Penanganan Covid
TIPS Sederhana Cegah Covid-19 di Ruang Kantor, Ini Saran Ahli Epidemiologi Dr Malik Saepudin
Dengan demikian dijelaskannya partikel aerosol covid-19 akan mudah keluar dengan sirkulasi udara yang baik ketika membuka jendela.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Zulkifli
Laporan wartawan Tribun Pontianak Muhammad Rokib
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ahli Epidemiologi sekaligus ketua tim kajian ilmiah Covid-19 Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Ketua Muhmamadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Kalbar, Dr. Malik Saepudin SKM,M.Kes menyampaikan bahwa sementara ini vaksin dan obat untuk mengatasi Covid-19 belum juga ditemukan.
Dengan demikian dikatakannya salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19 terkhusus dilingkungan perkantoran dapat dilakukan dengan hal yang sederhana, selain cuci tangan dan pakai masker yang bisa dilakukan untuk mencegah Covid-19 di ruangan adalah membuka jendela.
"Bukti yang berkembang menunjukkan bahwa membiarkan udara bersirkulasi di sekitar ruangan tertutup dapat membantu menyebarkan partikel virus aerosel (bahan melayang) yang dibawa udara menyebabkan infeksi.
"Partikel yang dikenal sebagai aerosol, diperkirakan dapat bertahan di udara untuk waktu yang lama, bahkan berjam-jam," jelas Dr. Malik, Minggu 11 Oktober 2020.
• Tingkatkan Minat Baca, Ini Upaya Perpustakaan dan Kearsipan Kapuas Hulu
Secara logika, menurutnya menyebarkan virus di ruangan dengan asap dari seseorang merokok di ruangan, maka cara terbaik mengeluarkan asap adalah dengan membuka jendela untuk mengeluarkan asap.
Dengan demikian dijelaskannya partikel aerosol covid-19 akan mudah keluar dengan sirkulasi udara yang baik ketika membuka jendela.
Hal itu dikatakannya, sesuai dengan yang sudah dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika Serikat menambahkan bahwa aerosol ke daftar resmi rute penularan virus corona, meskipun cara utama penyebaran virus masih melalui droplet yang dikeluarkan oleh individu yang terinfeksi..
Namun dibeberapa negara dikatakannya seperti Jerman dan negara lain yang sudah memunjukan terjadinya penurunan kasus adalah dengan memperketat upaya menghilangkan risiko penularan melalui aerosol di ruangan tertutup, yang sebelumnya di awal pandemi tidak terdapat dalam protokol kesehatan masyarakat.
"Jerman adalah salah satu negara yang mengeluarkan protokol resmi membiarkan membuat ventulasi/jendela terbuka secara teratur.
Satgas Covid-19 Jerman mensosialisasikan secara masif agar masyarakat untuk membuat ventilasi sebagai salah satu langkah yang paling murah dan paling efektif untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
• Masih Pandemi Covid-19, Kapolres Singkawang Sarankan Dialog Ketimbang Demo Tolak UU Cipta Kerja
Mereka merekomendasikan resirkulasi total udara di sebuah ruangan tertutup setidaknya enam kali dalam satu jam," jelasnya.
Jika ini dilakukan, tentu menurut Dr. Malik dapat dicapai dengan sistem sirkulasi, yang sering kali dilengkapi dengan filter berteknologi tinggi yang juga membersihkan udara.
Seperti halnya yang digunakan pada kereta kecepatan tinggi atau pesawat, di mana kualitas udaranya sangat baik.
Hasil penelitian Adip dan teman-teman lainnya pada tahun 2019 di Poltekkes Kemenkes Pontianak, lanjut Dr. Malik, sudah melakukan uji coba pembersihan udara ruang be-AC dengan menggunakan penyedot udara dengan Exhaust fan yang menunjukan hasilnya secara signifikan (p:0,000) dapat menurunkan kadar kasad renik berupa bakteri mencapai NAB(700 CFU/M3) selama 120 menit dan koloni jamur mencapai nilai NAB(1000 CFU/M3) yang hanya memerlukan 30 menit saja.
"Meskipun tidak secara khusus mengukur keberadaan Covid-19, namun hal ini membuktikan bahwa kebaradaan jasad renik secara aerosol di ruang ber AC, serta dapat diturunkan dengan penggunaan Exhaust fan," kata Malik.
Oleh karenanya pusat Pengendalian Penyakit Amerika Centers for Disease Control (CDC) memperbarui panduan pencegahan Covid-19 di area tertutup.
Hal inilah dikatakannya yang menjadi cara efektif mencegah terjadinya penularan di kalstar perkantoran.
Ia pun menyarankan agar pencegahan penularan Covid-19 di perkantoran adalah dilakukan dengan cara beberapa poin berikut ini.
Pertama menggunakan penyedot udara (Exhaust fan) secara berkala untuk membersihkan/menyedot udara ke luar ruangan sebanyak mungkin.
Kedua menghindari berkumpul dalam ruangan yang padat dan batasi jumlah orang di dalam ruangan, jangan terlalu lama di dalamnya, pertahankan jarak sosial, pakai masker setiap saat, cuci tangan secara teratur dan usahakan untuk tidak berbicara atau berteriak terlalu banyak.
Ketiga, melakukan pengurangan pergerkan di sektor perkantoran, selain kebijakan Work From Home (WFH), pembagian jam kerja atau sift, juga pengawasan tetap harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap orang yang berada di lingkungan perkantoran dapat melakukan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19.
• Update Kasus Covid-19 di Sintang hingga 10 Oktober 2020
"Jika suatu perkantoran/perusahaan masih bisa melakukan WFH, maka lebih baik WHF.
Jika tidak memungkinkan WFH maka kapasitas kantor maksimal 50 persen dan membuat shift dengan jeda 1,5 sampai 2 jam agar tidak terjadi penumpukan pada saat kedatangan, kepulangan, dan jam makan siang," ujarnya.
Keempat, apabila pada ruangan terdapat jendela, maka lebih baik dibuka agar sirkulasi udaranya berjalan lebih baik, mungkin bisa memberdayakan petugas kebersihan (cleaning services) untuk bertanggung jawab dalam membuka dan tutup jendela.
Kelima, dapat membentuk dan memberikan kewenangan satgas Covid-19 perkantoran sebagai pengawas protokol kesehatan di suatu kantor.
Ia berharap dengan adanya tips ini pencegahan penyebaran Covid-19 lebih masif dilakukan, sehingga nilai akhirnya adalah tak ada lagi Klaster perkantoran ataupun klaster lainnya.
"Semoga dengan upaya yang inovatif dalam pencegahan Covid-19 di perkontoran, maka penularan serta terbentuknya klaster baru diperkantoran dapat dihindari," harapnya.
--