CEK FAKTA - Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa & Gempa Megathrust, BMKG Imbau Warga Tak Panik

Kajian penelitian terbaruoleh peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini lantas menjadi viral diperbincangkan, sehingga membuat panik cemas

Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNNEWS
Ilustrasi - Gempa bumi. 

Riset ilmiah terkait potensi tsunami 20 meter di Selatan Jawa mendorong para ahli untuk kembali menggencarkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat.

Salah satu mitigasi yang sering disosialisasikan yakni oleh berbagai pihak yakni skema 20-20-20.

Apa itu skema mitigasi 20-20-20 dan apakah masih relevan sebagai upaya mitigasi pada potensi tsunami 20 meter di Selatan Jawa?

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG), Rahmat Triyono mengatakan skema 20-20-20 sebagai skema mitigasi bencana gempa dan tsunami telah melalui berbagai riset dan kajian.

"Jadi saya kira ini (skema 20-20-20) masih sangat relevan untuk digunakan," kata Rahmat saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Skema ini, kata Rahmat, adalah pedoman mitigasi bencana bagi masyarakat awam, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai.

"Prinsip 20-20-20 merupakan skema mitigasi bencana gempa dan tsunami yang mudah diingat dan dipahami masyarakat," ungkap Rahmat.

Skema tersebut menjelaskan jika masyarakat merasakan guncangan selama 20 detik, maka setelah itu harus mengevakuasi diri.

Sebab, dalam 20 menit potensi tsunami akan terjadi. Selanjutnya, masyarakat diimbau lari menjauhi pantai menuju tempat yang lebih tinggi, dengan ketinggian minimal 20 meter.

"Sosialisasi dan edukasi gempa memang harus dilakukan dengan cara-cara pendekatan yang mudah dipahami seperti dengan skema tersebut. Jadi saya kira skema ini masih relevan diterapkan," jelas Rahmat.

Sebelum hasil riset para peneliti di Institut Teknologi Bandung (ITB) dipublikasikan secara resmi, tahun lalu kabar potensi tsunami 20 meter mengintai pulau Jawa telah lama tersiar dan menjadi viral.

Menanggapi kabar viral tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan dalam menghadapi potensi bencana gempa dan tsunami, masyarakat diimbau untuk tetap siaga.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (21/7/2019) lalu, Agus Wibowo yang sebelumnya menjabat sebagai Plh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB mengatakan masyarakat yang tinggal di pinggir pantai dapat menerapkan prinsip 20-20-20.

Apabila tidak ada daerah dengan ketinggian minimal 20 meter, maka dalam proses evakuasi, gedung tinggi di pinggir pantai juga dapat digunakan. Asalkan bangunan tersebut masih berdiri kokoh setelah gempa berhenti.

Agus yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pengembangan Strategi Penanggulangan Bencana BNPB, mengungkapkan ciri bangunan yang memiliki kualitas tahan gempa yang baik, yakni yang sudah diuji oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved