39 Tahun Bergabung di Dunia Politik, Sutarmidji: Peran Pemuda-Pemudi Melek Politik Sangat Diharapkan
Kalau dia tidak menyuarakan suara rakyatnya, dia bukan politisi yang baik
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H. Sutarmidji menjadi Keynote Speak dalam acara Generasi Melek Politik melalui virtual yang diselenggarakan oleh Yayasan Partispasi Muda (Generasi Melek Politik), Sabtu 10 Oktober 2020.
Selain itu acara virtual Generasi Melek Politik juga dihadiri oleh Asisten Ajudan Presiden Jokowi, Manager The Climate Reality Project Indonesi, Kepala Divisi Kajian dan Kampanye Walhi Kalbar, Perwakilan IYALE Kalbar.
Gubernur Sutarmidji menyampaikan bahwa Pemuda-Pemudi merupakan wujud kekuatan dan garda terdepan dalam perubahan kemajuan bagi suatu daerah.
• Gubernur Sutarmidji Pastikan Aspirasi Tolak Omnibus Law Cipta Kerja Sudah Disampaikan ke Presiden
Pemuda dan semangatnya sangat dibutuhkan sebagai change angent (agen perubahan) dalam berbagai sektor dan salah satunya adalah dalam bidang politik.
"Sejak tamat SMA saya sudah bergabung dengan satu partai. Dalam artinya itu saya sudah 39 tahun bergabung di partai dan belum pernah pindah partai. Politik itu semua orang harus paham sehingga dia tidak menjadi korban politik, “ ungkap Sutarmidji.
Sutarmidji berharap anak-anak muda jangan menghidar dari politik.
Dengan adanya peran pemuda-pemudi yang melek politik dapat memberikan suatu gagasan ide atau pemikiran untuk kepentingan masyarakat banyak dan juga negara.
"Seorang politik yang baik merupakan juru bicara yang mewakili masyarakat. Kalau dia tidak menyuarakan suara rakyatnya, dia bukan politisi yang baik, politisi yang baik itu sepahit apapun dalam mengambil keputusan dia harus tetap mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat secara luas," tutur Sutarmidji.
Adapun permasalahan yang dihadapi saat ini adalah realitas politik justru menampilkan lakon jauh dari akal sehat.
Hiruk pikuk politik di negeri ini masih belum menampilkan wajah politik yang santun dan memberikan rasa aman dan damai.
Dikatakannya bahwa Berpolitik hampir identik dengan Perebutan kekuasaan demi jabatan dan uang.
Hal ini menyebabkan banyaknya anak muda tidak tertarik bahkan menghidar dari kegiatan berpolitik.
Dengan mencermati adanya berbagai kondisi di kanca perpolitikan. Ia berharap anak muda jangan sesekali lari dari politik apalagi tidak peduli.
“Anak muda tidak peduli dengan politik menurut saya akan ada yang hilang dan timpang, kalo anak muda paham politik akan mewarnai dalam berdomkrasi di negeri ini," kata Gubernur.
Sutarmidji menambahkan bahwa Etika berpolitik dalam kehidupan berbangsa sudah sepaputunya mengedepankan kejujuran , amanah, keteladanan , sporitivitas , disiplin ,etos kerja, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa.
“Etika politik diwujudkan dalam bentuk sikap prilaku politik yang toleran tidak arogan dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat,” pungkas Sutarmidji.