Kisah Perjuangan Jakob Oetama Pendiri Kompas Gramedia yang Turut Andil Membantu Koran Daerah
Keterlibatan mengelola koran daerah ini bukan karena ada niat menguasai bisnis media sampai ke daerah.
Dr (HC) Jakob Oetama lahir di desa Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ditempuh kurang lebih 30 menit dari Yogyakarta.
Menurut Herman Darmo, ketika Jakob Oetama bersedia mengurusi koran daerah itu, pimpinan lain di corporate Kompas Gramedia tidak mau.
Mengapa? Mereka berpikir, ngapain urusi koran rugi. Saat itu, koran-koran daerah memang masih rugi.
"Harian Surya, misalnya, kata Pak Jakob, walaupun rugi, tidak apa-apa, asalkan bertahan, untuk mendapat kelangsungan hidup Kompas.
Petinggi lain tidak melihat itu.
Tidak setuju itu. Sehingga hanya Pak Jakob paling rajin kunjungan ke koran-koran daerah," katanya.
Herman Darmo mengakui, bagi Tribun Network, jasa almarhum luar biasa.
Herman mengambil contoh, untuk media-media Tribun Network, saat ini punya koran 25 di berbagai daerah dan online lebih dari 50.
"Mari sejenak tengok waktu ke belakang, kurang lebih 15 tahun yang lalu."
Herman mengenang, saat itu masih bernama Indopersda atau Pers Daerah (Persda).
• Memperingati Seabad P.K. Ojong, Kompas Gramedia Bakal Gelar Rangkaian Program Istimewa
Ketika itu, performa Persda masih jelek.
"Saya sebagai Direktur Kelompok, saat datang rapat ke kantor pusat Kompas Gramedia di Palmerah, rasanya malu hati.
Sebab Persda seakan-akan menjadi bahan ejeken."
“Ini lho, yang habisi uang kita,” nadanya seperti itu sering muncul dari pimpinan Kompas Gramedia terhadap Persda.
Herman mengatakan, dalam situasi seperti itu, hanya Jakob Oetama lah yang sangat menghargai.