Citizen Reporter
Pastor Johanes Robini, OP Ungkap Pembedaan Roh dan Eksorsisme Dalam Iman Katolik
Seminar tentang Eksorsisme sesi ketiga ini, diambil dengan tema Discernment alias Pembedaan Roh, yang diadakan secara Webinar dari Rumah St Dominikus.
Meskipun Iblis dapat memanipulasi penyebab alami dengan ketangkasan manusia super dan dengan demikian menghasilkan keajaiban, sebagai makhluk belaka, mereka tidak akan pernah bisa melampaui dari yang supernatural ke supernatural dan membuat keajaiban asli.
Ia juga mengatakan bahwa kehilangan keinginan untuk berdoa dan devosi dan latihan spiritual merupakan reaksi dari si setan.
Reaksi kekerasan atau luar biasa terhadap doa dan sakramental (mis. Air suci, patung-patung yang diberkati) dan Ekaristi.
Ada juga tindakan Penghujatan dalam pikiran dan aktual di mulut.
Reaksi lain yang dapat ditemui yaitu tidur dalam homili dan Bacaan Suci (misalnya Injil) dan Konsekrasi selama misa.
Ada suara-suara yang tertinggal di pikiran untuk melakukan hal-hal spiritual pada awalnya, tetapi bertentangan dengan Gereja pada akhirnya.
Kebiasaan halusinasi penampakan dan keinginan untuk menghujat adalah salah satu contoh reaksi yang kasat mata bisa dilihat.
Pastor Robini juga mengatakan ada juga semakin banyak orang berdoa, semakin orang itu merasakan sakit fisik atau gangguan emosi.
"Flagildions" seperti dalam kasus orang-orang kudus; misalnya Padre Pio, John Maria Vianney.
Pengaruh dari si jahat memampukan orang memiliki kemampuan meramal masa lalu, masa kini dan masa depan yang tersembunyi dan biasanya tidak bisa diketahui.
Eksorsisme adalah sakramental.
Ini adalah doa Gereja dengan Kepalanya; Yesus Kristus, hal ini ada dalam bentuk ritual yang disetujui oleh Gereja (1614/2001).
Dilakukan oleh Exorcist yaitu seorang Imam yang ditunjuk oleh Ordinaris (Uskup) wilayah.
Itu adalah iman Gereja yang universal.
Tidak untuk dilakukan oleh awam dan bahkan imam tanpa izin dari Ordinaris wilayah.