Dorong Ekonomi Alternatif Bisnis Ikan Tirus Moncreng Kendati Pandemi Covid-19

Hasilnya, mereka bisa bangkit lagi dan mampu mengisi permintaan pembeli ikan tirus dari Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak.

Editor: Syahroni
ISTIMEWA/Dokumentasi KUPS
Anggota Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) sedang perawatan keramba pemijahan indukan ikan tirus di Kecamatan Batu Ampar, Kubu Raya, Kalimantan Barat, belum lama ini. . 

Lanskap Manajer Yayasan IDH Kalbar Lorens mengatakan YIDH mendukung inisiatif tersebut melalui pendekatan landskap dan penerapan prinsip proteksi, produksi dan inklusi compact.

"YDIH mendukung model bisnis dan transformasi pasar, serta mendukung akses pendanaan bisnis dalam skala besar," ujar dia.

Sehingga, lanjut Lorens, keberhasilan para pebudidaya kepiting bakau memunculkan alternatif ekonomi dari komoditas ikan tirus sebagai bukti mendukung perhutanan sosial yang sudah tepat.

Ketika satu potensi putus, papar dia, ada alternatif lain.

Petugas pendampingan perhutanan sosial BPSKL Dede Purwansyah mengatakan bukan berarti produksi dari komoditas kepiting berhenti total karena pebudidaya beralih ke ikan tirus.

Fasilitator bagi anggota kelompok budi daya Batu Ampar ini mengutarakan mereka sudah bisa memenuhi biaya produksi untuk industri hilir lain seperti kerupuk kepiting, sosis dan abon dari bahan baku kepiting.

"Sekarang yang mulai banyak permintaan itu kerupuk kepiting. Dalam 1 dan 2 bulan kemarin laris, bisa menghasilkan gabungan satu kelompok Rp6 juta per bulan. Ada nilai tambah dari kepiting bakau walau sekarang tidak bisa kirim ke luar daerah dulu karena Covid," ujar Dede.

Dia kini bisa bernafas lega karena kepiting bakau masyarakat Batu Ampar yang sempat digadang-gadang menjadi pemasukan andalan mereka rontok karena Covid-19 tergantikan dengan permintaan ikan tirus.

Dede bercerita membantu pendampingan di Batu Ampar pada Juli 2020 setelah mendapatkan SK Pendamping PS dari BPSKL.

"Kami tidak putus semangat karena memang masih ada tantangan lain seperti stok benih dan listrik. Tetapi, setidaknya kehadiran kepiting bakau dan ikan tirus sudah mendorong warga untuk tidak menebang sementara waktu pohon mangrove untuk arang"

"Semangat kami tumbuh bersama kelompok untuk tetap membangun kemandirian," kata pendiri Pesona Kalbar Hijau ini.

Pesona Kalbar Hijau, kata Dede, dalam perkembangannya berkomitmen membantu pengemasan produk hasil hutan bukan kayu kelompok KUPS Batu Ampar, seperti madu kelulut, kopi, kerupuk kepiting dan lain-lain.

Setiap bulan anggota kelompok mendapatkan insentif dari hasil jualan. 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved