Tim PKM Prodi Sejarah IKIP PGRI Pontianak Beri Edukasi Tata Kelola Desa Wisata Berbasis Budaya

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak, Syaifulloh mengatakan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian yang terhimpun dalam diskusi bertajuk “Rembug Wisata: Menggali Potensi Desa” secara virtual belum lama ini. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian yang terhimpun dalam diskusi bertajuk “Rembug Wisata: Menggali Potensi Desa”.

Kegiatan diselenggarakan secara virtual belum lama ini mengingat saat ini Kalbar sedang dihadapi wabah virus Covid-19.

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak, Syaifulloh mengatakan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kegelisahan mendalam tentang rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengembangkan wisata di desa masing-masing.

Wisata desa berbasis cagar budaya menjadi pilihan utama karena telah memiliki apa yang sering disebut Bourdieu dengan istilah modal budaya.

Satu diantaranya yakni Kraton Pakunegara Tayan Sanggau Kalimantan Barat merupakan salah satu cagar budaya yang memiliki aneka potensi yang dimiliki oleh desa.

“Cagar Budaya Kraton Tayan sebagai warisan budaya yang perlu dilestarikan bersamaan dengan tradisi masyarakat sekitar seperti festival “mande bedil keraja” dan “perang ketupat” menjadi daya tarik bak magnet para wisatawan baik lokal maupun internasional,” ujarnya, Kamis 17 Desember 2020.

Baca juga: Produk Anti Polusi Tim PKM-K Universitas Tanjungpura Raih Penghargaan di Kompetisi PIMNAS ke-33 UGM

Pada kegiatan tersebut juga melaksanakan diskusi yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam menghasilkan suatu wacana baru serta terobosan mendalam tentang pengetahuan identifikasi berbagai potensi yang dimiliki serta kemampuan tata kelola membangun desa wisata berbasis budaya.

Tim PKM Prodi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Pontianak, Syaifulloh berkolaborasi dengan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kalimantan Barat, Juniardi Saktiawan untuk secara bersama-sama membangun kesadaran masyarakat sekitar Kraton Tayan untuk dapat mengembangkan potensi yang telah dimiliki tersebut.

Tokoh Pemuda Kraton Tayan, Dedi Saputra juga dihadirkan sebagai langkah strategis menggerakkan tujuan tersebut melalui gerakan pemuda.

“Pemuda menjadi kunci sebagai agen penggerak kesadaran sejarah dan mempelopori pengembangan wisata berbasis budaya,” ucapnya.

Sementara itu, Dony Andasmoro selaku peneliti wisata pendidikan memiliki pandangan bahwa cagar budaya adalah ranah pendidikan yang wajib diprioritaskan dalam pengembangan wisata.

Pandangan ini juga dipertegas oleh Dr. Muhammad Syaifulloh yang memandang bahwa kaitan wisata budaya dengan etika lingkungan masyarakat desa bagaikan lilin-lilin cahaya yang berdampingan secara harmonis.

Juniardi Saktiawan beserta Fahroolyadi selaku tim HPI menaruh perhatian kepada para pemuda yang mempunyai skill khusus dalam mengelola desa wisata, mampu mengidentifikasi potensi desa serta mampu menjadi pramuwisata sekaliber nasional maupun internasional. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved