Rangga Dijuluki Pahlawan Cilik Aceh, Teriak Kesakitan Setelah Dibacok Dada dan Perutnya
Sambil berurai air mata, Fadli Fajar pun mengenang sosok Rangga, putra sulungnya yang pantas dijuluki pahlawan cilik dari Aceh.
"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar Fadli sambil menangis.
Berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, ibu Rangga, Dn, datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh.
Kala itu, Fadli mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.
“Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut. Akhirnya saya mengizinkannya,” imbuhnya.
Karena itu, ia sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.
"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal. Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli.
"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya. Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku. Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit. Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.
Dikutip dari SerambiNews.com (grup Tribunnews), Fadli tak kuasa menahan laju air matanya kala mengingat sosok anak kesayangannya, Rangga.
Diakui Fadli, Rangga adalah anak yang cerdas.
Berbeda dari anak seusianya, Rangga adalah sosok yang periang namun teguh kala berpendirian.
Saking cerdasnya, Rangga diakui Fadli kerap mendapat peringkat 1 dan 2 di kelasnya.
Bukan cuma pandai dari segi akademik, Rangga juga diakui Fadli adalah anak yang cakap dari segi agama.
Terbukti, di usianya yang belia, Rangga sudah pandai membaca Al Quran.
"Almarhum memang beda dengan anak seusianya. Ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas. Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya menangis sedih.
Kini, Fadli Fajar telah mengikhlaskan kepergian anak kesayangannya itu.
"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. ‘Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak’," ucap ayahnya kembali menangis.