Bahas Tata Batas Arboretum, BEM Fakultas Kehutanan Sayangkan Langkah Sepihak Rektor Untan Pontianak
Maka dari itu kata Jero, Fakultas Kehutanan berinisiatif mengadakan dialog bersama Rektor, Fakultas Pertanian, dan ikut mengundang perwakilan dari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Ramadhan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) mengadakan dialog penetapan tata batas Arboretum Sylva Untan Pontianak, pada Sabtu, 28 November 2020.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Arboretum Sylva Untan, Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Pada kesempatan itu Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Jero Haryono mengungkapkan rasa kecewanya dan menyayangkan langkah sepihak yang dilakukan Rektor Untan.
"Kami dari BEM Fakultas Kehutanan sangat menyayangkan keputusan sepihak yang dilayangkan oleh Rektor, yang mana ini merugikan Arboretum itu sendiri," ujarnya kepada Tribun.
Baca juga: Pantau Distribusi Bantuan Korban Banjir di Ambawang, Bupati Kubu Raya : Kita Terus Lakukan Pendataan
Maka dari itu kata Jero, Fakultas Kehutanan berinisiatif mengadakan dialog bersama Rektor, Fakultas Pertanian, dan ikut mengundang perwakilan dari pemerintah Daerah untuk menyelesaikan konflik ini.
"Sangat disayangkan juga ketika pihak Rektor maupun pihak dari Pertanian tidak ada yang datang untuk duduk bersama mencari solusi yang terbaik," ungkap Jero.
Langkah dari BEM Fakultas Kehutanan saat ini adalah untuk riset potensi-potensi yang ada di Arboretum, dan kedepannya akan lebih melengkapi data-data tersebut.
"Yang ingin kami sampaikan saat ini adalah Arboretum memiliki potensi, nilai ekonomis, nilai ekologi, dan lain sebagainya," tuturnya.
Jero juga mengatakan bahwa Arboretum adalah batas eksisting yang selama ini sudah 30 tahun berjalan, batas eksisting tersebut adalah pohon-pohon yang ditanam sudah tumbuh bahkan diameternya sudah melebihi kapasitas sebagai pohon pada umumnya.
"Batas eksisting inilah yang kami harapkan akan tetap dipertahankan, tidak ada campur tangan pembangunan apapun," ujar Jero.
Jero mengatakan apabila pembangunan pagar batas tetap dilakukan, maka akan berkurangnya tumbuhan-tumbuhan, otomatis penyerapan karbon juga ikut berkurang.
"Arboretum ini akan kami jadikan miniatur hutan Kalbar, tidak akan kami biarkan perusakan ataupun pembangunan dalan bentuk apapun," tutup Jero.