Gaji Tak Cukup untuk Makan, Guru Honorer Nyambi Ngajar Ngaji Keliling

Soalnya jarak tempuh dari rumah saya ke sekolah sekitar 20 menit. Uang bensin dan uang makan belum cukup

Editor: Jamadin
zoom-inlihat foto Gaji Tak Cukup untuk Makan, Guru Honorer Nyambi Ngajar Ngaji Keliling
NET
Ilustrasi honorer

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Nasib guru honorer di Kalbar masih jauh dari kata sejahtera. Betapa tidak, gaji yang mereka dapatkan dari mengajar rupanya tak cukup untuk biaya hidup sehari-hari.

Delesta (24) guru honorer di SMAN 1 Tumbang Titi, Kabupaten Ketapang mengaku harus pandai-pandai mengatur keuangan. Gaji yang ia ter ima setiap bulannya hanya Rp 1,1 juta.

“Saya mengajar di SMA Negeri 1 Tumbang Titi. Saya guru honorer. Kesejahteraan sekarang belum cukup sebagai guru honor. Gaji honorer setiap bulan Rp 1,1 juta. Ini sesuai dengan jam mengajar,” ujar Delesta kepada Tribun, Rabu 25 November 2020.

Duit Rp 1,1 juta ini, kata Delesta, didapatkan sesuai jamnya mengajar setiap bulan. Setiap jam mengajar, ia digaji Rp 50 ribu.  Jika ditotal, setiap bulannya Delesta mengajar selama 22 jam.

Baca juga: Pendaftaran PPPK 2021 Rekrut 1 Juta Guru Honorer, Cek Syarat PPPK 2021 & Alur Pendaftaran PPPK 2021

“Di sini satu jamnya Rp 50 ribu. Kalau bagi saya, belum cukup. Soalnya jarak tempuh dari rumah saya ke sekolah sekitar 20 menit. Uang bensin dan uang makan belum cukup,” kata perempuan yang berdomisili di Desa Pengatapan Raya ini.

Delesta harus pandai-pandai mencari uang tambahan. Selain menjadi guru honorer, Delesta mengajar les privat. “Saya jadi guru les privat juga untuk mencari tambahan,” kata Delesta.

Melakoni pekerjaan sampingan juga harus dilakukan Rohani (24), guru honorer di SMAN 6 Pontianak.

Ia mengaku, gaji yang ia terima sebesar Rp 1,2 juta setiap bulannya belumlah mencukupi untuk kebutuhannya sehari-hari.

“Biaya hidup sangat besar, terutama kebutuhan dapur yang semakin hari semakin mahal. Gaji segitu hanya cukup buat jajan dan bensin, karena jarak rumah ke sekolah yang lumayan jauh,” kata Rohani.

Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Rohani harus bekerja sebagai pengajar ngaji keliling dari rumah ke rumah.

"Karena saya Guru Pendidikan Agama Islam, saya mencari tambahan dengan mengajar ngaji keliling dari rumah ke rumah. Itulah cara saya mencari tambahan hidup," kata Rohani kepada Tribun.

Mencari penghasilan tambahan juga menjadi solusi bagi Arif Pandani (24), guru SMPN 23 Pontianak.

Ia mulai mengajar sebagai guru honorer sejak 1 Januari 2019. Disinggung mengenai kesejahteran, Arif mengaku nasib guru honorer belumlah sejahtera.

“Masih kurang sejahtera, karena terkait gaji yang kurang sesuai dengan estimasi tenaga, pikiran dan juga waktu yang kurang memadai, sehingga harus mencari pekerjaam lain,” katanya.

Setiap bulannya, Arif menerima gaji Rp 1,2 juta. “Tidak cukup untuk biaya hidup satu bulan dengan gaji yang diterima. Saya mencari pekerjaan tambahan, misalnya mengajar les dan berkerja di bidang olahraga khususnya melatih futsal,” kata Arif.

Pekerjaan sampingan untuk menambah gaji sebagai guru honor juga dilakukan Muspar Rusmanda, guru honorer di SMAN 6 Pontianak. Diakuinya, gaji Rp 1,2 juta perbulan belumlah mencukup. Usai mengajar, Muspar Rusmanda melakoni pekerjaan sebagai guru bimbel dan les privat.

Lain halnya dengan Desi Lestari (32). Guru honorer di SDN 17 Pontianak Utara ini mengaku pandai-pandai mengelola keuangan. Ia mulai mengajar sejak 2016 dengan gaji Rp 500 ribu.

“Kemudian satu tahun berikutnya naik lagi Rp 600 ribu. Tahun berikutnya Rp 750 ribu dan sampai saat ini meningkat. Alhamdulilah pokoknya bersyukur. Banyak juga honorer yang sudah lama tapi gajinya kurang tetap. Kalau saya alhamdulilah honor belum lama, terhitung sampai sekarang 4 tahun gaji saya sekarang Rp 1,5 juta,” ujar Desi Lestari.

Gaji uang ia terima bisa membiayai dua orang anak. Itupun, suaminya juga berkerja. Saat ini, Desi memilih fokus mengajar. Ia belum mencari pekerjaan tambahan.

Sesuai Jam Kerja
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Drs Sugeng Hariadi MM, mengucapkan selamat hari guru nasional untuk para guru di Indonesia khususnya di Kalbar.

Ia berharap para guru terus berkreasi dan memacu diri untuk meningkatkan kemampuan terutama di bidang teknologi, informasi dalam rangka memberikan pelayanan pendidikan pada peserta didiknya.

Bagaimana guru tersebut terus berkreasi dan berkolaborasi dengan guru yang lain. Sehingga proses pembelajaran daring di tengah pandemi covid-19 tidak menjenuhkan bagi peserta didiknya.

“Saya berharap kepada guru di lapangan bisa kreatif dalam rangka membuat model pembelajaran bisa lewat youtube dan video yang unggah sehingga memberikan suasana belajar supaya siswa tidak jenuh,” ujarnya.

Dikatakannya kalau hanya melakukan webinar tidak didukung media gambar dan video yang ditampilkan maupun praktik akan membosankan.

Baca juga: Cara Daftar PPPK Guru Honorer Kemendikbud di ssp3k.bkn.go.id, Ini Syarat dan Alur Pendaftaran

“Misalnya ada gambar, video dan ada contoh akan lebih menarik atau mungkin merekam model pembelajaran melalui video. Karena video bisa distel ulang kalau ada gangguan internet peserta didik bisa mengulang kembali video pembelajaran itu sehingga siswa paham,” ujar Sugeng Hariadi.

Di samping itu para guru diminta bersabar karena kondisi pandemi Covid-19 tidak hanya dialami Indonesia saja tapi dialami diseluruh dunia.

Jadi guru- guru harus menerima kondisi ini dengan ikhlas dan sabar dan yang penting harus membuka dirinya untuk menambah ilmu terutama dibidang informasi dan teknologi komuniasi. Sehingga di era pandemi proses pembelajaran tetap berjalan menyenangkan bagi peserta didiknya.

Ia mengatakan adapun upaya untuk meningkatkan kesehateraan guru di Kalbar dalam hal ini telah dibantu melalui guru kontrak daerah.

“Ada guru kontrak ada yang dibiayai oleh Pemprov Kalbar, tapi memang guru kontrak yang sudah di SK kan oleh bupati masing-masing yang kini sudah diserahkan ke Provinsi,” ujarnya.

Sehingga Pemprov Kalbar meneruskannya. Jadi ada sekitar 912 guru kontrak provinsi yang tersebar di SMA/SMK/SLB dan termasuk dibiayai juga untuk BPJS nya.

“Sedangkan besaran gaji yang terima bersama pembayaran BPJS Rp 1,8 juta untuk guru kontrak provinsi kalau kontrak sekolah variatif berdasarkan kemampuan keuangan sekolah,”ujarnya.

Ia mengatakan memang ada guru kontrak sekolah yang jam mengajarnya ada yang banyak ada yang sedikit karena kelasnya sedikit.

“Jadi tidak bisa disamaratakan harus sesuai jam kerja. Tapi guru honorer provinsi memang rata-rata guru mengajar di atas 24 jam sesuai standar nasional,” ujarnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim sudah mengumumkan secara resmi rencana seleksi guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada 2021.

Ia mengatakan, rencana rekrutmen guru honorer menjadi PPPK untuk di Kalbar secara teknis berapa jumlah kuota yang diberikan belum diketahui.

“Berapa kuotanya kita belum tahu tentunya kita sangat terima kasih upaya Kemendikbud dengan Kemenpan RB. Karena memang ASN kedepan hanya PNS dan P3K,” ujarnya

Ia berharap dengan dibukanya rencana seleksi guru PPPK tahun 2021 dengan perjanjian kontrak dapat mengisi kekurangan guru pada satuan pendidikan yang bisa terpenuhi.

“Kami harap guru bisa menyiapkan dirinya dalam menghadapi persiapan test karena tidak serta merta diangkat tapi ada tahapan test. Jadi harus siap-siap sehingga harapnanya bisa lolos semua,” ujarnya.

Sedangkan untuk sistem test tetap mengikuti arahan pusat tinggal tunggu jumlah kuota untuk di Kalbar nantinya.

“Terkait guru honor yang bisa ikut apakah kontrak daerah atau guru honor di sekolah belum ada petunjuk teknis langsung. Nanti tinggal kita tunggu juknis dan kriteria intinya kita ikuti kementrian,” pungkansya.

Anggap Mulia
Mendikbud Nadiem Makarim menyatakan, profesi guru bukanlah pekerjaan sembarangan. Hal itu dikarenakan, pekerjaaan dilakukan guru sangat mulia, yakni mendidik setiap siswa.

" Guru adalah profesi yang mulia dan terhormat. Banyak upaya yang telah kami jalankan, agar guru bisa menempati posisi tersebut," ucap Nadiem saat sambutan upacara Hari Guru Nasional dari Gedung Kemendikbud yang disiarkan secara daring, Rabu 25 November 2020.

Maka dari itu, dia memohon kepada para guru agar bisa mendoakan Kemendikbud dalam meningkatkan kemampuan guru diberikan kemudahan.

Nadiem juga berkomitmen agar bisa memperjuangkan hak guru bisa berjalan baik dan lancar, sehingga guru bisa lebih sejahtera.

Dia pun memberi apresiasi kepada para guru yang selalu berinovasi dalam memberikan pembelajaran kepada siswa di tengah pandemi Covid-19. Menurut Nadiem, para guru sudah berhasil menciptakan pembelajaran yang luar biasa di masa pandemi ini.

"Jadi, kami ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua guru, tenaga kependidikan, pemerintah daerah (Pemda), pemangku kepentingan pendidikan yang telah menciptakan perubahan dan inovasi yang sangat luar biasa. Pembelajaran tetap berjalan ditengah segala keterbatasan," ungkap Nadiem.

Tak hanya itu, Nadiem juga mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru, karena telah mengorbankan waktu, tenaga, bahkan bagian hidupnya sendiri demi mendidik dan mengajarkan siswa-siswanya.

Tujuan semua itu, lanjut dia, semata-mata guru ingin masa depan anak bangsa lebih baik lagi di masa kini dan masa mendatang.

"Sekali lagi, terima kasih kepada guru telah menjadi pelukis masa depan dan peradaban Indonesia. Selama Hari Guru Nasional Tahun 2020. Teruslah kepada guru agar bisa bangkitkan semangat dan bersatu untuk anak-anak Indonesia," tukas Nadiem.

Sebelumnya, Nadiem mengaku peringatan Hari Guru Nasional (HGN) di tahun 2020 sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, peringatannya dalam situasi pandemi Covid-19.

"Peringatan Hari Guru di tahun ini berbeda, sistem pendidikan di mana saja, di seluruh dunia, terkena dampak langsung. Seolah-oleh pun sementara sekolah harus ditutup," ungkap Nadiem.

Akibat pandemi Covid-19 pula, kata Nadiem, jutaan guru dituntut untuk bisa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah. Hal ini dilakukan agar bisa menjaga diri dari potensi terkena sekaligus memutus rantai penularan Covid-19.

Sebagai manusia biasa, bilang dia, situasi sulit ini kadang kala membuat banyak ornag merasa tidak nyaman dan tidak berdaya. Ada pilihan untuk menyerah, ada opsi untuk mengeluh. Namun, negeri ini harus memilih terus bangkit dan berjuang.

"Itu karena keyakinan bahwa kita tetap bisa mengupayakan keberlanjutan pembelajaran bagi murid-murid yang kita cintai walaupun dengan segala kerhormatan," jelas dia. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved