WVI Gandeng Forum Anak Kalbar Sukseskan Survei Suara Anak pada Masa Pandemi Covid-19

Selain itu, hampir dua per tiga anak mengaku masih mengalami kekerasan verbal dari orangtua

Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Wahana Visi Indonesia (WVI) mengajak forum anak di Kalimantan Barat menyimak pemaparan hasil Kajian Cepat dan Survei Suara Anak pada Masa Pandemi Covid-19 secara Virtual, Rabu (26/8/2020). -- 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wahana Visi Indonesia (WVI) mengajak forum anak di Kalimantan Barat
menyimak pemaparan hasil Kajian Cepat dan Survei Suara Anak pada Masa Pandemi Covid-19 secara Virtual, Rabu (26/8/2020).

Forum anak mewakili anak-anak yang sebelumnya diwawancarai dalam survei dilibatkan untuk memberi masukan terkait program-program yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak selama pandemi Covid-19.

Sebelumnya, pada Mei 2020, WVI telah melakukan kajian cepat kebutuhan masyarakat termasuk anak-anak dalam masa Pandemi Covid-19 di wilayah dampingan yang meliputi 29 Area Program kepada 900 rumah tangga, 943 anak remaja.

Survei yang dilakukan merupakan bagian dari monitoring program/kegiatan dan
hasilnya menjadi masukan bagi organisasi untuk memikirkan pendekatan yang tepat dalam pemenuhan hak anak selama Pandemi Covid-19.

Peringati Hari Anak Nasional, Muda Mahendrawan Lantik Forum Anak Kubu Raya 2020/2021

Dalam kaji cepat, didapat fakta hanya 68% anak yang mempunyai akses terhadap program belajar dari rumah dan selebihnya kesulitan mendapatkan akses karena diliburkan, kurangnya arahan maupun minimnya fasilitas.

Dari sisi ekonomi, lebih dari 50% rumah tangga tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan bergizi
seimbang karena menurunnya pendapatan keluarga.

Selain itu, hampir dua per tiga anak mengaku masih mengalami kekerasan verbal dari orangtua walaupun hasil survei kepada orang tua menunjukkan hal kontradiktif.

Anak-anak juga rentan mengalami kekerasan yang terjadi dalam jaringan (daring) seperti
perundungan dan pornografi. Dampak lain, anak juga rentan dieksploitasi, dan terjadi perkawinan anakdalam masa pandemi.

Begini Cara Forum Anak Daerah Kabupaten Sekadau Peringati HAN

Di dalam forum, perwakilan Forum Anak Kabupaten Melawi (FAME), Ateya (16 tahun), mengungkapkan, masih banyak hal yang meresahkan anak-anak karena belum banyak pihak yang melakukan protokol kesehatan mulai dari mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak dan menggunakan masker.

“Masih banyak yang kumpul-kumpul dan tidak melakukan protokol kesehatan.

Selain itu, kami juga membutuhkan pendampingan agar dapat belajar secara mandiri dengan baik,” kata Ateya.

Perwakilan Forum Anak Kubu Raya, Sherly (16), menyampaikan anak-anak membutuhkan adanya
pelatihan wirausaha untuk anak-anak. Selain itu juga bagaimana memanfaatkan gawai dengan baik.

“Selama ini banyak dari teman-teman yang menggunakan gadget malah untuk hal yang neatif. Karena itu kami membutuhkan panduan untuk menggunakan gadget dengan baik,” ujar Sherly.

Dian (15) dari Forum Anak Bengkayang menyoroti anak-anak di Bengkayang yang banyak harus bekerja untuk membantu orangtuanya, sehingga banyak yang tidak bisa belajar dengan baik.

“Kami membutuhkan wifi, kemudian sarana belajar seperti buku-buku dan lembar kerja siswa (LKS),” tuturnya.

Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Provinsi Kalimantan Barat, Tumbur Manalu menyampaikan, keprihatiannya dengan hasil survei cepat WVI, terutama bahwa ada 70,6% orangtua memberikan hukuman fisik atau membentak sebagai bentuk displin.

Tentunya hal ini menggambarkan bahwa orangtua menjadi pelaku tindak kekerasan pada anak, padahal seharusnya orangtua punya kewajiban untuk melindungi anak dari tindakan kekerasan serta juga menunjukkan rumah menjadi tempat yang tidak aman bagi anak.

Padahal program perlindungan anak berbasis masyarakat menuntut peran keluarga menjadi lingkungan yang aman bagi anak.

Ia mengucapkan terima kasih pada WVI yang telah memetakan tindakan kekerasan yang terjadi pada anak khususnya pada saat anak belajar di rumah.

IKIP PGRI Pontianak Raih Peringkat 5 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik se-Kalimantan Tahun 2020

"Tentunya hasil ini sangat penting dalam kita membangun program yang strategis dalam program perlindungan anak. Mari kita bersama bergandengan tangan untuk mendukung dan  mewujudkan Kalimantan Barat dan Indonesia Yang Ramah Anak,” kata Tumbur.

Ia mengatakan memfasilitasi dan mendukung anak untuk hidup utuh, masih terus menjadi perjuangan semua pihak baik pemerintah, Lembaga masyarakat LSM, orang tua bahkan anak-anak sendiri.

"Setiap kita harus berkontribusi dan bertanggung jawab untuk memberikan yang terbaik bagi anak," ucapnya.

Pada masa pandemic COVID-19 ini, dengan segala tantangannya, kita harus mampu beradaptasi. Berikan yang terbaik untuk anak, akhiri kekerasan. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved