Pandai Membaca Peluang Saat Pandemi, Omzet Penjual Bunga di Pontianak Naik hingga 300 Persen
Muhayati mengatakan bahwa semasa pandemi covid-19 ini bunga yang laris terjual adalah berjenis Aglonema dan Kaladium.
Penulis: Faisal Ilham Muzaqi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK- Berangkat dari kepandaian membaca peluang yang bisa dilakukan semasa pandemi covid-19, penjual bunga di Pontianak Kalimantan Barat akui ada peningkatan omset hingga 300 persen.
Hal tersebut dikatakan oleh ketua kelompok Pertanian Pekarangan Pangan Lestari (P2L)
Rumput Hias, Muhayati.
Muhayati mengatakan bahwa semasa pandemi covid-19 ini bunga yang laris terjual adalah berjenis Aglonema dan Kaladium.
Baca juga: Pura-pura Beli Pulsa, Pemuda ini Rampas Handphone Saat Pemilik Lengah
"Yang lagi booming saat ini Aglonema dan sejenis kaladium. Keistimewaannya Aglonema coraknya dijuluki si ratu bunga dan bunga ini banyak jenis hingga ratusan jenis," kata Muhayati di tempat Pertanian Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Rumput Hias, Jalan Pertani, Gang Berkat Usaha Nomor 53, Kelurahan Sungai Jawi, Pontianak Kota, Kalimantan Barat.
Ia menceritakan bahwa pada awalnya pihaknya hanya menanam berjenis obat-obatan saja yang disebut dengan Tanaman Obat Keluarga (TOG) sejak dua tahun yang lalu.
Namun berjalannya waktu semasa pandemi covid-19 ini, pembelinya selalu bertanya tentang bunga.
Hingga perlahan sejak Maret 2020, ia pun mengumpulkan bunga, sampai bisa membuat pekarangan beraneka ragam bunga saat ini.
Dijelaskan Muhayati larisnya bunga-bunga itu lantaran dalam perawatan sangat mudah dilakukan, mulai dari penyiraman secara rutin, pembuangan gulma, dan pemupukan hingga penyediaan media tanam. "Dengan itulah banyak pembeli," kata Muhayati.
Baca juga: Polsek Sungai Laur Polres Ketapang Gelar Operasi Yustisi Gabungan Jaring Warga Tak Bermasker
Muhayati menyebutkan untuk harga Aglonema bervariasi, mulai dari harga anakan Rp 30 ribu dan remaja Rp 100 ribu, serta yang dewasa seharg Rp 300 hingga Rp 400 ribu perbibit.
Dari harga yang cukup terjangkau itu, Muhayati mengatakan pembeli di Kota Pontianak dan Kubu didominasi oleh para Ibu-ibu rumah tangga.
"Jadi kalau sebulan bisa belasan juta, tapi ini omset dari semua anggota kami," ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan Muhayati bahwa pihaknya hingga saat ini masih belum siap untuk menjual atau mengekspor bunga keluar kota.
Hal itu dikatakannya lantaran dikhawatirkan bunga yang akan dikirim nantinya rusak ditengah jalan.
Sejauh ini pihaknya hanya menjual di wilayah Pontianak dan Kubu Raya yang dipasarkan secara online dan offline.
"90 persen pembelinya dari online, 10 persennya offline," ujar Muhayati.
Ia pun memberikan saran kepada ibu-ibu rumah tangga dan semua masyarakat Kota Pontianak bahwa ditengah pandemi covid-19 ini kita harus pandai membaca peluang yang bisa membuahkan hasil dalam kehidupan.
"Karena sekarang ini gampang, dengan foto bagus, kata-kata yang bagus, klik posting sudah bisa di jual lewat online," pungkas Muhayati.