PT Finannantara Intiga Gelar Pelatihan Finishing dan Produk Anyam Menuju Pasar Ekspor
Terkait pemasaran, lanjutnya, dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Sanggau, terutama Dekranasda dan Disperindagkop dan UM Sanggau.
Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
Ketua Aliansi Bhinneka Tunggal Ika Nia Sjarifudin menyampaikan bahwa masih ada harapan bagi perempuan Indonesia ditengah pandemi.
"Dibalik kondisi yang serba tidak pasti kami melihat habitus-habitus Pancasila masih sangat kuat dan mencerahkan. Tanpa instruksi, muncul empati dan gotong-royong di tengah masyarakat, baik itu saling membantu secara ekonomi, maupun saling mendukung untuk menjaga satu sama lain dengan mengikuti protokol kesehatan," katanya.
"Di sini banyak juga perempuan berperan sebagai inisiator, Itu sebuah modal sosial yang baik dalam menghadapi pandemi ini,” tambahnya.
Sesi dialog ini adalah bagian dari Project Kalimantan Rattan, kerja sama APP Sinar Mas dengan Yayasan Doktor Sjahrir dan Vintocraft.
Kalimantan Rattan secara khusus berfokus pada pemberdayaan perempuan dengan mengasah keterampilan anyaman rotan, yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian keluarga mereka.
Program yang telah berlangsung sejak tahun 2019 ini diterapkan di dua desa, yakni Desa Mengkiang di Kalimantan Barat dan Desa Miau Baru di Kalimantan Timur.
Hampir 40 ibu rumah tangga di bawah usia 45 tahun telah mengikuti rangkaian pelatihan yang bertujuan untuk membuat produk setempat yang berkualitas untuk dijual ke pasar luar negeri.
Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba menambahkan bahwa salah satu hal penting yang dapat dilakukan oleh perempuan dalam masa pandemi adalah membangun ketangguhan keluarga.
Peluang, lanjutnya selalu ada, dan komitmen kami adalah mengajak para perempuan untuk memanfaatkan peluang walaupun dalam kondisi yang serba tidak menentu.
"Kami berharap kerja sama ini dapat membuat perempuan Kalimantan semakin terampil, dan juga memperhatikan praktik bisnis yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bernilai tinggi,” tuturnya.
Pembina Yayasan Doktor Sjahrir yang juga antropolog dan pemerhati masalah perempuan,Kartini Sjahrir menambahkan bahwa ibu sering berperan sebagai garda terdepan dan panutan dalam keluarga.
Di masa pandemi ini, peran mereka pun semakin besar untuk menguatkan keluarga, baik itu dalam hal melindungi anggota keluarga maupun menopang perekonomian.
"Maka kami memberikan dukungan penuh supaya komunitas-komunitas perempuan ini semakin terlatih dan mampu mengembangkan diri,” jelasnya.
Pemilik bisnis kerajinan tangan Vintocraft, Vinto B Effendi menyampaikan bahwa peserta pelatihan anyaman rotan ini sebelumnya sudah memiliki sedikit keterampilan dalam menganyam, dan sudah terbiasa dengan penggunaan rotan di kehidupan sehari-hari.
Sehingga potensinya cukup besar untuk dikembangkan, Dari Desa Kambong dan Mengkiang, Kalimantan Barat saja, sejak akhir 2019 sudah ada 600 hasil karya yang dapat diolah dan dipercantik.