PILPRES Amerika 2020 Dua Kandidat Saling Klaim, Trump Keluarkan Gelagat Tolak Kekalahan
Suara dari sejumlah negara bagian penting, Arizona, Georgia, Wisconsin, Michigan dan Pennsylvania.
Para pendukung Demokrat dan bahkan beberapa pendukung sang presiden segera merespons.
Saingan Trump dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan pemilu belum berakhir "sampai setiap surat suara dihitung".
"Kami berada di jalur untuk menang," tegasnya.
Manajer kampanye Biden, Jen O'Malley Dillon, menyebut pernyataan Trump "keterlaluan, belum pernah terjadi, dan tidak benar".
"Itu keterlaluan karena jelas-jelas merupakan upaya untuk merampas hak-hak demokrasi warga Amerika," katanya.
"Ini pertama kalinya terjadi karena belum pernah dalam sejarah kita seorang presiden Amerika Serikat berusaha untuk melucuti suara rakyat Amerika dalam pemilihan nasional."
Alexandria Ocasio-Cortez dari Partai Demokrat, yang memenangkan pemilihan kembali untuk kursinya di Kongres, mengecam klaim Trump sebagai "tidak sah, berbahaya, dan otoriter".
"Hitung suara. Hormati hasilnya," ujarnya dalam sebuah cuitan di Twitter.
Bahkan beberapa pendukung partai Trump sendiri, Partai Republik, menyuarakan kekhawatiran.
Salah satunya mantan Senator Republik dari Pennsylvania, Rick Santorum.
Santorum berkata ia "sangat terganggu" dengan komentar Trump.
"Menggunakan kata penipuan ... menurut saya itu salah," ujarnya di CNN.
Dan Ben Shapiro, komentator berhaluan konservatif dan kritikus Trump, dalam sebuah twit menyebut komentar Trump "sangat tidak bertanggung jawab".
Setelah Trump berbicara, Wakil Presiden Mike Pence mencoba menghaluskan ucapannya, menolak untuk mendeklarasikan kemenangan dan menegaskan bahwa semua suara yang diberikan secara sah akan dihitung.
Akan tetapi kerusakan sudah terlanjur terjadi, kata wartawan BBC di Amerika Utara, Anthony Zurcher.
"Terlepas Trump pada akhirnya menang atau kalah, ia telah mempermasalahkan pemilihan ini, karena ia mempertanyakan mesin demokrasi Amerika itu sendiri," kata Zurcher.