KHAZANAH ISLAM
DOA Buka Puasa Senin Kamis & Keistimewaan Puasa Senin Kamis, Lengkap Waktu Buka Puasa Senin Hari Ini
Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, puasa-puasa sunah yang disepakati para ulama antara lain puasa hari Senin dan Kamis.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Puasa Senin-Kamis hukumnya adalah sunah.
Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menggolongkan puasa Senin Kamis dalam puasa sunah yang disepakati para ulama.
Menurut Syaikh Wahbah Az-Zuhaili, puasa-puasa sunah yang disepakati para ulama antara lain puasa hari Senin dan Kamis.
Dari Aisyah Radhiyallahu Anhu:
"Adalah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam memperbanyak puasa pada hari Senin & Kamis." (HR. Al-Tirmidzi, Al-Nasi dan Ibnu Majah. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani)
Puasa Senin-Kamis merupakan ibadah yang Nabi Muhammad SAW anjurkan untuk dilaksanakan.
Beliau lantas rutin mengamalkan ibadah tersebut.
"Dari Abi Hurairoh r.a, dari Rasulullah SAW bersabda: Seluruh amal disetor pada hari Senin dan Kamis, maka aku lebih menyukai saat setor amal tersebut dalam keadaan berpuasa." (HR. Turmudzi)
• BACAAN Doa Buka Puasa Senin Kamis Bahasa Arab dan Latin, Jadwal Buka Puasa Senin 12 Muharram 1442 H
Doa Buka puasa
Doa buka puasa Senin Kamis, dibaca menjelang berbuka puasa atau saat waktu berbuka sudah tiba, ditandai azan Maghrib.
Untuk hari ini, Senin 12 Muharram 1442 Hijriyah jadwal berbuka puasa dapat dilihat pada LINK INI>>>>>>
Doa buka puasa Senin Kamis sama dengan doa berbuka puasa lainnya.
Ada dua versi doa yang sering kita dengar.
Pertama seperti di bawah ini:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
"Allaahummalakasumtu wabika amantu wa'aa rizkika aftortu birohmatika yaa arhamarra himiin"
Artinya :
"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih"
Selanjutnya ada juga yang menggunakan doa berikut:
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'
"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."
Ustadz Abdul Somad tentang puasa Senin Kamis
Ustadz Abdul Somad mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah ditanya sahabat mengapa dirinya puasa Senin Kamis.
"Tiga jawabannya. Hari Senin aku lahir, hari Senin aku dibangkitkan dan hari Senin wahyu diturunkan," kata Ustadz Somad menyampaikan hadits tersebut.
Lalu Nabi SAW ditanya mengapa puasa di Hari Kamis?
"Rasulullah SAW kemudian menjawab, pada hari Kamis, amal umat manusia selama sepekan diangkat pada hari Kamis. Aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa," terang Ustadz Somad.
Ustadz Somad menceritakan, dirinya pernah bertemu seorang jamaah dan diberikan brosur isinya menjual suplemen.
"Kata dia, suplemen ini bagus untuk tambahan. Dalam brosur itu juga disebutkan ada terapi yang sudah dikembangkan di barat, racun-racun dalam tubuh kita, bisa mati dengan dimakan badan itu sendiri," kata UAS.
"Nama teorinya, fasting therapy alias tidak makan berat. Selama delapan hari dalam sebulan," lanjut Ustadz Somad.
Begitu dia bilang ada terapi delapan hari dalam sebulan tak makan berat, Ustadz Somad langsung ingat Nabi Muhammad SAW.
"Allahu Akbar, Nabi kita sudah mengajarkan itu 14 abad yang lalu. Jangan makan berat selama delapan hari. Senin, Kamis. Senin, Kamis. Dan yang lebih hebat lagi dalam satu bulan tidak makan berat sama sekali," jelasnya.
Keistimewaan Orang Puasa
Ustadz Adi Hidayat dalam satu ceramahnya mengungkapkan, orang yang biasa berpuasa punya dua keistimewaan.
Pertama, orang puasa sering meningkatkan amal soleh.
"Anda misalnya sedang puasa. Pasti amal soleh anda meningkat," kata Ustadz Adi Hidayat.
Biasa hanya melaksanakan solat fardhu, lalu saat puasa ditambah dengan solat sunnah.
"Kalau nggak solat sunnah bisa gelisah. Tiba-tiba rajin baca Quran. Tiba-tiba pengen infak. Tiba-tiba meningkat amal soleh, amal soleh," kata Ustadz Adi Hidayat.
Kedua, orang puasa itu umumnya punya kesanggupan dan kekuatan untuk menahan maksiat.
"Nggak ada orang puasa maksiat. Karena minimal takut batal puasanya," kata Ustadz Adi Hidayat.
"Silakan cek, apa ada orang puasa mencuri? Tidak. Apa ada orang puasa mau dusta? Tidak," lanjut UAH.
Bahkan saat seorang yang puasa sedang sendirian, punya potensi untuk menyimpang, dia tahan.
"Karena khawatir minimal takut batal puasanya," ungkap Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menceritakan, suatu waktu, buka puasa sesuai jadwal jam enam sore.
Jam enam kurang seperempat ada orang diprovokasi.
"Orang puasa diprovokasi orang lain. Dimarahin, dicela, dihina, habis satu buku. Apakah marah? Tidak. Apakah membalas? Tidak.
Temannya heran lalu bertanya, kamu nggak biasanya begini. Kenapa nggak dibalas?
"Entar habis Maghrib. Tapi habis Maghrib tidak dibalas, lupa, dah selesai. Dari pada pahala saya hilang," cerita UAH.
Puasa Senin Kamis merupakan ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Ustadz Abdul Somad mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah ditanya sahabat mengapa dirinya puasa Senin Kamis.
"Tiga jawabannya. Hari Senin aku lahir, hari Senin aku dibangkitkan dan hari Senin wahyu diturunkan," kata Ustadz Somad menyampaikan hadits tersebut.
Lalu Nabi SAW ditanya mengapa puasa di Hari Kamis?
"Rasulullah SAW kemudian menjawab, pada hari Kamis, amal umat manusia selama sepekan diangkat pada hari Kamis. Aku suka amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa," terang Ustadz Somad.
Ustadz Somad menceritakan, dirinya pernah bertemu seorang jamaah dan diberikan brosur isinya menjual suplemen.
"Kata dia, suplemen ini bagus untuk tambahan. Dalam brosur itu juga disebutkan ada terapi yang sudah dikembangkan di barat, racun-racun dalam tubuh kita, bisa mati dengan dimakan badan itu sendiri," kata UAS.
"Nama teorinya, fasting therapy alias tidak makan berat. Selama delapan hari dalam sebulan," lanjut Ustadz Somad.
Begitu dia bilang ada terapi delapan hari dalam sebulan tak makan berat, Ustadz Somad langsung ingat Nabi Muhammad SAW.
"Allahu Akbar, Nabi kita sudah mengajarkan itu 14 abad yang lalu. Jangan makan berat selama delapan hari. Senin, Kamis. Senin, Kamis. Dan yang lebih hebat lagi dalam satu bulan tidak makan berat sama sekali," jelasnya.(*)