21 Nakes Laboratorium PCR Untan Positif, Berikut Upaya Yang Akan Dilakukan Sutarmidji
Jadi saat ini masih baru memeriksa 300 sampel dan harusnya seperti biasa per hari sampai 700 sampel swab
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat , H Sutarmidji mengatakan Laboratorium Untan hari ini sudah mulai beroperasi kembali, Kamis 22 Oktober 2020.
Sebelumnya, Laboratorium Untan sempat tutup beberapa hari untuk dilakukan sterilisasi, karena ditemukan kasus konfirmasi Covid-19 pada Tenaga Kesehatan yang bertugas di Laboratorium Untan.
Sutrarmidji mengatakan Laboratorium Untan hari ini sudah beroperasi, tapi belum maksimal dalam pemeriksaan sampel swab perhari hanya memeriksa 300 sampel saja.
“Jadi saat ini masih baru memeriksa 300 sampel dan harusnya seperti biasa per hari sampai 700 sampel swab,” ujar Sutarmidji.
Baca juga: 21 Nakes Laborotorium Untan Positif Covid-19, Pemeriksaan Swab PCR Prioritas Pasien Suspek Covid-19
Ia mengatakan bahwa setelah dibuka pemeriksaan Lab Untan ada beberapa sampel swab yang di running ulang.
“Kalau sudah running ulang terpaksa kita bakalan repot,”ucapnya.
Sutarmidji mengatakan terkait Nakes di Lab UNTAN yang terpapar virus Covid-19 sudah dilakukan isolasi mandiri.
Gubernur Sutarmidji mengatakan akan menyiapkan tenaga Laborotium lebih banyak lagi untuk dilatih.
Baca juga: Pasien dan Nakes Positif Covid-19, Rektor Tutup Sementara RS Untan Mulai 18 Oktober-1 November 2020
“Jadi harus lebih banyak lagi menyiapkan tenaga Lab untuk dilatih supaya kalau ada yang terpapar biar dia bisa di isolasi dan yang lain bisa menggantikan,” jelasnya.
Ia mengatakan sebanyak 21 orang tenaga Laboraotorium Untan yang terpapar Covid-19 yang saat ini tengah menjalani isolasi mandiri.
“Ada 21 tenaga Lab yang terpapar dan rata- rata tanpa gejala karena kalau orang Lab dia pasti tau. Tapi amannya dua minggu atau 3 minggu sekali di swab,” ujarnya.
Ia menjelaskan terpaparnya Nakes yang bertugas di Lab bisa jadi karena terpapar diruangan atau diluar ruangan ,tapi ketika bertugas mereka harus menggunaakan APD lengkap sesuai standar.
Ia mengatakan saat ini Kabupaten Sintang sudah mengentikan pemeriksaan sampel Swab menggunakan alat Mobile PCR karena tidak bisa membeli reagen Kit.
Baca juga: Brimob Kalbar Lakukan Patroli Guna Memutus Penyebaran Virus Covid-19 di Kalimantan Barat
“Karena 1 sampel reagen kit bisa Rp 350 ribu bayangkan kalau kota, kabupaten atau provinsi menyiapkan 10 ribu tanpa bantuan dari pusat. Itu angka yang sangat besar sekali,” ujarnya.
Ia mengatakan saat ini sedang mempersiapkan Labkesda dengan Laboratoirumnya untuk pemeriksaan menggunakan alat PCR.
“Kemudian ada juga Kubu Raya tak punya RS, jadi kita maksimal kan Rumah Sakit Angkatan Udara, tapi ruangannya belum siap. Jadi mau disiapkan dulu. Mudah-mudahan Kodam XII Tanjungpura juga mendapat bantuan mobil PCR,” jelasnya.
Sutarmidji mengatakan Provinsi siap membantu daerah dan menyiapkan 4 alat PCR dengan catatan daerah harus mampu menyiapkan reagent Kit sendiri.
Selain itu Pemprov juga berupaya untuk meminta bantuan kepada pusat. Namun kalau tidak terpaksa harus membeli sendiri.
“Jangan kayak Sintang alatnya ada tapi reagen Kit habis tidak bisa beli lagi. Maka saya minta swab kirim ke Pontianak dan kita akan tangani,” pungkasnya.