksaan di Polda Metro Jaya, pada Sabtu (12/12/2020). (Dok. Polda Metro Jaya)

Sejak Minggu (12/12/2020), Rizieq ditahan di Rutan Polda Metro Jaya setelah menjadi tersangka atas kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat, pada 14 November 2020.

Rizieq dijadwalkan berada dalam tahanan selama 20 hari alias sampat 31 Desember mendatang.

Sementara itu, tuntutan lain dari aksi 1812 ini adalah mengusut tuntas korupsi di Indonesia dan membatalkan UU Omnibus Law.

Imbauan Protokol Kesehatan

Masih dari video yang sama, Slamet mengajak anggota FPI dan simpatisan Rizieq Shihab untuk turut dalam aksi demonstrasi.

Slamet juga mengimbau agar mereka yang hadir tetap dalam protokol kesehatan selama aksi 1812.

Misalnya, selama berunjuk rasa, para demonstran wajib selalu menggunakan masker.

"Jangan lupa, bagi yang hadir tetap wajib jaga kesehatan, wajib pakai masker, jaga jarak jaga wudhu, harus tertib, dan jaga kebersihan," ujar Slamet.

Tanpa Izin Kepolisian

Kendati berencana tetap patuh pada protokol kesehatan, aksi 1812 tidak mendapat izin dari kepolisian.

Hal tersebut dipastikan pihak Polda Metro Jaya.

"Ya untuk (aksi 1812) itu tidak mengeluarkan izin (keramaian)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).

Yusri menegaskan, bukan tidak mungkin polisi akan melakukan upaya pencegahan jika aksi tersebut tetap digelar.

Sebab, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih membayangi wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Kami sampaikan, kalau ada kerumunan massa, kami sampaikan tidak boleh ada kerumunan. Operasi kemanusiaan yang akan kami lakukan," ucapnya.

Polda Metro Jaya juga telah menyiagakan personel untuk mengantisipasi dilaksanakannya aksi 1812.

Update Situasi Terkini

Update terus situasi terkini Aksi 1812.

Tonton Live Streaming di link berikutnya.

1. Kompas TV 1

2. Kompas TV 2

3. TV One 1

4. TV One 2

Selamat menyaksikan. (*)

Sebagian artikel ini telah terbit di kompas.com dengan judul "Ada Aksi 1812 di Istana Hari Ini, 5.000 Personel Gabungan Dikerahkan”. https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/18/11235221/ada-aksi-1812-di-istana-hari-ini-5000-personel-gabungan-dikerahkan.

Tribunjogja.com dengan judul Ini Tuntutan yang Diusung Massa Aksi '1812', Diantaranya Pembebasan Rizieq Shihab Tanpa Syarat, https://jogja.tribunnews.com/2020/12/18/ini-tuntutan-yang-diusung-massa-aksi-1812-diantaranya-pembebasan-rizieq-shihab-tanpa-syarat.

Tribunnews.com dengan judul LIVE STREAMING Aksi 1812 di Kompas TV, Minta Kepolisian Ungkap Tewasnya 6 Anggota FPI, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/18/live-streaming-aksi-1812-di-kompas-tv-minta-kepolisian-ungkap-tewasnya-6-anggota-fpi?page=all.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved