Polisikan Pendemo yang Memaki Dirinya, Sutarmidji Pertanyakan Siapa yang Harus Tangung Jawab

Saya ingin menyelamatkan anak ini karena masa depan masih panjang jangan sampai termasuk kategori ekploitasi,

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Dok. Pemprov Kalbar
Gubernur Kalbar Sutarmidji saat buat laporan di Polresta Pontianak, Kamis 12 November 2020. 

Sutarmidji juga menjadi satu- satunya gubernur yang bicara tentang tanah untuk masyarakat Kalbar.

Gubernur Sutarmidji ditemui di Kantor Gubernur Kalbar, Kamis 12 November 2020.
Gubernur Sutarmidji ditemui di Kantor Gubernur Kalbar, Kamis 12 November 2020. Sutarmidji memberi keterangan setelah melapor secara resmi ke Polresta Pontianak.

“Kecuali waktu itu saya sembunyi. Malah saya suruh dinas yang terima dimarah-marah. Jadi mau lima pengacara sampai 100 pengacara tidak masalah. Kita ketemu kita bicarakan tidak apa-apa. Masalah apakah akhir dari ini gimana itu proses, tapi kalau saya disuruh memaafkan itu beda. Maaf itu hanya untuk meringankan hukuman sesorang,” jelasnya.

Dikatakannya bahwa yang mengatakan dirinya Gubernur yang arogan dan anti kritik tidak mempermasalahkan.

Itu sebab selama menjabat dirinya selalu menerima pendemo untuk berdiskusi  dan belum pernah menolak. 

 “Masalah yang perlu difikirkan oleh mereka ini bahwa anak itu bukan mahasiswa dan anak masih dibawah umur , pengacara mereka silahkan berdisikusi siapa yang harus bertanggung jawab atas kasus ini supaya tidak terulang,” terangnya.

Selaku Gubernur Kalbar menegaskan dirinya tidak boleh membiarkan anak tersebut di ekploitasi. Kasus ini bisa menjadi pelajaran berlanjut.

Baca juga: Dimaki Mahasiswi Saat Aksi Demo, Sutarmidji Buat Laporan Resmi ke Polresta Pontianak

Kalau hanya sekedar memaki lalu dimaafkan. Maka kedepan bisa saja  terulang lagi karena tidak ada hukumannya. 

“Tidak apa siapkan pengacara yang banyak kalau perlu cari dari mana kita bicara nanti. Intinya itu untuk edukasi jangan ditanggapi gimana-gimana,” jelasnya.

Namun dikatakannya yang  jadi masalah sekarang siapa yang mengekploitasi anak ini sampai disuruh berorasi bahkan sampai memaki.

“Saat ngomong anak ini disoraki isap rokok ini gimana kok intelektualnya begitu, bahaya sekali. Ini yang bertanggung jawab yang mengeksploitasi siapa karena bukan hanya sekali dia maki-maki bahkan pemerintah pusat dibilang sebagai pembuat hoaks,” pugkas Sutarmidji.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved