Sintang Kehabisan Kit Reagen RT-PCR Sebabkan Kontak Tracking Tak Maksimal

Tidak ada tambahan kasus konfirmasi baru dalam 2 hari terakhir. Total komulatif kasus konfirmasi stagnan diangka 360 kasus.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Agus Pujianto
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Kurniawan menjalani uji swab. Para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga kepala bagian diambil sampelnya menggunakan mobile Combat PCR oleh Dinas Kesehatan Sintang 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG -Penambahan kasus konfirmasi baru Covid-19 di Kabupaten Sintang, menurun beberapa hari terakhir.

Jumlah spesimen yang diperiksa oleh Dinkes Sintang, dalam tiga hari terakhir bahkan hanya bertambah 8 angka saja. Dari 5.600 menjadi 5.608 spesimen.

Tidak ada tambahan kasus konfirmasi baru dalam 2 hari terakhir. Total komulatif kasus konfirmasi stagnan diangka 360 kasus.

Berdasarkan data mingguan Covid-19 di Kabupaten Sintang, per tanggal 16-23 November, hanya 138 orang diswab. 27 orang ditemukan positif covid dan 111 negatif.

Baca juga: Swab Test Gratis di Mobil PCR Keliling, Kadinkes Marijan Jelaskan Ketentuannya

Kasubag Program dan Informasi Humas (Progsimas) Dinkes Sintang, Iwan Purwanto mengatakan berkurangnya spesimen yang diperiksa dan minimnya ditemukan kasus baru Covid-19 lantaran saat ini pihaknya kehabisan kit reagen ekstraksi Reverse Transcription-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Akibatnya, pemeriksaan spesimen sampel swab PCR dalam beberapa hari ini hanya memeriksa reagen yang terpakai dari kabupaten lain.

"Mengenai data spesimen yang kita periksa dalam beberapa waktu terkahir kita sudah kehabisan stok reagen, sehingga pemeriksaan (spesimen) bersumber dari reagen kabupaten lain yang periksa ke sintang, mereka mengembalikan reagen yang terpakai. Beberapa hari terakhir, dari melawi ada mengembalikan reagen yang terpakai untuk masyarakat melawi ke Sintang," ungkap Iwan, Selasa, 24 November 2020.

Kit Reagen habis juga menyebabkan kontak traccing terhadap kontak erat tak maksimal. Dinkes terpaksa memilah kontak erat berdasarkan kategori gejala.

"Kita fokuskan pada masyarakat atau kontak erat, yang benar-benar memiliki gejala. Untuk yang tidak memiliki gejala, kita minta untuk melakukan isolasi mandiri 14 hari dengan pemantauan, apabila selama itu tidak menunjukan gejala, maka pemantauan kita hentikan. Apabila yang menjalani isolasi ada gejala kita lanjutkan swab PCR," jelasnya.

Mengenai pengadaan Kit Reagen, menurut Iwan tergantung pada ketua Satgas Penanganan Covid-19, dalam hal ini Pjs Bupati Sintang, Florentinus Anum.

"Selanjutnya tergantung pada ketua satgas, terkait dengan pengadaan reagen seperti apa, karena ini tergantung pembiyaan di APBD. Untuk saat ini mobile PCR hanya memeriksa pengembalian reagen dari kabupaten lain, seperti sekadau dan melawi," ujar Iwan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Harysinto Linoh  menyatakan kebutuhan reagen sampai akhir Desember 2020 sebanyak 33 ribu kit reagen untuk melakukan pemeriksaan sampel swab.

"Saat tes swab, kita menggunakan reagen yang sulit didapat dan harganya cukup mahal. Pada Jumat, 13 November 2020 kemarin, reagen kita habis dan kita sudah tidak bisa melakukan swab lagi. Minggu depan kita sudah tidak bisa melakukan swab menggunakan mobil PCR," ungkap Sinto.

Akan tetapi, Kabupaten Sintang memiliki dua mesin PCR yakni yang ada di Dinas Kesehatan dengan Mobile PCR dan satu lagi di kelola RSUD AM Djoen dengan nama TCM.

"Alat TCM di rumah sakit ini, reagennya berasal dari droping pemerintah pusat. Jadi tidak bisa dibeli tetapi dibantu oleh pemerintah pusat. Kadang kita dibantu 50 reagen untuk 50 orang. Pernah datang 100 reagen juga. Dan sangat cepat habis. Reagen yang kita perlu ini hanya untuk pemeriksaan covid-19 yang digunakan mobile PCR. Kalau PCR yang yang di rumah sakit ini (TCM), lain lagi reagennya,” terang Harisinto Linoh. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved