HUKUM Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua dan Hukum Puasa Tasua Lanjut Asyura di Bulan Muharram

Banyak keutamaan yang didapatkan dari melaksanakan dua hari di Bulan Muharram ini.

Penulis: Madrosid | Editor: Madrosid
freepik.com
Hukum Puasa Tasua dan Puasa Asyura. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bulan Muharram ini umat Islam punya kesempatan untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah Puasa Tasu'a tanggal 9 Muharram dan Puasa Asyura 10 Muharram.

Puasa sunnah ini dilaksanakan bersambung antara Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram 1442 H.

Banyak keutamaan yang didapatkan dari melaksanakan dua hari di Bulan Muharram ini.

Selain memang pahala ketuamaan puasa di bulan Muharram ini berada di bawah puasa Bulan Ramadan.

Menurut Imam as-Syafii, ada hadis lain yang menjelaskan keutamaan puasa di bulan Muharram, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari jalur Abu Hurairah, yaitu:

Keutamaan Puasa Sunah Pada 9 dan 10 Muharram

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
“Puasa terbaik setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.”

Pada tahun 2020 Puasa Tasu'a jatuh pada tanggal Jumat 28 Agustus dan Puasa Asyura pada tanggal Sabtu 29 Agustus 2020 pada kalender masehi.

Bagaimana hukumnya jika kita hanya melakukan puasa Asyura saja? Bolehkah demikian?

Hukum Hanya Puasa Asyura

Beberapa keterangan diantarnya diambil nash sharih (ketentuan secara jelas) ada yang menyebutkan ketentuan untuk melakukan puasa dua hari, baik Asyura dengan hari sebelumnya puasa Tasua'a atau setelahnya.

Karena tidak ada ketetapan yang jelas tersebut para ulama berbeda pendapat.

Imam an-Nawawi dalam Syarh Sahih Muslim menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat terkait hal ini.

Imam as-Syafii dan para pengikutnya menjelaskan bahwa pernyataan Nabi ingin menambah hari puasa Muharram adalah upaya menyempurnakan kebaikan puasa di bulan Muharram, walaupun ada kesan ingin berbeda dengan kaum Yahudi.

Dari pendapat Imam as-Syafii tersebut bisa disimpulkan bahwa menambah puasa di tanggal kesembilan Muharram sebagaimana yang ingin dilakukan Rasul adalah kesunnahan bukan kewajiban dan keharusan.

Sedagkan pendapat ulama ada yang menyebutkan bahwa puasa yang diinginkan Rasul adalah untuk tidak menyerupai kaum Yahudi.

Hal ini juga didasarkan pada hadis kedua riwayat Imam Ahmad yang telah disebutkan.

صوموا يوم عاشوراء وخالفوا اليهود وصوموا قبله يوما وبعده يوما

“Berpuasalah di hari Asyura, dan jangan menyamai kaum Yahudi, berpuasalah kalian satu hari sebelumnya atau satu hari setelahnya.”

Sayangnya, hadis ini adalah hadis daif, bahkan disebutkan sebagai hadis yang mungkar oleh Imam as-Syaukani, sebagaimana disebutkan oleh al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, Syarh Sunan at-Tirmidzi.

Menurut al-Mubarakfuri, Nabi tidak selamanya berbeda dengan ahlul kitab (Yahudi), dalam beberapa hal, nabi melakukan hal yang dilakukan oleh ahli kitab, atau terkadang sebaliknya.

Pendapat lainnya lagi yang mengatakan bahwa hadis pertama di atas adalah keinginan Rasul untuk memindah puasa Asyura dari tanggal 10 ke tanggal 9.

Ada juga yang berpendapat bahwa Rasul ingin melakukan puasa di dua hari tersebut. Nah, untuk berhati-hati (ihtiyath), maka para ulama melaksanakan puasa di dua hari tersebut.

Berikut bacaan niat puasa Tasu'a dan puasa Asyura di bulan Muharram, seperti yang dikutip Tribunnews.com dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslim karya Ust.M. Syukron:

Bacaan niat puasa Tasu'a

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ التَا سُوعَاء لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an ada'i sunnatit taasuu'aa sunnatan lillahi ta'ala

Artinya: saya niat puasa Tasu'a, sunnah karena Allah Ta’ala

Bacaan niat puasa Asyura

نَوَيْتُ صَوْمَ فِيْ يَوْمِ عَاشُوْرَاء سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shouma fii yaumi aasyuuroo’ sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: saya niat puasa Asyura, sunnah karena Allah Ta’ala

Keutamaan berpuasa di bulan Muharram:

Dikutip dari Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslim, ada sejumlah nilai penting yang diajarkan Rasulullah sehingga kita dianjurkan berpuasa pada 9 dan 10 Muharram.

Berikut keutamaan puasa di bulan Muharram:

1. Menebus Dosa Setahun Silam

Sebagai umat manusia, tentunya kita tidak bisa luput dari dosa dan kesalahan.

Menjalankan puasa Asyura di tanggal 10 Muharram dapat menebus dosa yang telah dilakukan setahun sebelumnya.

Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Abi Qatadah, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ditanya tentang puasa Asyura kemudian beliau menjawab, "menebus dosa tahun yang lalu." (HR.Muslim)

2. Mengikuti Ajaran Rasul

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan supaya orang-orang berpuasa." (HR.Muslim).

Abu Hurairah ra. pun berkata:

"Saya mendengar Rasulullah bersabda: 'Hari ini adalah Hari Asyura, dan kamu tidak diwajibkan berpuasa padanya. Dan saya sekarang berpuasa, maka siapa yang suka, berpuasalah. Dan siapa yang tidak suka, berbukalah!'"

3. Keutamaannya di Bawah Puasa Ramadhan

Ada sebuah hadis yang diungkapkan oleh Abu Hurairah, bahwa puasa pada bulan Muharram keutamaannya tepat di bawah puasa Ramadhan.

Melihat posisi puasa di bulan Muharram berada tepat di bawah puasa Ramadhan, maka menunjukkan puasa sunah ini memiliki keutamaan luar biasa.

4. Hari Puasa Umat Nabi Musa

Seperti diungkapkan Ibnu Abbas, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.

Maka Nabi bertanya, "ada apa ini?"

Mereka lantas menjawab, "hari baik, saat Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka, hingga membuat Musa berpuasa karenanya."

Maka Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Saya lebih hormat terhadap Musa dari kamu." Lalu beliau berpuasa pada hari itu dan menyuruh orang agar berpuasa." (HR. Bukhari Muslim).

Puasa Asyura berhubungan erat dengan Nabi sebelum Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, yaitu Musa dan kaumnya.

Oleh karena itu, beliau memuliakan hari itu dengan berpuasa.

5. Mewujudkan Impian Rasulullah

Ada sebuah obsesi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang belum terlaksana, lantaran ajal lebih dulu menjemputnya.

Obsesi itu adalah puasa Tasu'a pada 9 Muharram.

Hal itu seperti yang diceritakan Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Kalau saya lanjut umur sampai tahun yang akan datang, niscaya saya akan berpuasa Tasu'a (tanggal 9 Muharram). (HR.Muslim).

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved